Rusia minta negara produsen minyak dunia OPEC+ agar memberhentikan pengurangan produksi minyak. Hal itu dilakukan seiring dengan permintaan dari China di mana lebih kecil dari prediksi sebelumnya.
Di lain sisi mengenai laporan data ekonomi Amerika Serikat yang lemah serta tidak pastinya kenaikan suku bunga lanjutan menyebabkan kekhawatiran. Di mana permintaan bahan bakar semakin melemah ke depannya.
Pada Jumat (28/4) harga minyak mentah Brent lagi-lagi harus turun di level 78,53 dolar AS per barel. Angka tersebut mengalami penyusutan sebesar 2,9% dari harga awal pada minggu ini.
Sementara itu minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) ada di nilai 74,99 dolar AS per barelnya. Angka tersebut tercatat turun 2,7% dari harga pada Senin kemarin.
Minyak jenis brent juga mengalami penurunan sampai 0,17% ke 78,14 dolar AS per barelnya. Di mana pada perdagangan sebelumnya brent ditutup di posisi 78,27 dolar AS per barel.
OPEC Tidak Perlu Memangkas Produksi
Alexander Novak, Wakil Perdana Menteri Rusia pada Kamis (27/4) mengungkapkan jika kelompok produsen minyak dunia OPEC+ tidak memangkas produksi. Tentu saja ini membuat harga minyak mentah jadi stabil.
Pernyataan tersebut disampaikan tepat di tengah proyeksi dari banyak analisis. Di mana Mereka memprediksi jika permintaan minyak yang berasal dari negeri tirai bambu akan lebih kecil jumlahnya.
Akan tetapi Novak sendiri mengingatkan jika OPEC perlu untuk menyesuaikan kembali mengenai kebijakannya. Walaupun nanti permintaan minyak Cina lebih rendah dari perdiksi sebelumnya, OPEC tidak perlu memotong produksi.
Novak mengungkapkan jika Rusia telah mencapai produksi minyak sesuai target pada bulan ini. itu terjadi setelah memberikan pengumuman untuk memotong 500.000 bpd (barel per hari).
Angka tersebut sama seperti 5% dari produksi minyak dan dilakukan sampai akhir tahun 2023 ini. Seperti yang diketahui Rusia sendiri merupakan bagian dari kelompok negara yang menghasilkan minyak yakni OPEC+.
Di mana Rusia memberikan pengumuman mengenai pengurangan gabungan yakni sebesar 1,16 juta barel per hari di awal bulan ini. Novak mengatakan jika produksi konsensat migas Rusia diprediksi akan turun.
Penurunan tersebut terjadi sekitar 515 juta ton atau 10,3 juta barel harinya pada tahun ini. Di mana angka sebelumnya tahun 2022 ialah 535 juta ton.
Ia juga mengungkapkan jika pengurangan tersebut terjadi bukan secara mendadak atau baru dibuat sekitar sebulan lalu. Sebab hal tersebut nantinya akan mulai diberlakukan pada bulan Mei mendatang.
Di mana berlaku untuk negara yang sudah bergabung. Menurut Novak, pemulihan atas permintaan minyak di Cina sendiri setelah pandemi Covid-19 diperkirakan memang lebih rendah dari sebelumnya.
Apalagi Tiongkok merupakan negara paling besar nomor 2 setelah Amerika Serikat sebagai konsumen mintak dunia. Jadi tidak akan ada kekurangan minyak pada pasar global meskipun dilakukan pemangkasan produksi.
Harga Minyak Dunia Stabil
Mengurangi kerugian dari sesi yang sebelumnya, harga minyak mentah berhasil stabil. Keputusan Rusia melakukan pengurangan gabungan tersebut dianggap Amerika Serikat sebagai satu bentuk keputusan yang tidak bijaksana sehingga menyebabkan harga naik.
Rabu lalu (26/4) harga minyak mentah mengalami kemrosotan hampir sekitar 4%. Hal tersebut dikarenakan kekhawatiran mengenai kelambatan ekonomi Amerika Serikat yang menutup penurunan lebih tinggi dari prediksi persediaan minyak mentah.
Para investor tentu saja memperhatikan bagaimana data ekonomi agar dapat menjadi petunjuk arah untuk permintaan energi. Pertumbuhan ekonomi AS melambat bahkan lebih dari prediksi sebelumnya di Q1 (kuartal pertama).
Walaupun mengklaim jika tingkat pengangguran berhasil menurun di minggu yang ditutup tepat tanggal 22 April 2023 lalu sesuai datanya. Pada Rabu, data AS memperlihatkan jika pengeluaran barang modal menurun.
Penurunan tersebut terjadi bahkan lebih dari prediksinya sebelumnya. Namun harga minyak juga harus terbebani, sebab sentimen risiko yang cukup lemah berhasil menyebar, terutama pada bagian perbankan karena penurunan terus dari FRB.
Tentunya pasar akan mencari dari mana arah pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) zona Euro pada triwulan pertama. Di mana hal tersebut dijadwalkan pada hari Jumat.
Untuk data tersebut sendiri nantinya akan berpengaruh pada keputusan kebijakan moneter pada bank sentral Eropa di 4 Mei mendatang. Penguatan harga minyak memang dikarenakan beberapa hal.
Seperti karena short covering dari penjualan selama beberapa hari belakangan. Selain itu berdasarkan analisis OANDA, penguatan harga minyak tersebut juga didukung karena berbagai macam data ekonomi di AS.