Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Pasar Jenuh Beli, Bikin Emas Terlempar Level Psikologis

Pasar Jenuh Beli, Bikin Emas Terlempar Level Psikologis

by Didimax Team

Meskipun pasar judah mengalami overbrought, namun tetap saja bullish emas masih belum berubah, apalagi dengan adanya sebuah ancaman pada inflasi tinggi. Sehingga sekalipun harga emas tinggi tetap membuat banyak orang memilihnya.

Sepanjang tahun memang harga dari emas dicatat mengalami kenaikan terus, namun masih cukup tipis kenaikannya. Awal minggu ini memang emas dunia pada pasar spot juga turun menjadi US$ 1.886/troy ons.

Padahal minggu lalu emas juga tidak dalam keadaan bagus harganya, bahkan ketika indeks dollar untuk AS rebound berada di posisi 90 lagi. Tingginya inflasi memberikan keuntungan menggunakan emas sebagai aset.

Akan tetapi jika moneter diperketat, di mana dilakukan oleh pihak bank sentral AS, the fed, maka akan membuat harga dari emas cenderung diperbaiki. Mengingat nanti akan mengalami peningkatan pada nilai kerugian.

Para pelaku pasar bahkan juga mulai mengantisipasi jika Jerome Powell and the gang akan menarik kembali kemampuan perusahaan dalam membayar hutang. Dimana pembayarannya sendiri sudah pada sistem keuangan.

Ditambah lagi anggota dari komite juga telah mengambil kebijakan dari the fed. Dimana telah membeberkan mengenai pentingnya melakukan diskusi tentang menyesuaikan sebuah program jual beli aset apabila perekonomian membaik.

Respon dari pasar sendiri didukung oleh peranan dari the fed mengenai strategi komunikasi yang dilakukan. Money market akan goyang ditambah dengan adanya dolar AS yang semakin menguat dikarenakan adanya tapering mendadak.

Namun melihat kondisinya saat ini harga dari emas akan membaik dan punya peluang besar untuk semakin kuat. Meskipun pada level ini harus mengalami konsolidasi lebih dulu.

 

Perkiraan Naiknya Harga Emas

Wall street atau dari para investor dari main street sendiri pada pekan ini masih memprediksi jika harga emas akan mengalami kenaikan. Survei pada sebanyak 16 analisis sendiri juga mencatat kenaikannya.

Pada sebesar 69% dari respons atau dari 11 diantaranya memprediksi jika harga dari logam mulia berwarna kuning ini akan naik. Sementara itu 19% memilih netral dan 13% lainnya mengatakan jika melemah.

Survei Kitco berhasil mengumpulkan sebanyak 1.023 voting, sebesar 54% dari investor bahkan mengatakan jika hara dari emas ini bisa meningkat. Sedangkan 17 investor tetap netral serta 29% sisanya memprediksi akan turun.

Selama dua bulan terakhir, harga emas sendiri telah mengalami peningkatan, meskipun dollar AS mengalami penekanan. Bahkan kegiatan jual beli emas sendiri sampai menuju level overbought, sehingga harus dilakukan pengoreksian.

Pasalnya nanti akan ada piak yang mengambil untung dari kondisi tersebut. Walaupun pada laporan tenaga kerja dari AS ini tidak terlalu baik ketika dipublish beberapa waktu lalu.

Namun dengan adanya penambahan upah memberikan kesempatan untuk peningkatan inflasi jadi lebih besar. kakunya kenaikkan upah para pekerja, ditambah banyaknya jumlah perekrutan baru membuktikan jika upah harus ditambah.

Hal tersebut dilakukan agar banyak orang yang mau bekerja lagi. Hal tersebut menunjukkan beberapa kelebihan serta kekurangan yang terjadi karena emas, apalagi saat pandemi seperti saat ini.

QE Tingkatkan Laju Inflasi

Bank sentral AS The Federal Reserves, ketika pandemi covid-19 seperti saat ini memilih melonggarkan kebijakan moneter. Seperti satu diantaranya ialah untuk melonggarkan kuantitatif atau QE.

Bukan hanya akan menurunkan suku bunga agar dalam sistem pada perbankannya dapat dilakukan injeksi likuiditas. Hal yang sama juga dilakukan saat tahun 2008 lalu saat krisis moneter terjadi karena properti.

Akan tetapi pada masa tersebut kebijakan untuk QE pada inflasi sendiri tidak mempunyai dampak yang cukup terlihat. Pasalnya pada saat sekarang ini dengan masa lampu tidaklah sama keadaannya.

Pada masa sekarang kebijakan ini digadang mampu meningkatkan jumlah inflasi, pasalnya akan dibarengi dengan fiskal ekspansif dan disrupsi. Keadaan dimana tingginya inflasi ini akan memberikan keuntungan sendiri pada emas.

Sebab nilai dollar, terutama pada mata uang AS akan menurun saat inflasi ini terjadi. Membuat harga jasa maupun barang juga mengalami peningkatan, serta membuat pelaku ekonomi kekayaannya berkurang.

Konsisten disukai sebagai salah satu aset membuat emas terlindungi dari inflasi. Sehingga tidak heran apabila harganya bisa mengalami kenaikan apabila terjadi inflasi, meskipun hal ini tidak didiamkan oleh the fed.

Tentu bank sentral yang terkenal paling bagus tersebut akan mengambil tindakan dimana akan menguntungkan negaranya. Meskipun emas bisa melemah kapan saja, namun jika konsisten naik, bisa mencapai level tinggi lagi.