Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Krisis Rusia dan Ukraina Mempengaruhi Nilai Tukar EUR/USD

Krisis Rusia dan Ukraina Mempengaruhi Nilai Tukar EUR/USD

by Didimax Team

Dampak invasi Rusia ke Ukraina tidak hanya menyebabkan kerusakan infrastruktur dan kemanusiaan saja. Melainkan juga menjalar ke resiko ekonomi global. Salah satunya adalah adanya perubahan nilai tukar mata uang dari Negara Uni Eropa, yakni Euro.

Tercatat, nilai tukar mata uang Euro terhadap Dolar Amerika (US$) mengalami penurunan cukup signifikan. Nilai tukar EUR/USD merosot tajam di kisaran 1,1090. Penurunan nilai tukar mata uang EUR/USD ini disebabkan karena invasi besar-besaran yang dilakukan oleh Rusia ke Ukraina.

Penurunan nilai mata uang EUR/USD ini diperkirakan akan masih berlanjut. Mengingat, beberapa kebijakan-kebijakan ekonomi belum mampu meningkatkan permintaan aset berimbal. 

Namun, harga emas kembali melambung imbas dari penurunan harga Dolar Amerika. Akibatnya, banyak orang mulai berpikir untuk menjual emas karena harganya yang sedang melambung tinggi dalam beberapa dekade terakhir.

 

Faktor-Faktor Penyebab Melemahnya Nilai Tukar EUR/USD

Memang, faktor utama dari melemahnya nilai tukar Euro terhadap Dolar AS ini disebabkan karena invasi besar-besaran Rusia terhadap Ukraina. Selain itu, buntunya perundingan damai dan isu-isu terkait penggunaan senjata kimia atau nuklir yang akan digunakan oleh Rusia tentu menyebabkan pelemahan ekonomi.

Imbas dari invasi tersebut, nilai tukar EUR/USD mengalami penurunan signifikan. Selain itu, melemahnya Dolar AS beserta imbal obligasi dari Amerika Serikat juga mempengaruhi nilai tukar Euro.

Lalu, ekuitas perdagangan di pasar global cukup beragam. Beberapa indeks mata uang di zona Eropa cukup mengkhawatirkan, karena menunjukkan sinyal merah. Sedangkan, kabar baik datang dari indeks mata uang dari Wall Street.

Sebab, indeks mata uang di Wall Street yang semula anjlok ini berangsur-angsur kembali stabil. Menurut pakar ekonomi global, penurunan nilai tukar EUR/USD kembali melemah dalam beberapa pekan.

Mengingat, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menyatakan bahwa pihak Rusia sedang mempertimbangkan penggunaan senjata kimia hingga nuklir untuk menggempur pasukan Ukraina.

Atas isu tersebut, nilai greenback dirasa kembali stabil. Namun, harga nilai tukar Dolar AS yang mengalami penurunan signifikan ini membuat harga emas kembali naik. Maka tak heran, harga emas kembali melambung karena nilai tukar Dolar AS melemah.

Maka tak heran apabila banyak orang berbondong-bondong untuk menjual emas. Menurut pakar ekonomi, harga emas diprediksi masih kembali mengalami kenaikan cukup signifikan. Mengingat, nilai tukar EUR/USD masih mengalami penurunan karena faktor invasi Rusia ke Ukraina.

Harga Emas Semakin Meroket Karena Nilai Tukar Dolar AS Melemah

Harga emas kembali mengalami peningkatan sebesar 1% pada minggu ketiga pada bulan Maret 2022 ini. Pelemahan Dolar AS juga disebabkan oleh hasil imbal treasury. Beberapa pelaku ekonomi masih ingin melihat perkembangan pasar terlebih dahulu sebelum mengucurkan dana untuk investasi. 

Sebab, pelaku ekonomi ini berupaya untuk meminimalisir resiko kerugian dalam memilih investasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi tentu saja akibat dari invasi Rusia ke Ukraina. Bahkan, beberapa kebijakan The Fed masih bergantung pada perkembangan invasi Rusia terhadap Ukraina.

Tercatat, harga spot gold naik 1% di kisaran harga US$ 1.948,06 per ons. Sedangkan, untuk harga emas berjangka juga mengalami kenaikan sekitar 2% di kisaran harga 1.957,70 per ons. Kenaikan harga emas ini cukup mengkhawatirkan.

Bisa saja harga emas semakin naik karena invasi Rusia dan Ukraina belum mencapai kata damai maupun gencatan senjata. Pasalnya, harga emas ini bergantung pada pertukaran nilai Dolar AS. Beberapa investor emas menilai bahwa kenaikan harga menjadi peluang terbaik.

Sebab, para investor bisa mendapat keuntungan cukup besar dengan kenaikan harga emas yang sangat signifikan, untuk tipe spot gold maupun emas berjangka. Untuk mengendalikan harga emas dan menstabilkan nilai tukar Dolar AS, maka perlu beberapa solusi untuk mengatasinya.

Salah satunya adalah Federal Reserve yang mengambil kebijakan meningkatkan suku bunga sekitar seperempat poin. Investor memperkirakan akan suku bunga yang lebih kuat dibandingkan dengan kebijakan sebelumnya.

Namun, para investor emas merasa tidak khawatir dengan kebijakan tersebut. Mengingat, Dolar AS masih diprediksi mengalami penurunan signifikan. Oleh karena itu, para investor tidak terpengaruh dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh The Fed.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina, harga mata uang EUR/USD mengalami penurunan cukup signifikan. Akibatnya, harga emas spot gold dan emas berjangka mengalami peningkatan. Beberapa kebijakan telah diterapkan agar nilai tukar EUR/USD kembali stabil.