Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Keadaan Ekonomi Euro Zone 19 Negara Sedang Mengkerut!

Keadaan Ekonomi Euro Zone 19 Negara Sedang Mengkerut!

by Didimax Team

Negara yang tergabung dalam wilayah Euro kini sedang khawatir akibatnya perekonomian negara – negara  tersebut sedang menurun. Euro zone merupakan wilayah euro yang terdiri dari beberapa Negara dengan kesepakatan EUR sebagai mata uang sebagai alat jual beli yang sah. Sistem perekonomian digawangi oleh ECB (Euro Central Bank).

ECB mengatur serta memiliki responbility atas segala tindakan kebijakan. Di mana semuanya diberlakukan hanya untuk wilayah zona Euro saja. Negara apa saja yng tergabung dalam wilayah Euro ini? Yaitu Negara Spanyol, Slovenia, Belgia, Estonia, Latvia, Finlandia, Prancis, Italia, Jerman, Siprus, Irlandia, Belanda, Portugal, Austria, Luksemburg, Malta, Slowakia,

Dilihat dari CNBC (2/2/21) perkiraan pertumbuhan produk domestic bruto atau PDB mengalami terjun bebas sebesar 6,8 persen pada tahun 2020 lalu oleh kantor statistic kawasan Uni Eropa. Kejadian tersebut tentunya menyisakan banyak catatan buruk yang perlu diperbaiki. Karena keadaan tersebut tidak layak untuk didiamkan terlalu lama. 

Sebelumnya kawasan Euro mengalami pertumbuhan tinggi yaitu sekitar 12,4 persen pada kuartal ke III. Pada saat itu tingkat penularan corona virus masih terbilang kecil, sehingga pemerintah tetap melonggarkan aktivitas masyarakatnya tanpa pembatasan sosial. Pemerintah dalam hal tersebut dianggap kurang waspada terhadap virus corona yang kini di seluruh Negara. 

 

Penyebab Perekonomian Terkontraksi

Akibat dari kelalaian pemerintah setempat, alhasil kini warga yang terinfeksi semakin banyak setiap bulannya. Sehingga tidak kunjung reda pandemic covid-19 tersebut. sampai pada penghujung tahun masih diberlakukan lockdown total, itu juga menyebabkan penekanan angka ekonomi. Karena pekerja tidak setiap hari menciptakan barang untuk dijual kembali. 

Selain itu akibat dari pandemic, seluruh Negara lesu mengenai daya konsumtifnya. Sehingga membuat banyak ritel tutup, pabrik bangkrut dan masih banyak lainnya. hal tersebut turut menyumbang merosotnya perekonomian Euro zone saat ini. Penurunan drastis, hampir setengah dari angka kenaikan pada kuartal ke III tahun 2020 yang lalu.

Pada bank data waktu minggu lalu menunjukkan kenaikan tipis oleh beberapa Negara termasuk dalam zona Euro. Prancis mengalami kemerosotan 1,3 persen, Jerman tumbuh 0,3 persen, sedangkan Negara Spanyol naik 0,4 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa Negara yang berada di wilayah Euro telah memulai adaptasi dan terlihat hasilnya walaupun tipis. 

Tapi yang masih mengkhawatirkan adalah lambatnya distribusi bahan produksi. Lambatnya pendistribusian juga disebabkan karena tenaga produksi banyak yang telah dirumahkan, atau tidak bisa memenuhi target seperti saat masih dalam keadaan normal. Sehingga membuat banyak pengiriman terkendala, sembari menunggu pandemic akan mereda. 

Dalam waktu dekat ini memang akan diberlakukannya penyuntikan vaksin di berbagai Negara, demi mengurangi tertularnya virus tersebut. karena kegiatan itulah perekonomian dunia termasuk juga ekonomi Euro zone bernafas lega. Setidaknya masih ada harapan untuk memajukan perekonomiannya kembali seperti sedia kala sehingga Negara makmur. 

Keadaan Ekonomi Rekan Bisnis Euro Zone

Euro zone banyak memproduksi bahan tekstil, bahan makanan dan masih banyak lainnya. salah satu konsumen yang juga menjadi pelanggan dari Negara – Negara yang berada pada zona Euro seperti Jepang sedang memberlakukan perpanjangan kewaspadaan hingga 7 Maret 2021. Hal tersebut menyebabkan tambah berkurangnya minat beli bagi Negara – Negara tersebut. 

Indonesia juga kini sedang memberlakukan PPKM atau kata lainnya dari pembatasan sosial hingga 8 Februari 2021. Jika keadaan makin memburuk apalagi vaksin belum juga sampai pada semua masyarakat maka bisa jadi pembatasan sosial skala besar diperpanjang hingga waktu tertentu. Keadaan tersebut membuat perekonomian banyak Negara tersendat. 

Pelaku bisnis makanan seperti restaurant dibatasi seperti di Jepang pada rumah makan diberi batas buka hingga pukul 8 malam. Tidak hanya rumah makan saja berbagai industri dan pelaku jual beli bahan pokok juga demikian. Pengurangan jam kerja menyebabkan sedikitnya jalan produksi, semakin memperlambat pendapatan Negara serta perputaran uang. 

Selain itu dijaga ketat warga asing yang masuk tanpa adanya kepentingan mendadak dan sangat penting. Keadaan seperti itu wajar diberlakukan pada suatu Negara demi mencegah virus jenis baru muncul. Jatuhnya perekonomian secara masal tidak hanya di kawasan Euro saja namun juga di Benua Asia dan Australia juga hampir sama nasibnya dan perlu penanganan khusus. 

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama