Pada perdagangan forex sesi Eropa, hari Senin 6 Maret 2023, pair USDJPY bergerak rebound dari tekanan signifikan di awal sesi. Pair sempat tertekan cukup kuat secara teknikal.
Mendekati posisi support kuat hariannya, sebelum akhirnya berbalik arah memasuki area resisten. Yen Jepang bahkan sempat naik mendaki ke posisi tertinggi sepekan lebih awal sesi.
Melanjutkan trend akhir minggu lalu oleh penurunan imbal hasil obligasi Amerika Serikat. Investor berhati-hati menunggu kesaksian Jerome Powell, Ketua Federal Reserve di Kongres Amerika Serikat.
Pada hari Selasa dan juga hari Rabu untuk panduan lebih lanjut terkait rencana pengetatan kebijakan. Sedangkan yen Jepang tetap turun lebih dari 6% dari tertinggi pada bulan Januari.
Kekuatan Yen Jepang Terpangkas
Penurunan Yen Jepang itu disebabkan karena calon Gubernur Bank of Japan Ueda telah menggandakan pentingnya sikap kebijakan moneter ultra longgar. Di dalam sidang parlemen ke2 untuk proses pemilihannya.
Ueda mengatakan bahwa manfaat dari stimulus BOJ itu jauh lebih besar daripada efek negatif untuk skenario ekonomi masa kini. Ueda juga menambahkan bahwa peralihan ke kebijakan yang lebih ketat.
Hanya dibutuhkan bila inflasi meningkat secara signifikan. Indeks dolar yang telah menunjukkan kekuatan dolar Amerika Serikat terhadap banyak rival utamanya di pasar uang Eropa mengalami penurunan.
Setelah jatuh melemah di sesi global sebelumnya. Namun akhirnya, dollar AS bergerak perlahan di tengah investor menantikan pidato Chairman the Fed Powell minggu ini guna mencermati pergerakan the Fed berikutnya,
Secara teknikal, Research Center pair USDJPY justru berpotensi bullish dari skala H4. Pair berada di posisi 136.02 yang berusaha terus naik mendekati resisten kuat yakni 136.48. Bila tembus akan naik.
Menuju resisten berikutnya ke posisi 137.13. Tetapi bila malah berbalik arah akan turun kembali ke 135.45, dan bila berhasil tembus meluncur ke support lemah di 135.08.
Sementara itu, target PDB China justru mengecewakan. Pada perdagangan forex sesi Eropa hari Senin 6 Maret pergerakan aussie dolar dalam pair AUDUSD terkoreksi dari tertinggi sepekan lebih.
Secara teknikal AUDUSD ini sempat mendaki naik mendekati resisten kuat oleh pelemahan dolar AS. Yang tertekan masuk area support hariannya oleh kekecewaan pasar terhadap target PDB China 2023.
Tidak hanya itu, Aussie juga tertekan oleh rilis data inflasi bulanan di Australia melambat tajam pada bulan Februari. Walaupun berhasil membukukan kenaikan selama 6 bulan berturut-turut.
Target PDB China Sangat Mengecewakan
Sementara itu, para investor bersiap untuk keputusan kebijakan Reserve Bank of Australia pada tangga 7 Maret 2023. Bahkan diperkirakan akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin lagi.
RBA bulan lalu berhasil menaikkan 25 basis poin sesuai harapan pasar. Bahkan tahun lalu sudah mengangkat suku bunga secara agregat 325 basis poin sejak Mei 2022.
Indeks dolar yang telah menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya di pasar uang Eropa mengalami penurunan. Setelah sempat melemah di sesi global sebelumnya.
Bergerak secara perlahan di tengah investor menantikan pidato Powell selaku Chairman the Fed minggu ini. Guna mencermati pergerakan the Fed berikutnya. Secara teknikal Research Center pair AUDUSD berpotensi bullish.
Bahkan kini pair berada di 0.6739 yang berusaha terus mendaki naik ke pivot di 0.6755. Bila berhasil tembus akan mendaki ke resisten kuat di 0.6790. Tetapi bila berbalik arah.
Akan turun ke support kuat 0.6735 dan bila berhasil tembus lanjut ke support berikutnya di 0.6702. Sementara itu, Dolar AS masih menunjukkan pergerakan yang mixed.
Mengakhiri sesi forex Asia pada hari Senin, 6 Maret mengikuti sentimen akhir minggu lalu. investor tetap berhati-hati menunggu kesaksian Ket Jerome Powell di Kongres AS pada hari Selasa dan Rabu.
Guna panduan lebih lanjut mengenai rencana pengetatan kebijakan. Secara teknikal indeks dolar yang dibuka lebih dari penutupan bearish sebelumnya. Berhasil meluncur mendekati posisi resisten kuat hariannya di kisaran $104.
Sentimen pekan ini justru tertuju pada laporan NFP AS pada bulan Februari. Yang bisa mempengaruhi seberapa agresif Fed dalam pertemuan mendatang. Pasar mengharapkan Fed tetap menaikkan suku bunganya.