Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan jika terdapat ancaman besar terhadap ekonomi Indonesia dan dunia. Hal tersebut diungkapkan oleh Sri Mulyani setelah lawatannya pada Forum Ekonomi Dunia atau biasa disebut World Economic Forum (WEF) dengan tema The Global Risk Report 2021.
Data yang disampaikan pada forum tersebut berasal dari sumber akurat dan terpercaya. Para investor besar dan ahli ekonomi ternama dunia diambil untuk menjadi responden. Data yang digunakan adalah data pada kondisi saat ini untuk kemudian digunakan untuk melakukan prediksi kondisi ekonomi ke depannya. Prediksi yang dilakukan dalam jangka waktu pendek, menengah, hingga panjang.
Ada banyak ancaman terpampang nyata di masa depan, seperti misalnya utang. Banyak sekali negara yang mengalami defisit demi memberikan bantuan kepada warga negaranya dan juga melakukan langkah pemutusan penyebaran Covid-19. Cara yang dilakukan negara berbeda-beda, ada yang menyuntikan dana tunai kepada masyarakat atau memberikan insentif terhadap dunia usaha.
Namun sayangnya uang besar yang sudah digelontorkan tidak semuanya memberikan dampak signifikan. Bahkan ada negara yang telah memiliki jumlah hutang sangat tinggi tetapi krisis justru semakin parah. Hal ini jelas menjadi permasalahan besar bagi pemerintah terkait. Tapi optimisme untuk segera mengembalikan semuanya harus tetap ada. Dengan langkah-langkah terstruktur bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan kondisi dunia akan membaik.
Pandemi Covid-19 Merusak Banyak Aspek Kehidupan
Pandemi Covid-19 telah melanda selama lebih dari satu tahun. Sampai saat ini penyebaran Covid-19 belum dapat dihentikan. Dalam laporan WEF disebutkan jika pandemi Covid-19 banyak sekali merusak aspek-aspek kehidupan. Banyak sekali masyarakat jatuh miskin akibat kehilangan lapangan pekerjaan. Bahkan ada yang sampai kesulitan hanya untuk sekedar makan sehari-hari.
Pada kuartal ke III tahun 2020 beberapa negara mulai melakukan pelonggaran. Hal tersebut dilakukan karena pandemi Covid-19 mulai bisa dikendalikan pada beberapa negara. Ini membuat beberapa kegiatan ekonomi mulai berjalan, walaupun masih terjadi banyak sekali kekurangan. Namun akibat adanya pelonggaran kasus positif Covid-19 kembali meningkat tajam. Bahkan pada beberapa negara penyebarannya membuat kebijakan lockdown harus dilakukan kembali.
Angka pengangguran meningkat tajam. Hal tersebut dikarenakan banyak sekali perusahaan-perusahan besar menutup usahanya. Tentu hal ini menimbulkan masalah pelik bagi setiap negara yang bersangkutan. Dimana kebutuhan hidup sehari-hari harus tetap terpenuhi, tetapi tidak ada sumber penghasilan terhadap warga negaranya. Tidak ada jaminan pasti, kelompok yang kehilangan perkerjaan akan bisa mendapatkan pekerjaannya kembali setelah kondisinya kembali normal.
Hal tersebut membuat timbulnya kekhawatiran adanya krisis lapangan pekerjaan dalam kurun waktu dua tahun ke depan. Selain itu juga mungkin akan terdapat beberapa yang kondisi ekonomi mengalami stagnan sehingga proses pemulihan akan terlambat dibandingkan dengan negara lain.
Kemudian dalam jangka pendek juga dikhawatirkan akan ada beberapa masalah tambahan. Seperti misalnya saja kerusakan lingkungan akibat ulah manusia, serangan terorisme, dan masih banyak lagi. Hal ini jelas harus diperhatikan oleh setiap negara untuk bisa segera meloloskan diri dari krisis yang terjadi.
Ancaman dalam Jangka Menengah dan Panjang
Pada jangka waktu 3-5 tahun ke depan nampaknya ada kekhawatiran mengenai ancaman yang lebih buruk. Misalnya saja seperti pengelembungan aset ekonomi dalam sekala besar. Kemudian keuangan perusahaan atau keuangan publik akan mengalami kewalahan untuk melakukan pembayaran utang pada negara-negara besar. Hal tersebut dapat menyebakan terjadinya gagal bayar, kebangkrutan, dan krisis hutang negara.
Selanjutnya yaitu kegagalan untuk melakukan kontrol terhadap kenaikan harga atau biasa disebut inflasi dan juga menurunkan harga deflasi. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya kegagalan menstabilkan harga. Lebih parahnya lagi hubungan antar negara bisa menjadi lebih renggang. Hal ini dikarenakan persaingan ekonomi, politik, dan lainnya dapat menyebabkan berbagai ketegangan yang dapat memicu terjadinya perselisihan.
Kemudian juga dikhawatirkan terjadi geopolitisasi sumber daya strategis. Terjadi eksploitasi dan/ pembatasan mobilitas untuk oleh negara dalam berbagai aspek. Hal tersebut dilakukan untuk menyelamatkan barang, jasa, atau teknologi yang dianggap penting untuk memperoleh keuntungan geopolitik.
Sementara itu dalam jangka waktu panjang juga terhadap beberapa faktor risiko yang dapat memperburuk keadaan. Misalnya saja seperti adanya cuaca ekstrim dan juga kerusakan yang diakibatkan oleh tindakan manusia sendiri.