Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Penguatan Dolar dan Yield Obligasi Sebabkan Harga Emas Jatuh Terendah

Penguatan Dolar dan Yield Obligasi Sebabkan Harga Emas Jatuh Terendah

by Didimax Team

Ibarat kapal yang terombang ambing di tengah lautan, harga emas juga mengalami hal serupa di sesi perdagangan di bulan ini. Harga emas sempat mengalami kejayaannya menutup bulan Agustus lalu sembari membuka bulan September. 

Namun tidak berlangsung cukup lama, kini dikabarkan bahwa harga emas mengalami penurunan yang cukup besar. Setidaknya ada dua faktor yang diakui sebagai penyebab dari kejatuhan harga emas menuju level terendah bulan ini. 

Disebutkan bahwa penguatan yang terjadi pada Dolar serta yield obligasi sebagai katalis menekan harga emas. Terlihat bahwa harga emas sangat anjlok pada sesi perdagangan beberapa hari lalu dalam sepekan. 

Investor yang sempat dikecewakan karena Dolar Amerika Serikat berada pada level terendahnya kini memberikan secercah harapan. Bahkan di hari sebelum harga emas jatuh, emas sempat mengalami kestabilan yang dapat berpotensi kemunduran tapering The Fed.  

 

Pasca Kenaikan Dolar dan Yield Obligasi

Tepatnya Selasa malam, 07 September 2021 di sesi perdagangan tampak harga emas mengalami penurunan besar akibat kenaikan dari Dolar dan yield obligasi Amerika Serikat. Tampak penurunan sebesar 1.1% pada harga emas spot ke $1803.41 per ounce nya. 

Selain itu, harga emas futures juga mengalami kemerosotan sebesar 1.2% ke $1812.50 di Comex New York. Bahkan pada saat tersebut, dapat dilihat dari grafik pasangan XAU/USD menunjukkan terjadinya penurunan harga emas sebesar 1.5% ke $1795.59. 

Menguatnya indeks mata uang Amerika Serikat yaitu Dolar AS yang hanya sebesar 0.3% pada malam tersebut ternyata direspon cukup signifikan oleh emas. Bahkan kenaikan harga emas yang terjadi pasca NFP di akhir pekan lalu sangat terkuras habis. 

Menurut salah satu paham yaitu Daniel Pavilonis dari RJO Futures bahwa harga emas saat ini terhalang ekspektasi oleh penguatan Dolar Amerika Serikat lebih lanjut kedepannya. Maka dari itu, pasar tampak lebih memilih pada Dolar AS tersebut. 

Tidak sampai pada hal tersebut juga muncul faktor lain meski dari data NFP AS pada pekan lalu terlihat menimbulkan ekspektasi pengunduran waktu tapering The Fed seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. 

Dimana The Fed tidak akan membatalkan rencana dari kebijakan yang sudah diputuskan tersebut. Sementara itu, pasar terus mencari posisi yang paling tepat menjelang eksekusi dari jadwal tapering aset The Fed serta akan mewaspadai rapat FOMC di tanggal 21-22 bulan September mendatang.

Penekanan harga emas pada malam itu juga terbilang disebabkan oleh yield obligasi 10-tahunan AS yang terlepas dari dinamika kebijakan The Fed dan penguatan mata uang Amerika Serikat tersebut. 

Adapun kenaikan yang terjadi pada yield obligasi AS ini yaitu sebesar 1.371% dan disebut sebagai level tertinggi selama lebih dari satu pekan. Sehingga hal ini dapat meningkatkan opportunity cost emas yang menjadi aset tidak berimbal hasil. 

Harga Emas Jatuh Menuju Level Terendah

Sebagaimana yang diketahui bahwa jatuh bangkitnya harga emas dan mata uang di berbagai negara terlihat cukup besar juga dikarenakan masalah global yaitu Covid-19. Sehingga kejatuhan harga emas ini juga masih berkaitan dengan hal tersebut. 

Perkembangan kasus covid-19 varian Delta secara global akhir-akhir ini membuat perdagangan emas masih cukup berjibaku padanya. Saat merebaknya wabah covid-19 Delta tersebut maka akan membuat peningkatan pada permintaan minat beli terhadap emas secara umum. 

Akan tetapi menurut penuturan para analis bahwa tren penurunan emas ini tertahan oleh kenaikan pasar secara ekuitas yang menjadi akibat dari kebijakan moneter longgar The Fed sebelumnya. 

Saat emas menemukan minat baru namun akan terjebak pada prospek ekonomi yang membingungkan dalam masa tersebut serta adanya rekor tertinggi baru dalam ekuitas. Penuturan ini disampaikan oleh Adrian Ash selaku direktur peneliti di BullionVault. 

Bahkan menurut Adrian Ash adanya penurunan harga emas malam ini juga diakibatkan oleh aksi dari profit-taking yang terjadi lonjakan pada akhir pekan lalu. Seluruh pendukung emas harus rela dan berbesar hati terhadap kenyataan dari pergerakan yang hanya terjadi pada kisaran harga $1800. 

Hal ini dilihat secara teknikal oleh Alex Kuptsikevich dari FxPro. Meskipun begitu, tetap saja saat ini impor emas masih dinilai cukup tinggi dan bahkan terlihat memiliki potensi menguat di akhir tahun 2021 ini.