Varian baru virus corona yang diberi nama Omicron sampai saat ini masih menjadi perbincangan hangat bagi pasar perdagangan. Hal ini membuat pasar ekonomi cukup berguncang, mengingat bahwa penyebarannya lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya.
Meski baru terjadi kasus penyebaran di beberapa negara, namun banyak negara yang merespon cukup khawatir sehingga membuat pasangan mata uang mengalami penurunan. Salah satunya yang tampak yaitu pasangan mata uang USD/JPY yang alami penurunan sekitar 0.4 persen ke level terendah yaitu 112.95.
Sementara itu, terlihat juga bahwa pasangan USD/CHF mengalami pelemahan selama tiga hari berturut-turut sampai pada kisaran 0.9200. Disebutkan bahwa harga ini turun sejak komentar dari bos moderna yang sebutkan vaksinnya tidak efektif lawan varian Omicron.
Namun, bagi beberapa mata uang safe haven dalam menanggapi komentar tersebut ternyata ada juga yang mengalami penguatan dalam perdagangan awal sesi Eropa pada tanggal 30 November 2021 lalu.
Sebut Vaksin Moderna Tak Efektif Melawan Varian Omicron
Saat ini, masalah pasangan mata uang yang naik turun masih berkaitan dengan covid-19, karena kemunculan varian-varian baru. Jelas bahwa kasus penyebarannya tidak langsung merata dan ada di semua negara.
Namun, penyebaran tersebut terlihat secara perlahan dan ini membuat pemerintah di setiap negara mengkhawatirkannya masuk ke negaranya. Apalagi menjelang akhir tahun yang ditakuti adalah kerumunan masyarakat sampai masuk dan keluarnya warga.
Vaksin moderna yang dianggap sudah sangat efektif untuk menahan kasus penyebaran covid-19 dari varian delta, ternyata sangat lemah terhadap varian Omicron. Ini karena Omicron memang dinyatakan lebih mudah menularkannya pada orang lain.
Menanggapi respon tersebut, dampaknya pada perdagangan pasar beberapa hari ini adalah tergelincirnya berbagai mata uang. Dimana terlihat banyak mata uang komoditas yang rontok secara berjamaah atau bersamaan.
Komentar CEO Moderna yaitu Stephane Bancel pada wawancara yang dilakukan oleh The Financial Times menyebutkan bahwa tidak ada efektivitas pada tingkat sama dengan vaksinnya terhadap delta.
Bahkan moderna kini tengah menggarap secara ulang vaksin untuk covid-19 sebagai booster yang paling cocok dan sesuai bagi varian Omicron. Sementara Moderna masih mencari campuran yang tepat, perusahaan rivalnya yaitu BiONTech mengumumkan bahwa sudah mulai bekerja membuat vaksin khusus untuk varian Omicron tersebut.
Bahkan pengumuman tersebut disampaikan hanya beda sehari setelah BiONTech menyebutkan butuh waktu dua minggu dalam mengivenstigasi vaksin sebelumnya apakah perlu ditingkatkan kemampuannya untuk menangkal covid-19 Omicron.
Sempat Menguat, Kini USD/JPY Turun Rendah
Dampak besar dari kasus Omicron perlahan-lahan mulai bermunculan untuk beberapa pasangan mata uang. Kurs USD/JPY yang sempat mengalami penguatan di perdagangan sebelumnya yaitu 29 November, ternyata itu alami penurunan.
Penguatan yang dialami oleh USD/JPY tersebut sehubungan dengan adanya kabar bahwa Presiden Joe Biden berjanji tidak akan menerapkan lockdown lagi di Amerika Serikat. Akan tetapi, pengumuman terbaru yang datang dari para pembuat vaksin kembali menumbuhkan rasa khawatir pada pasar.
Munculnya varian Omicron ini juga berdampak pada perilaku para pelaku pasar dalam mengevaluasi ulang proyeksi kenaikan dari suku bunganya. Bahkan dalam draft testimoni yang sudah disampaikan, menyebutkan bahwa varian Omicron ini dapat menyebabkan laju inflasi menjadi tinggi untuk bertahan lebih lama.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketu The Fed yaitu Jerome Powell yang juga menyebutkan bahwa pasar tenaga kerja adalah bidang paling rentan terdampak varian Omicron tersebut. Pernyataan ini yang akhirnya mengiaskan urgensi pihak untuk menaikkan suku bunga secara lebih cepat.
Dibandingkan hal tersebut, reaksi dari masyarakat serta sejumlah kebijakan dari pemerintah dalam menanggulangi kasus penyebaran virus covid varian baru ini mungkin akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi bahkan dalam periode yang sama.
Perhitungan bahwa adanya peluang yang cukup baik dalam keadaan pasar uang saat ini bisa untuk meningkatkan suku bunga The Fed pada bulan Juli 2022 mendatang. Akan tepati, untuk peluang yang lebih tinggi ini dalam memperhitungkan kenaikan suku bunga bisa dilihat akan lebih besar dan dipatok terjadi pada September 2022.
Keadaan pasar uang yang saat ini seperti sedang diombang ambingkan memang cukup membuat pelaku pasar ikut khawatir. Jelas bahwa pelaku pasar membutuhkan sebuah kepastian yang cepat dalam merespon kasus varian Omicron ini.