Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Larangan Ekspor Batu Bara Dicabut, Harga Bakal Anjlok?

Larangan Ekspor Batu Bara Dicabut, Harga Bakal Anjlok?

by Didimax Team

Sepanjang pekan lalu, harga batu bara melambung hingga 16,6%. Hal ini dipicu oleh larangan ekspor batu bara yang diterapkan oleh pemerintah selama ini. Namun kemudian beredar kabar kalau larangan tersebut akan segera dicabut. Akankah hal ini berdampak terhadap harga dari batu bara itu sendiri?

Pada hari Jumat (7/1/2022) lalu, pasar ICE Newcastle menutup harga batu bara di angkat US$ 177 untuk setiap tonnya. Satu hari sebelumnya, harga dari bahan tambang satu ini bahkan sudah melesat di angka 11,35%.

Sebelumnya pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan ekspor batu bara selama 30 hari. Hal ini dilakukan untuk mengatasi minimnya pasokan batu bara ke pembangkit listrik. Hal ini tentu saja berdampak besar terhadap harga batu bara di pasar dunia. 

Karena kelangkaan yang terjadi, harga batu bara melonjak dengan tajam. Sebagai pemasok batu bara terbesar dunia, pihak lain mungkin berpikir kalau ini adalah sebuah manuver keras dari pemerintah Indonesia. 

 

Larangan Ekspor Batu Bara Picu Reaksi Dari Negara Lain

Kebijakan larangan ekspor batu bara dari Indonesia tentu saja memicu reaksi dari banyak negara importir batu bara itu sendiri. Bukan tanpa alasan, ada banyak sekali negara yang bergantung terhadap pasokan batu bara negeri ini. 

Diantara negara yang bergantung terhadap batu bara Indonesia adalah China sebagai importir terbesar, India, lalu disusul oleh Jepang dan berbagai negara lainnya di Asia maupun Eropa. Komunikasi awal dilakukan oleh Jepang yang langsung mengirim surat ke pemerintah Indonesia.

Dalam suratnya, negara yang setiap bulannya rutin mengimpor 2 juta ton batu bara Indonesia ini meminta pemerintah untuk mengirimkan batu bara kalori tinggi. Dengan alasan, batu bara jenis tersebut tidak biasa digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.

Namun hingga saat ini, lima kapal pengangkut batu bara ke negara Matahari Terbit masih tertahan di pelabuhan. Hal senada juga dilakukan oleh Korea Selatan. Melalui Menteri Perdagangan Yeo Han Koo, negeri ginseng meminta agar Indonesia segera mencabut larangan ekspor batu bara.

Bahkan menteri Yeo Han Koo juga sudah berkomunikasi dengan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dengan rapat secara daring. Di dalamnya dibahas permintaan agar Indonesia mengikuti stabilitas bilateral untuk menjaga pasokan komoditas tetap terpenuhi.

Lain halnya dengan India, pejabat negara tersebut mengungkap kalau stok batu bara mereka masih sangat stabil karena sudah melakukan ekspor dalam jumlah besar sebelum larangan ekspor batu bara Indonesia resmi diterapkan.

Keran Ekspor Bakal Dibuka Lagi Pekan Ini?

Bahlil Lahadalia yang saat ini menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkap kalau potensi pembukaan ekspor batu bara sangat mungkin terjadi pada pekan ini.

Beliau berpendapat kalau ekspor bisa kembali dilakukan setelah pasokan batu bara untuk pembangkit listrik PT PLN Persero dalam negeri terpenuhi dengan baik. Hal ini diungkapkan dengan lugas dalam wawancara bersama wartawan di kantornya pada hari Jumat (07/01/2022) lalu.

Jika Indonesia mencabut larangan ekspor batu bara tersebut, maka secara otomatis kecemasan pasar global akan mereda. Namun hal ini pasti akan sangat berdampak terhadap harga dari batu bara itu sendiri.

Ekspor Indonesia Akan Sangat Berpengaruh Terhadap Harga Batu Bara

Beberapa waktu belakangan ini, batu bara memiliki kenaikan yang sangat signifikan di pasar internasional. Hal ini dipicu oleh kelangkaan dari batu bara itu sendiri akibat terhentinya pasokan dari Indonesia.

Namun ketika keran ekspor dari Indonesia kembali dibuka, secara otomatis kelangkaan batu bara di pasar dunia akan terhenti. Hal inilah yang kemudian akan sangat berpengaruh terhadap harga batu bara itu sendiri di pasar internasional.

Apabila Indonesia sampai membuka keran ekspor dalam pekan dekat ini, diprediksi kalau harga batu bara akan sangat anjlok. Kondisi ini tentu akan memberikan kerugian besar terhadap Indonesia sendiri sebagai pemasok batu bara terbesar dunia.

Namun para pakar berpendapat pemerintah tidak mungkin melakukan hal seperti ini. Pasti ada pertimbangan lain yang akan mereka lakukan ketika regulasi larangan ekspor itu sendiri dicabut. Tujuannya agar harga batu bara di pasaran tetap sabil.

Beberapa pihak bahkan berpendapat kalau keran ekspor batu bara RI akan diatur sedemikian rupa oleh pemerintah. Dipastikan RI bisa menambah pasokan kebutuhan batu bara dunia. Namun pasokan tersebut tidak akan berdampak pada harga yang ada di pasaran saat ini.