Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Naik Turun Rupiah Menjelang Penutupan Akhir Tahun

Naik Turun Rupiah Menjelang Penutupan Akhir Tahun

by Didimax Team

Berita perdagangan akhir-akhir ini tampaknya sedikit lebih tidak disorot dibandingkan dengan keadaan beberapa waktu lalu. Setelah perguncangan ekonomi naik dan turun, belakangan hanya beberapa hal saja yang masih terus disorot. Hal ini kemungkinan dikarenakan oleh faktor jelang penutupan akhir tahun di berbagai negara. 

Jika tahun-tahun sebelum ada Covid-19, penutupan akhir tahun tampak membuat kehebohan di berbagai hal maka tahun ini cukup berbeda. Covid-19 membuat dunia merayakan penutupan akhir tahun dalam bentuk yang lebih sederhana. Pemerintah di hampir semua negara memberi peraturan untuk tetap di rumah saja. 

Tidak hanya pada kegiatan perayaan tutup tahun, namun ternyata kegiatan perdagangan internasional hari-hari ini tampaknya juga sepi. Beberapa keadaan tampak lebih stabil sehingga analisis berita cukup jarang melakukan update berita. Seperti mata uang Indonesia, Rupiah yang mengalami stagnan menjelang akhir tahun 2020. 

Stagnan yang dialami Rupiah cenderung mengalami pelemahan. Sebagaimana peraturan yang sedang berlaku saat ini di Indonesia ternyata membuat aktivitas ekonomi kurs Rupiah terhadap dollar AS tampak melemah. Meski begitu, para pelaku ekonom melihat masih ada peluang penguatan Rupiah karena sentimen-sentimen dari dalam maupun luar.

 

Sentimen Terhadap Penemuan Vaksin Buat Rupiah Stagnan

Rupiah memang cenderung mengalami stagnan yang tidak beresiko tinggi untuk para pelaku ekonom. Namun akibat dari Covid-19 yang banyak menjatuhkan korban ini ternyata membuat Rupiah terus alami penguatan dan pelemahan dalam jangka waktu cukup sempit. Bahkan beberapa waktu lalu sempat mengkhawatirkan. 

Menjelang akhir tahun, korban Covid-19 melonjak cukup tinggi di Indonesia dan berakibat kepada banyak hal. Salah satunya adalah penekanan nilai tukar mata uang Rupiah yang cukup tinggi. Pemerintah terus berupaya untuk mengurangi jumlah korban jiwa setiap harinya dengan menerapkan berbagai peraturan. 

Namun, diketahui bahwa menjelang penutupan akhir tahun membuat banyak masyarakat melakukan perjalanan ke berbagai daerah dapat menyebabkan meluasnya penyebaran Covid-19 sebelum vaksin sah disebarluaskan kepada masyarakat. Hal tersebut juga menjadi salah satu penyebab Rupiah mengalami stagnan beberapa hari ini. 

Menurut Alwi Assegaf kurs Rupiah mengalami stagnan kea rah melemah karena adanya berita terbaru mengenai perkembangan penemuan vaksin dan virus jenis baru. Rupiah pada Minggu, 27 Desember 2020 di sore hari mengalami pelemahan sampai di angka 0,04% per dollar Amerika Serikat. 

Setelah sebelumnya di awal pekan Rupiah mengalami pergeseran di rentang jumlah Rp14.140 sampai Rp14.350 per dollar Amerika Serikat, kini Indonesia mengalami stagnan cenderung melemah sampai berita pagi ini dikeluarkan bahwa ada kemungkinan kurs Rupiah alami penguatan menjelang akhir tahun 2020 kali ini. 

Pengaruh Sentimen Reshuffle Kabinet Indonesia Terhadap Rupiah

Selain akibat sentimen terhadap perkembangan vaksin di Indonesia, ternyata terdapat sentimen baru yang menjadi salah satu penyebab Rupiah stagnan yaitu adanya Reshuffle Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada pekan lalu Rupiah cukup kuat dalam pasar ASIA. Setidaknya Rupiah ada di angka Rp14.200 pada penutupan perdagangan sebelumnya. 

Kebijakan Reshuffle pada Kabinet pemerintahan Presiden Jokowi pada beberapa waktu lalu ternyata memberikan pengaruh terhadap mata uang Rupiah. Hal ini diungkapkan oleh salah satu pelaku Ekonom CORE Indonesia yaitu Yusuf Rendy Manilet. Selain memberikan pengaruh terhadap Rupiah, ternyata kebijakan ini juga dianggap membawa angin segar. 

Presiden Jokowi mengkaji ulang kembali para Menteri di Kabinetnya. Banyak berita di Indonesia menyorot salah satu reshuffle Menteri di pos Kesehatan. Masyarakat sampai pelaku pasar berharap besar dengan pergantian tersebut memberi peluang besar untuk penanganan yang lebih cepat terhadap Covid-19. 

Meskipun prediksi bahwa kurs Rupiah akan meningkat menjelang penutupan tahun akan tetapi melihat sentimen lain yang datang dari luar Indonesia juga bisa menjadi penyebab pemberat pergerakan kurs Rupiah saat ini. Salah satunya yaitu sentimen pada proses transisi presiden Amerika Serikat dari Trump ke Biden. 

Bank Indonesia yang saat ini masih ada di pasar dapat membuat proyeksi pelemahan kurs Rupiah memiliki potensi terbatas kedepannya menurut Joshua Pardede saat melihat adanya peluang penguatan nilai mata uang Indonesia ini. Keinginan untuk segera kembali menguat pada Rupiah terhadap dollar AS membuat pemerintah terus melakukan upaya besar-besaran.