Dalam perdagangan forex sesi Eropa hari Jumat (19/02) euro berhasil merangkak naik. Kekuatan mata uang tersebut berasal dari rilis data mengenai manufaktur kawasan euro yang meningkat. Meski di sisi lain, sektor jasa justru terkoreksi. Sedangkan penurunan dolar AS salah satunya dipengaruhi oleh data tenaga kerja yang mengecewakan.
Aktivitas manufaktur kawasan euro tampak meningkat dalam laporan PMI Jerman dan PMI Prancis. Keduanya sama-sama meningkat jauh lebih tinggi daripada perkiraan pasar. Masing-masing negara mengalami kemajuan, berhasil mencapai rentang angka 60,6 dan 55,0 pada Februari tahun ini.
Pergerakan EURUSD turut dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu hasil yield Treasury AS yang sempat membuat dolar naik. Namun, pada hari-hari berikutnya dolar justru kembali melemah. Rencana dana stimulus covid-19 dari Joe Biden juga belum memberikan kepastian akan realisasinya sehingga mengkhawatirkan investor.
Rilis Data Manufaktor Perkuat Mata Uang Euro terhadap Dolar AS
Sebelumnya, Euro mengalami penurunan terhadap dolar dalam sesi perdagangan Kamis (18/2). Hal tersebut didasari atas kekhawatiran investor mengenai pandemi covid-19 yang membuat Eropa harus memberlakukan lockdown. Kebijakan lockdown telah mengganggu upaya pemulihan ekonomi. Terutama di negara Jerman.
Negara tersebut menderita penyebaran virus covid-19 jenis baru sehingga semakin mengkhawatirkan perekonomian. Meski penyebaran virus sangat tinggi, respon terhadap vaksin rupanya masih sangat rendah. Jerman menerapkan kebijakan mengunci kawasan negaranya dalam menanggapi penyebaran virus mematikan tersebut.
Pada beberapa waktu yang lalu, angka makro ekonomi kawasan Euro menunjukkan nilai bagus. Sentimen ekonomi dalam negara-negara Uni Eropa semakin membaik di bulan Februari. GDP dari Uni Eropa mengalami kenaikan dalam rentang 0.6% pada kuartal ke 4. Sedangkan Consumer Confidence meningkat ke angka 14.8.
Markit merilis data PMI kawasan euro yang menunjukkan manufaktur semakin membaik. Meski di sisi lain sektor jasa mengalami penurunan bahkan telah menuju ke dalam teritori kontraksi. PMI Manufaktur Jerman menunjukkan angka 60,6 di bulan Februari.
Angka tersebut jauh melebihi ekspektasi pasar yang hanya berkisar 56,5. Sebelumnya angka manufaktur negara tersebut berada pada rentang 57,1. Data ini mencerminkan pertumbuhan yang bagus selama 3 tahun. Selain Jerman, Prancis juga mengalami kemajuan dalam sektor manufaktur.
PMI Prancis mengalami kemajuan dari 51,6 menuju rentang angka 55,0. Hal tersebut juga melebihi ekspektasi pasar yang hanya berada pada rentang 51,4. Negara tersebut mengalami kemajuan manufaktur terkuat sejak bulan Februari 2018.
Meski mengalami kemajuan dalam bidang manufaktur, Eropa menyimpan kekhawatiran dalam waktu ke depan. Kenaikan euro lebih tinggi dikhawatirkan menyebabkan potensi inflasi. Selain itu, proses vaksinasi yang berlangsung lambat dikhawatirkan akan berdampak pada pemulihan ekonomi Eropa.
Potensi Penurunan Dolar AS terhadap Euro
Pada pekan ini Amerika Serikat akan menjalani pemungutan suara mengenai paket stimulus covid-19 sebesar $1.9 triliun. Rencana tersebut hendak dilaksanakan pada tanggal 26 Februari mendatang. Tetapi, partai yang berkuasa hanya mempunyai mayoritas tipis di Dewan Rakyat dan kemungkinan juga kecil di Senat.
Paket stimulus tersebut masih menjadi tanda tanya bagi investor. Apabila paket tersebut terealisasi apakah mampu memperbaiki keadaan ekonomi. Pertanyaan ini berada pada faktor kenaikan upah minimum dan eligibilitas untuk stimulus sebesar $1,400. Yang paling penting dari proyek ini menurut investor adalah nilainya.
Jika nilai yang dihasilkan dari paket stimulus ini nanti lebih dari $1.5 triliun, maka investor akan bersuka cita. Namun, apabila hasil yang keluar kurang dari $1 triliun, maka investor akan kecewa dengan proyek tersebut. Di samping itu, terdapat potensi stimulus akan diundur sampai bulan Maret.
Setelah badai salju reda, Amerika berencana mempercepat proses vaksinasi. Saat ini, baru 12% warganya yang mendapat vaksin. AS menargetkan 100% populasinya akan selesai divaksin pada musim panas. Namun, percepatan vaksin membutuhkan persetujuan penggunaan vaksin sekali suntik dari Johnson and Johnson.
Perilisan data tenaga kerja juga masih menyisakan pengaruh buruk bagi pergerakan dolar AS. Klaim pengangguran yang meningkat membuat investor kehilangan optimisme atas upaya pemulihan ekonomi negara tersebut. Meski dolar sempat menguat karena hasil obligasi Treasury, jumlah klaim pengangguran membuat negara tersebut harus berhati-hati.
EURUSD mengalami kenaikan setelah sebelumnya mengalami bearish. Baik Eropa maupun AS harus berjuang dalam pergerakan mata uang mereka yang mengalami fluktuasi. Pada jumat (19/2) Euro dapat merasakan kenaikan nilai tukar setelah memperoleh dukungan dari data manufaktur. Data manufaktur Jerman dan Prancis mampu meningkat melebihi ekspektasi pasar.