Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Indonesia Ikut Gabung Dalam RCEP Blok Dagang Terbesar Dunia

Indonesia Ikut Gabung Dalam RCEP Blok Dagang Terbesar Dunia

by Didimax Team

Ada sebanyak 10 negara dari anggota ASEAN dan juga lima negara non ASEAN, yakni Selandia Baru, Jepang, Australia, China dan Korea Selatan sudah resmi sepakat dengan perjanjian perdagangan adanya RCEP atau Regional Comprehensive Economic Partnership di bulan November 2020 lalu.

Jerry Sambuaga selaku Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia pun menjelaskan bahwa ikut sertanya Indonesia bergabung dalam perjanjian tersebut dan juga dipastikan akan menyambut berpartisipasi sebagai salah satu dari negara ASEAN dalam blok perdagangan tersebut. 

‘’RCEP ini merupakan suatu kesepakatan yang begitu signifikan, yang mana merupakan blok dagang terbesar di dunia setelah WTO, Indonesia pun termasuk salah satu di dalamnya,’’ ungkap Jerry, dalam acara Sosialisasi Hasil dari Perundingan Perdagangan Internasional: RCEP yang telah digelar secara online pada hari Selasa, 5 Oktober 2021 lalu.

‘’Hal ini pun menunjukkan bahwa kawasan Asia Tenggara di mana ASEAN ini sebagai organisasi regional itulah dapat memainkan peran yang sangat penting, Indonesia pun ada di dalamnya,’’ tambah Jerry.

 

Indonesia Mampu Cetak Rekor Surplus Dalam Neraca Perdagangan

Dalam pemaparannya, Jerry juga menjelaskan bahwa potensi kumulatif dari RCEP ini mencakup 27,4 persen dari perdagangan dunia, 29,6 persennya populasi dunia, 30,2 persen dari GDP dunia, serta 29,8 persen FDI dunia. 

‘’Dapat dibayangkan hampir sekitar 30 persen dari populasi RCEP ini termasuk dalam bagian yang ikut serta membuat sukses perdagangan dunia. Oleh sebab itulah, momentum ini jadi peran yang begitu strategis yang dapat dilakukan oleh Indonesia sebagai salah satu negara yang leading di ASEAN,’’ jelasnya lagi.

Menurut Jerry, angka populasi RCEP ini tidak mesti harus dikapitalisasi. Selain itu pun, Jerry juga menjelaskan bahwa adanya post – tariff yang telah masuk ke negara – negara RCEP sudah resmi ditiadakan.

Pada kesempatan tersebut, Jerry pun sudah mengumumkan bahwa data dari BPS menunjukkan per bulan Agustus 2021 lalu, Indonesia sudah mampu mencapai neraca perdagangan yang surplus dengan nilai sebesar 19,18 miliar US dollar.

‘’Hasil ini pun sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo yang sudah memberikan amanat kepada kami supaya dapat mencapai angka surplus dan berhasil dicapai. Dan ini pun merupakan rekor dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, sejak 2011 lalu. Saat kita tengah surplus, maka artinya ekspor kita jauh lebih besar dibandingkan impor.’’ jelas Jerry.

Ia pun memaparkan bahwa meskipun sudah mencapai surplus, ia masih berharap bahwa adanya pencapaian tersebut tidak bisa membuat Indonesia lengah sedikit pun dan mesti tetap bekerja keras guna mempertahankan kesuksesan kegiatan ekspor tersebut. 

Mengenal Apa Itu Perjanjian Dagang RCEP 

Kesepakatan dagang tersebut sudah mencakup sebanyak 2,1 miliar orang, dengan anggotanya menyumbang sebanyak 30 persen dari produk domestik bruto dunia. tujuannya pun guna membuka perdagangan jasa, menurunkan tarif, serta ajang promosi investasi guna membantu negara berkembang agar bisa mengejar ketertinggalannya.

Secara khususnya, RCEP ini diharapkan mampu untuk membantu mengurangi beban biaya dan waktu kepada perusahaan yang sedang melakukan kegiatan ekspor produk ke mana saja di dalam blok tersebut, tanpa harus memenuhi sejumlah syarat yang terpisah.

Perjanjian RCEP ini pun bisa menyentuh kekayaan intelektual, namun tidak dapat mencakup perlindungan lingkungan dan juga hal dari tenaga kerja. Adapun negara yang sudah tergabung di dalam perjanjian RCEP ini tengah berjuang guna menyetujui beberapa dari ketentuan mengenai perdagangan digital.

Dalam perjanjian dagang RCEP ini sangat penting dikarenakan sudah menetapkan aturan perdagangan yang baru di sekitar kawasan tersebut, serta bisa pula mendukung China namun tidak termasuk Amerika Serikat.

Sejumlah pengamat juga menjelaskan bahwa RCEP ini bisa memperkuar ambisi geopolitik dari China yang jadi lebih luas di kawasan tersebut, yang mana mereka pun tengah menghadapi persaingan dengan Amerika Serikat sejak Presiden Trump resmi menarik diri dari fakta perdagangannya. 

Kesepatan tersebut, yang dikenal dengan Kemitraan Trans Pasifik berada di jalur yang tepat guna menjadi fakta perdagangan terbesar yang ada di dunia, sampai Amerika Serikat pun resmi membatalkannya.

Namun, para pengamat menjelaskan bahwa RCEP ini tidak seluas seperti Kemitraan Trans Pasifik.