Pada akhir transaksi minggu ini, harga minyak mengalami kenaikan tipis ke level paling tinggi selama lebih dari dua tahun. Pasalnya tahun lalu, ketika pandemi covid-19 baru muncul, cukup kesulitan.
Sebab ditengah permintaan ekonomi yang besar setelah adanya pengangguran baru di AS turun menuju level paling rendah. Membuat pengiriman minyak mentah menjadi terhambat serta menurunkan harganya.
Pada pengiriman Agustus, minyak mentah berjangka Brent tercatat 0.4% atau 30 sen jadi tetap di level USD 72,52 per barel. Bahkan untuk closing paling tinggi terjadi ketika bulan Mei 2019 lalu.
Sedangkan untuk pengiriman pada bulan Juli, minyak mentah berjangka WTI di AS sendiri naik menjadi 0.5% atau sekitar 33 sen jadi ke USD 70,29. Oktober 2019 merupakan closing paling tinggi.
Hal tersebut tentu saja membuat pasar menjadi terguncang. Bahkan sempat mengalami drop setelah adanya report dari media mengenai ungkapan dari AS yang mencabut sanksi pejabat minyak Iran.
Hal tersebut diperkuat dengan adanya pernyataan pihak departemen keuangan AS. Dimana sudah menghapus sanksi pada tiga mantan pejabat Iran serta perusahaan yang terkait dengan adanya perdagangan petrokimia Iran.
Namun pejabat AS sendiri mengungkapkan jika aktivitas tersebut memang rutin dilakukan. Bahkan tidak ada kaitannya dengan pembicaran bersama Iran mengenai nuklir dimana sebelumnya sempat ramai di media bahkan dunia.
Permintaan Minyak Menguat
Selama hampir sekitar 15 bulan lamanya, jumlah orang AS yang meminta klaim baru mengenai tunjangan pengangguran mengalami penurunan. Bahkan turun hingga ke label paling rendah pada minggu lalu.
Sedangkan untuk harga konsumen sendiri mengalami kenaikan saat bulan Mei lalu. Hal tersebut dikarenakan adanya pandemi yang berlangsung hingga saat ini, sehingga membuat perekonomian dunia juga mengalami penurunan.
Akhir-akhir ini pihak pemerintah AS telah menerbitkan data untuk pengangguran serta tenaga kerja. Data tersebut menunjukkan hal baik serta pasti dimana negara tersebut akan pulih makin cepat dari krisis ini.
Pasalnya jika lebih banyak kegiatan usaha atau bisnis, maka akan konsumsi untuk energi juga semakin besar. Jalannya ekonomi lebih baik merupakan syarat utama untuk tingkatkan lalu lintas datar maupun udara.
OPEC atau organisasi negara pengekspor minyak sendiri mengungkapkan jika permintaan mengenai minyak mentah akan mengalami kenaikan. Setidaknya pada tahun ini naik sekitar 6,6% atau 5,95 juta barel per harinya (bph).
Apalagi prediksi bulanan tersebut juga tidak mengalami perubahan selama dua bulan berturut. Secara perlahan, harga minyak akan sukses mengalami kenaikan, apalagi permintaan juga semakin menguat serta pasokan tidak dapat terus mengikuti.
Hal tersebut diungkapkan oleh mitra agen capital LLC New York, John Kilduff. Ia juga mengatakan jika pasar akan membuat prediksi sempurna meskipun dalam kondisi yang relatif lebih ketat.
Sanksi Terhadap Iran
Palaku pasar minyak mentah sendiri melakukan aktivitas untuk menjual singkat. Hal tersebut terjadi setelah mendapatkan informasi mengenai pihak AS yang mencabut sanksi pada para pejabat minyak di Iran.
Sanksi untuk pejabat Iran serta perusahaan yang ikut serta dalam perdagangan petrokimia sanksinya telah dihapus. Sehingga tidak ada sangkut pautnya juga dengan pembicaraan tentang nuklir yang sebelumnya ramai di dunia.
Berdasarkan data analisis yang ditunjukkan, pihak Iran bisa memberikan pasokan sekitar 1 hingga 2 juta barel per hari. Hal itu merupakan pasokan minyak mentah tambahan yang akan diberikan apabila kesepakatan nantinya tercapai.
Selain itu juga jika setelah sanksi sudah dicabut, maka pasokan tambahan tersebut diberikan. Apalagi saat ini warga Amerika yang mendaftarkan tunjangan pengangguran telah menurun setelah lebih dari satu tahun.
Mengenai penurunan harga minyak yang terjadi beberapa hari lalu juga menunjukkan satu hal. Dimana jika Iran maupun OPEC+ menambah pasokan minyak mentah ke dunia, maka penurunan tersebut nanti akan terjadi.
Sementara itu, mengenai OPEC+ sendiri merupakan sebuah aliansi yang dilakukan antara pihak OPEC serta produsen lainnya. Seperti Rusia juga masuk dalam organisasi negara pengekspor minyak tersebut.
Apabila permintaan untuk minyak mentah terus mengalami kenaikan, tentu saja harga minyak akan semakin menguat seiring permintaan dilakukan. Pasalnya selama pandemi ini juga permintaan terus menurun membuat harganya naik turun.