Indonesia mengeluarkan larangan ekspor batubara beberapa waktu belakangan ini. Kebijakan ini berlaku dari mulai tanggal 1 Januari hingga tanggal 31 Januari mendatang. Tentunya hal ini berdampak besar terhadap pasokan batubara di seluruh dunia.
Seperti kita ketahui, Indonesia adalah pemasok batubara terbesar di dunia. Ketika Indonesia menghentikan pasokan batubara, sudah bisa dipastikan hal ini berdampak besar terhadap negara lain yang menggunakannya.
Sejauh ini diketahui kalau negara yang bergantung pada pasokan batu bara asal Indonesia adalah China, India, Jepang, Korea Selatan dan negara lainnya dengan kuantitas impor yang lebih kecil. Beberapa negara sudah melakukan komplain terhadap penghentian ekspor batu bara tersebut.
Jepang dan Korea Selatan sudah berkomunikasi dengan pemerintah RI agar segera mencabut kebijakan larangan ekspor tersebut. Sedangkan India mengklaim sudah memiliki stok batu bara yang memadai karena sudah mengimpor dalam jumlah besar sebelumnya.
Bagaimana Tanggapan China Terhadap Larangan Ekspor Batu Bara RI?
Reaksi China ternyata berbeda dengan negara lain ketika menghadapi larangan ekspor batu bara Indonesia ini. Seorang analis batu bara di China mengatakan kalau pasokan batu bara di China sudah mulai membaik.
Hal ini dikarenakan pemerintah China sudah memaksimalkan upaya peningkatan produksi batu bara di dalam negeri. Memang kenaikan pasokan batu bara di China tidak lantas membuat negara tersebut menghentikan ekspor dari Indonesia.
Tapi setidaknya, peningkatan pasokan batu bara dari dalam negeri memberikan manfaat besar dalam menghadapi kebijakan penghentian ekspor dari Indonesia. hal ini bermula dari minimnya pasokan listrik di China pada tahun yang lalu.
Berawal dari hal tersebut, mereka kemudian mulai memaksimalkan produksi batu bara karena menjadikannya sebagai salah satu sumber pembangkit energi listrik.Bisa dipastikan kalau stok batu bara di China lebih dari cukup untuk menghadapi kebijakan larangan ekspor Indonesia.
Penyimpanan Strategis China untuk Batu Bara Mulai Membaik
Hal senada juga diucapkan oleh Dong Xiaoyu. Analis yang berdinas di China Energy Research Society ini mengungkap kalau penurunan impor batu bara sama sekali tidak berdampak besar terhadap penyimpanan strategis dan pasokan batu bara di China.
Diketahui, pemerintah China sendiri sudah berhasil mendongkrak produk batu bara dalam negeri. Hal inilah yang kemudian memunculkan keseimbangan pasokan dan permintaan di negeri tirai bambu. Dong juga berharap kalau harga internasional juga akan menurun seiring dengan terpenuhinya kebutuhan batu bara oleh produksi dalam negeri.
Di sisi lain, pria satu ini juga mengungkap kalau Indonesia masih tetap menjadi pemasok batu bara terbesar untuk China dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan. Perdagangan batu bara ini akan memberikan keuntungan kepada masing-masing negara.
Dong juga sangat yakin kalau kedepannya, kebutuhan batu bara di China akan meningkat dengan sangat signifikan. Namun dia juga menyayangkan sikap pemerintah Indonesia yang melakukan intervensi pasokan batu bara global dengan larangan ekspor.
China Sudah Mengekspor dalam Jumlah Banyak Sebelumnya
Kepala Ekonom di IPG China mengungkap kalau larangan ekspor dari Indonesia akan berdampak besar terhadap pasokan batu bara global. Namun China memiliki metode tersendiri untuk menghadapi intervensi seperti ini.
Selain meningkatkan produksi batu bara dalam negeri, ternyata China juga sudah melakukan ekspor dalam jumlah banyak sebelumnya. Diketahui, China sudah mengimpor 177 juta metrik ton batu bara dari Indonesia.
Merujuk pada angka tersebut, rata-rata impor bulanan negeri China adalah 16,09 juta ton. Angka ini masih kurang dari 5 % konsumsi batu bara di China. Tindakan inilah yang membuat stabilitas stok batu bara di China masih terjaga dengan sangat baik.
Terutama untuk menghadapi larangan ekspor Indonesia yang hanya berjangka waktu 30 hari saja. Kami memastikan kalau stok batu bara di China baik-baik saja. Meskipun begitu, tetap saja China memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pasokan batu bara dari Indonesia di masa depan.
Untuk menghadapi larangan ekspor ini, China sendiri harus mengurangi pasokan batu bara pada sektor industri dan kebutuhan perorangan. Mereka lebih cenderung mengalokasikan batu bara tersebut untuk kebutuhan penerangan listrik.
Penting untuk diketahui, Indonesia mengekspor lebih dari 100 juta ton batu bara ke China setiap tahunnya. Hal ini sudah dimulai sejak tahun 2019 lalu. Berdasarkan data yang ada, 63% kebutuhan batu bara China dipasok dari Indonesia.