Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Kekhawatiran Pasar Lonjakan Covid China terhadap Harga Emas

Kekhawatiran Pasar Lonjakan Covid China terhadap Harga Emas

by Didimax Team

Kondisi dari logam mulia sedang berada pada nilai berhasil keluar dari nilai terendah mereka. Bergerak menuju nilai yang lebih tinggi, memberikan sisi positif didapatkan terhadap harga dari emas tersebut.

Untuk harga emas sendiri terpantau berada pada pergerakan nilai stabil pada masa sekarang. Seiring dengan melemahnya nilai mata uang dolar serta imbal hasil surat utang milik Pemerintah Amerika Serikat diimbangi kenaikan pasar saham.

Kondisi tersebut juga terjadi akibat dari kekhawatiran terjadi pada pasar perdagangan. Dengan investor mulai merasa kehawatir dengan kondisi kenaikan kasus Covid-19 terjadi di China.

 

 

Kondisi Covid-19 China Berpengaruh terhadap Nilai Emas

Keadaan tersebut pastinya membuat sentiment pasar menjadi semakin tinggi terhadap perdagangan. Pelaku pasar masih menunggu untuk kebijakan moneter yang nantinya segera diberikan oleh pihak Federal Reserve.

Untuk harga emas Treasury pada haru Rabu tanggal 23 November 2022 kemarin berada pada level Rp907.399. pergerakan dari nilai untuk logam mulia tersebut berada pada kisaran rentang nilai Rp906 hingga Rp907 ribu per gram.

Kemudian untuk titik terendah bisa menyentuh hingga nilai Rp905.323 ketika terjadi. Untuk perkiraan nilai dalam pasar dunia sendiri juga sedang menjadi sorotan dengan pasar spot juga logam mulia berjangka AS.

Nilainya sedang mengalami kenaikan pada Spot juga logam mulia tersebut. Diperkirakan untuk kenaikan masing-masing 0,1 % menjadi US $ 1.740,29 per ounce juga US $ 1.740,9 per ounce.

Pendapat diberikan oleh Ahli Strategi Pasar Senior RJO Future, Daniel Pavilons mengatakan jika emas berhasil keluar dari nilai terendah. Mereka telah bergerak menuju ritme lebih tinggi saat ini dengan korelasi suku bunga.

Pada wilayah kota-kota besar di China sedang memperketat pembatasan beraktivitas dengan melakukan lockdown. Hal tersebut diakibatkan oleh melonjaknya kasus terinveksi Covid-19.

Untuk kebijakan dari lockdown tersebut juga mempengaruhi harga dari logam mulai saat ini. Karena untuk negeri panda ini, juga menjadi salah satu konsumen untuk logam mulia terbesar sehingga memberikan perubahan.

Pada sisi lain dalam saham global sedang mengalami kenaikan dengan indeks utama Wall Street mulai menguat. Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap 6 mata uang utama lainnya sedang melemah.

Pelemahan dari dolar Amerika Serikat tersebut berada hingga 0,57 % menjadi 107.223. kemudian berdasarkan imbal hasil surat utama pemerintah AS juga ikut mengalami penurunan sejalan dengan nilai dolar.

Selera risiko yang mungkin juga bisa mengalami pemulihan sanggup untuk menahan rebound dollar AS dalam beberapa hari ke depan. Para investor mulai menanti untuk risalah diberikan Fed agar segera dirilis hari ini.

Pada emas sendiri dikatakan oleh analis senior OANDA, Edwar Moya mendapatkan sedikit dorongan dengan sikap melemah dolar AS. namun efek didapatkan ini, kemungkinan akan dapat memudar dengan cepat.

Kasus dari Covid-19 yang meningkat pesat di China sendiri menjadi sebuah perhatian khusus. Dilaporkan dari Beijing sebagai kota terbesar di negeri Panda sekarang tengah menyerupai kota hantu akibat dari lockdown.

Kondisi ini, telah menggambarkan jika ekonomi China sebanyak 20% sedang terdampak pembatasan aktivitas. Sehingga keadaan emas memberatkan agar mendapatkan kenaikan kembali di masa mendatang.

Pasar Sedang Menanti Risalah Hasil Rapat The Fed

Selain kondisi lockdown di China sedang gempar serta menjadi pembicaraan hangat saat ini. Pasar juga sedang menunggu untuk risalah dari hasil rapat dilakukan oleh Bank Sentral AS dalam kemajuan mendatang.

Kemungkinan untuk risalah tersebut akan menjadi sebuah petunjuk baru didapatkan mengenai kebijakan moneter. The Fed pastinya bisa menjadi salah satu petunjuk paling akurat dalam pertimbangan prospek ke depan.

Maka dari itu, untuk analis terhadap reli juga sudah hampir 11% dalam 3 minggu. Untuk harga dari logam mulai mengalami kenaikan diprediksi pada nilai US $ 1.800 sebagai posisi baik mungkin terjadi.

Dalam nilai logam mulia tersebut, diperkirakan akan mengalami konsolidasi yang sengit nantinya. Sehingga untuk survei terhadap nilai mingguan juga berada pada kondisi baik sehingga memunculkan sisi positif.

Perkiraan untuk harga logam mulia kembali mengalami kenaikan pada minggu ini 35% bearish juga 25% netral. Kemudian responden juga memperkirakan kenaikan tersebut sebagai sentiment positif dari pasar.