Pengaruh dari pergerakan dolar di pasar Amerika Serikat terus saja berlanjut. Hal ini terjadi karena banyak faktor mempengaruhi terutama di saat sedang terdapat pasar Eropa yang telah memberikan banyak dampak. Selain itu, harga gula di New York juga sedang mengalami kenaikan secara terus menerus.
Ketika sesi penutupan pedagangan telah dilakukan pada Rabu di pasar Eropa harga dari gula untuk daerah London sudah berada di posisi tertinggi selama 11 bulan terakhir. Sedangkan untuk New York juga berada di posisi harga tertinggi selama 3 ½ tahun belakangan ini.
Pada masa perbaikan ekonomi dan juga harapan akan vaksinasi dapat dilakukan secara cepat. Kabar dari perbaikan dolar AS yang terus menguat terhadap semua rival utama di mata uang pun terus berlanjut. Tentu saja, menjadi sebuah hal yang baik untuk Amerika Serikat untuk melakukan perbaikan ekonomi.
Pergerakan dari rival Dolar AS pun telah dapat dipantau secara jelas mengenai mata uang Yen Jepang yang telah berada pada posisi tertekan. Hal ini akibat dari kabar berupa rencana deklarasi untuk melakukan perluasan wilayah darurat untuk Jepang yang sebelumnya hanya berada pada Tokyo saja.
Sementara itu, untuk berita mengenai kenaikan harga gula yang terus meningkat secara tajam, memberikan banyak efek terhadap kondisi pasar. Produksi dari gula di Brazil juga sedang mengalami penurunan menyebabkan keadaan dari pasar gula tersebut mengalami kenaikan harga.
Sedangkan untuk harga minyak mentah juga sedang terus mengalami kenaikan hingga berada pada posisi tertinggi di 10 ¾ bulan akhir – akhir ini. Akibat kenaikan harga minyak tersebut, maka operasi pabrik tebu semakin terhambat karena etanol yang lebih diutamakan.
Harga Gula yang Tertinggi dari 3 ½ Tahun Terakhir
Untuk harga gula di ICE New York terlah berada pada kenaikan harga hingga kini sebanyak 38 sen atau sebanyak 2.46 persen sehingga untuk harganya menjadi $ 15.84. Sementara itu, gula ICE London juga sedang mengalami kenaikan hingga berada pada level tinggi yaitu naik 2.34 persen.
Dari Unica sendiri telah melaporkan jika terdapat penurunan dari produksi untuk gula di Brazil yang menjadi penyebab dari kenaikan harga. Laporan sudah dilakukan oleh Unica di hari Rabu tersebut memberikan data jika untuk minggu terakhir Desember telah terjadi penurunan produksi sebanyak 13.7 persen.
Dari data tersebut terlihat jika penurunan telah membuat produksi hanya sebanyak 11.000 MT lebih sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meskipun terlihat jika pada bulan Desember tersebut terjadi kenaikan sebanyak 44 persen namun persentase dari pengilingan gula masih rendah dibandingkan tahun 2019.
Untuk kurs real Brazil pun sedang berada di posisi menguat sebanyak 0.42 persen menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan minggu lalu terhadap posisi dolar AS. Hal buruk yang menjadi penyebab dari penguatan tersebut adalah dengan harga gula menjadi semakin meningkat untuk pembeli di luar Brazil.
Ini membuat aktivitas ekspor pun menjadi lebih sedikit dilakukan oleh mereka terhadap gula. Ketika harga minyak telah naik di posisi tertinggi, juga menyebabkan mereka lebih memilih untuk memproduksi etanol dibandingkan dengan gula. Hal ini menyebabkan persediaan akan gula menurun drastic.
Isu Data dari CPI yang Dapat Memperkuat Dolar Amerika Serikat
Terdapat beberapa isu telah dikemukakan hingga saat ini dan memberikan pengaruh terhadap nilai dolar AS. berkaitan dengan hal yang telah dikatakan oleh Presiden Bank Sentral di Eropa yaitu Christine Lagarde menolak mengenai pesimisme ekonomi alasannya karena rebound telah menjadi penurunan ketidakpastian.
Karena ketidakpastian tersebut tetap akan terjadi di masa pandemic masih belum berakhir. Selain itu, berbagai macam alat juga dibutuhkan untuk digunakan dalam mendeteksi krisis yang tengah terjadi. Sedangkan untuk produksi industri di Euro juga sedang naik hingga sebanyak 2.5 persen.
Sedangkan untuk tingkat inflasi Amerika Serikat juga terus mengalami kenaikan sesuai dengan perkiraan telah dilakukan. Menurut data dari depertemen tenaga kerja juga telah menunjukkan bahwa indeks harga terhadap konsumen juga mengalami kenaikan secara terus menerus yang terjadi selama bulan November hingga Desember.
Pertumbuhan akan harga yang dapat berjalan sesuai dengan perkiraan baik sebanyak 0.2 persen atau pun 0.4 persen telah memberikan perbedaan tipis. Kenaikan ini juga diakibatkan dari dorongan akan perubahan harga bensin sebanyak 8.4 persen yang menjadi penyumbang terbesar terhadap perubahan harga dolar AS.