Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Omicron Dinilai Tak Memicu Lockdown Ketat, Begini Respon Dolar AS

Omicron Dinilai Tak Memicu Lockdown Ketat, Begini Respon Dolar AS

by Didimax Team

Lagi dan lagi, keadaan Dolar Amerika Serikat menjadi perhatian cukup besar bagi pelaku pasar serta para investor. Keadaan ini masih terus berlangsung akibat munculnya varian baru dari covid alias virus corona di dunia. 

Meski dianggap masih cukup tidak membahayakan dan tidak semenakutkan kondisi dari varian sebelumnya, namun Omicron tetap memberikan dampak cukup besar bagi beberapa negara seperti Amerika Serikat. 

Perkembangan infeksi kasus Omicron terbaru masih dianggap tidak begitu bermasalah dilihat dari lockdown yang tidak ketat. Hal ini kemudian di respon oleh Dolar AS dengan cukup mengejutkan bahkan setelah kondisinya satu pekan sebelumnya. 

Adanya peningkatan terhadap minat risiko membuat penekanan terhadap safe haven Dolar. Dolar Amerika Serikat tergelincir tepatnya pada hari Kamis, 30 Desember di waktu dini hari saat berita dikeluarkan. 

Penekanan Safe Haven Dolar Atas Kasus Omicron

 

 

Beberapa negara melakukan lockdown mengingat kasus Omicron yang mulai masuk ke bagian-bagian wilayah suatu negara. Amerika Serikat ikut mengadakan peraturan ini untuk mengurangi kemungkinan penyebaran kasusnya dan mengurangi dampak yang ada. 

Di tengah seretnya likuiditas menjelang liburan akhir tahun dan tahun baru kemarin, mata uang dalam kondisi safe haven yang termasuk didalamnya yaitu Dolar AS dan juga Yen, dilanda aksi penjualanan. Penyebabnya adalah karena kebangkitan minat risiko. 

Dari data yang dikeluarkan pada hari Kamis tersebut, indeks Dolar AS tergelincir sebesar 0.26% menjadi angka 95.90. Hal ini diakui karena perkembangan kasus infeksi varian Omicron yang menjadi sorotan paling utama oleh para investor di saat pasar sepi. 

Dilaporkan bahwa kondisi kasus penyebaran COVID dari varian terbaru Omicron ini memiliki data lonjakan di banyak negara dibandingkan data sebelumnya. Namun, hal ini bisa membuat pasar lebih lega. 

Alasannya yaitu karena tidak ada indikasi pemberlakuan lockdown yang terlalu ketat serta luas. Dimana hal ini sebelumnya sudah sangat dikhawatirkan oleh pemerintah negara serta seluruh masyarakat di suatu negara tersebut khususnya Amerika Serikat. 

Karena jumlah kasus yang cukup rendah ini, otoritas Kesehatan dari Amerika Serikat sudah merekomendasikan adanya pengurangan terhadap durasi dari isolasi Covid. Warga Negara Amerika Serikat yang sudah terinfeksi namun tidak ada gejala hanya perlu melakukan isolasi selama 5 hari saja. 

Hal ini diakui sudah lebih singkat dibandingkan dengan kebijakan wajib yang ada yaitu 10 hari isolasi dan sudah diberlakukan sebelumnya. Akan tetapi, varian Omicron yang masih merajalela ini ternyata tidak mempengaruhi pasar secara signifikan. 

Kondisi Pasar dalam Mode Perdagangan Choppy

Untuk kasus secara global yang sudah tembus mencapai angka satu juga kasus dalam dua hari, hal ini tidak cukup menganggu dengan sangat besar masalah perekonomian di beberapa negara. Pernyataan ini disampaikan oleh analisis dari tim Saxo Bank. 

Ini dianggap menjadi angin segar bagi aset-aset berisiko tinggi sehingga mata uang komoditas seperti Dolar dari Australia, New Zealand, dan juga Kanada sudah mengungguli USD. Dimana pasangan mata uang AUD/USD tampak menguat sebesar 0.27% menjadi 0.7248. 

Angka ini dianggap cukup tinggi sejak data dari 22 November. Secara umum, saat ini pasar forex berada dalam mode perdagangan yang choppy, dimana ada banyak trader sedang libur dari pasar, membuat kesulitan untuk membaca pergerakan harga pada terbentuknya fluktuasi sementara ini oleh para analis. 

Analis Jefferies yaitu Brad Bechtel yang dikutip oleh Reuters menyebutkan bahwa dalam waktu seperti sekarang ini, perdagangan dilakukan dengan sangat teknis. Namun, sebagian trader jangka pendek masih mencoba untuk menemukan peruntungannya di akhir tahun 2021. 

Volume rendah dari arus pasar perdagangan mata uang saat ini jika dibandingkan dengan akhir bulan di bulan biasanya. Bahkan perbandingan ini juga bisa dilihat dari data minggu lalau yang menyebutkan bahwa arus saat ini terbilang sedikit lebih ramai. 

Pernyataan ini disampaikan oleh Bechtel sebagai tambahan dari komentarnya di atas. Kemungkinan bahwa meski keadaan Omicron masih berlangsung, Dolar AS yang tergelincir di pekan lalu bisa dianggap tidak terlalu berpengaruh besar untuk perekonomian khususnya di bagian safe haven oleh para pelaku pasar dan para investor. 

Minat risiko yang kemudian bangkit dan menekan safe haven Dolar hanya berdampak sedikit melemah akibat perkembangan infeksi Omicron terbaru.