Sebelum melakukan trading yang berhubungan dengan mata uang asing, Anda perlu tahu bahwa Selasa, 16 Mei 2023, mata uang Asia mengalami penurunan. Penurunan tersebut terjadi karena data ekonomi China justru melemah.
China adalah salah satu negara di Asia yang sangat berpengaruh dengan perekonomian di Asia. Tapi pada hari Selasa, data ekonomi China justru terlihat cukup mengecewakan. Fakta tersebut justru menyiratkan prospek lemah perekonomian pada kawasan itu.
Penurunan mata uang Asia juga tidak jauh hubungannya dengan komentar Haawkish selaku Pejabat Federal Reserve. Ia juga tidak tahu ke mana arah suku bunga AS hingga menimbulkan ketidakpastian.
Selain Mata Uang Asia, Beberapa Mata Uang Lainnya Melemah
Sejak awal tahun ini, memang adanya kenaikan suku bunga AS membuat perekonomian pada beberapa negara mengalami goncangan. Tidak hanya dolar As, tapi mata uang lainnya ikut imbasnya juga.
Pada Selasa, 16 Mei 2023, mata uang Asia justru melemah dalam data China. Hal tersebut akibat komentar dari pejabat Federasi Reserve, yaitu Hawkish yang belum tahu arah suku bunga AS nasib ke depannya.
Tercatat bahwa Yuan China mengalami penurunan sebesar 0,1%, ini bahkan diperdagangkan mendekati level terendah selama dua bulan. Hal itu terlihat setelah data menunjukkan produksi industri serta penjualan ritel.
Hasil dari kedua data tersebut menghasilkan keuntungan yang tidak sesuai dengan target diharapkan pada bulan April lalu.
Fakta lainnya juga menunjukkan bahwa angka-angka tersebut, yang hasilnya muncul ketika beberapa indikator yang lemah pada awal bulan ini, menunjukkan pemulihan yang tidak berhasil karena goyah di negara terbesar di Asia itu.
Padahal China adalah negara Asia dengan tingkat perekonomian yang paling besar, dibandingkan negara Asia lainnya. Bahkan setelah melonggarkan sebagian besar tindakan anti-covid sejak awal tahun 2023, perekonomian belum pulih dengan baik.
Tidak hanya China yang mengalami pelemahan mata uang. Karena hal tersebut juga merembet kepada market-market yang ada di negara Asia lainnya. Terutama untuk negara yang memiliki tingkat eksposur perdagangan tinggi terhadap China.
Contohnya saja adalah Won Korea Selatan yang mengalami penurunan 0,1%. Sementara itu, baht Thailand mengalami penurunan paling besar di Asia Tenggara hingga 0,3%. Dan ini terjadi setelah trader mengunci keuntungan baru pada mata uang tersebut.
Komentar Dari FED Memberikan Sentimen Pada Beberapa Aset
Tidak hanya dari Korea Selatan dan juga Thailand, bahkan yang bukan dari bagian Asia ikut terseret. Salah satunya adalah negara Australia. Dolar Australia mengalami penurunan sebesar 0,1%.
Tidak hanya itu, perekonomian negara Kanguru itu juga mendapatkan tekanan dari sentimen konsumen dengan tingkat yang cukup besar. Itu terjadi dalam kenaikan suku bunga serta keadaan ekonomi yang mulai memburuk.
Anda juga harus waspada terhadap beberapa aset yang berbasis resiko. Karena itu juga ikut terguncang atas pernyataan sejumlah pejabat dari Federal Reserve. Para pejabat tersebut mengungkapkan bahwa bank tersebut bisa bertindak lebih jauh lagi untuk menurunkan inflasi yang tinggi.
Berita paling baru, terdapat 4 preside FED regional, mengatakan dalam pidatonya bahwa kenaikan suku bunga, kemungkinannya akan meningkat lebih tinggi dalam waktu lama.
Selain itu, beberapa pejabat lainnya juga mengatakan demikian, bahwa akan ada peningkatan kenaikan suku bunga yang berkelanjutan.
Bagi Anda yang akan berinvestasi pada pasar uang, coba melirik ke dolar. Sempat mengalami kemrosotan, ternyata indeks dolar dan indeks dolar berjangka cukup stabil. Berada di dekat level tertinggi selama satu bulan pada hari Selasa ini.
Ada tambahan informasi data lagi bahwa Greenback masih menguat terhadap yen. Menguatnya sekitar 0,1%. Sempat mengalami penurunan, sekarang dolar AS bergerak secara pelan dalam minggu ini.
Itu juga menunggu sinyal-sinyal ekonomi AS yang akan diperkirakan rilis minggu ini. Untuk pertama kali yang akan dirilis pada minggu ini ada pada bagian produksi industri dan juga penjualan ritel.
Tapi kapan kenaikan suku bunga itu akan terlaksana? Sepertinya perlu menunggu lagi karena harga Fed Fund Features menunjukkan pasar masih pada posisi jeda dalam siklus kenaikan suku bunga Fed pada bulan Juni.
Meski masih dijeda, para trader sudah memperkirakan berapa kenaikannya. Mereka memperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 25 basis poin.