Pound Inggris telah memperpanjang kenaikannya di sesi Jumat kemarin, di mana GBP/USD saat ini diperdagangkan pada harga 1,3555, itu naik sekitar 0,58%. Akan tetapi PMI (Purchasing Managers' Index) Inggris mengalami perlambatan.
Ekonomi Inggris terus pulih dari pandemi Covid global, namun, pelepasan permintaan dari konsumen dan bisnis telah mengakibatkan sejumlah masalah bagi sektor manufaktur. Ini termasuk kemacetan rantai pasokan, biaya material yang lebih tinggi dan kekurangan pekerja.
Masalah-masalah ini mengakibatkan perlambatan sektor tersebut pada bulan September, karena PMI manufaktur negara itu turun menjadi 57,1, itu mengalami penurunan dari angka 60,3 pada bulan Agustus lalu.
Sebenarnya kondisi sekarang terus memperlihatkan adanya pertumbuhan di bidang manufaktur, tingkat ekspansi telah berkurang selama empat bulan berturut-turut, dan angka September menandai level terendah tujuh bulan.
Namun, produsen tetap optimis untuk dapat memenuhi pesanan baru, dan investor juga kemungkinan tidak akan khawatir dan gugup kecuali jika PMI tergelincir mendekati level 50, itu bisa memisahkan ekspansi dari kontraksi.
Dolar AS Harganya Melemah
Di AS, ada banyak hal yang membuat investor khawatir ketika pasar perdagangan minggu ini ditutup, yakni pagu utang dan kemungkinan penutupan oleh pemerintah, serta RUU pembangunan kembali infrastruktur yang lebih baik dari Presiden Biden di Parlemen.
Rencana pengeluaran Presiden Joe Biden yang terhenti ditambah kekhawatiran tentang tapering aset bank sentral dan kekhawatiran tentang batas utang mulai membebani pasar, setidaknya sedikit.
Sekarang, pasar tetap mendekati rekor tertinggi dan berlalunya paket infrastruktur bipartisan yang dapat membalikkan keadaan. Dan kekhawatiran atas batas utang belum terlalu tinggi mengingat Demokrat mungkin bisa meningkatkannya secara sepihak sebelum jatuh tempo.
Anggota parlemen telah mencapai kesepakatan untuk mendanai pemerintah sampai tanggal 3 Desember mendatang, di mana keputusan tersebut benar-benar mengakibatkan sampai masalah ini harus ditangani lagi.
Parlemen telah menjadwalkan pemungutan suara pada RUU infrastruktur pada Kamis malam, tetapi Nancy Pelosi, sang pimpinan terpaksa menarik RUU itu dan menunda pemungutan suara karena oposisi dari Partai Republik dan Demokrat progresif.
Artinya tidak ada cukup suara yang mendukung RUU tersebut bisa lolos. Kesulitan-kesulitan ini menunjukkan kelemahan Presiden Biden, yang masih menghadapi tentangan tidak hanya dari Partai Republik, tetapi juga dari anggota parlemen Demokrat progresif sendiri.
Sampai permasalah plafon utang itu diselesaikan, penghindaran risiko kemungkinan akan tetap tinggi, yang merupakan bullish untuk dolar AS.
Dolar Kanada Naik, PDB Diproyeksikan juga Naik
Dolar Kanada melayang di mana saat ini, USD/CAD diperdagangkan di 1,2692, naik 0,10% hari ini. Kondisi dolar AS telah terlihat tajam tetapi melemah lebih rendah pada hari Kamis terhadap mata uang utama.
USD/CAD turun 0,56% dan turun ke 1,26, tentu pergerakan ke bawah ini adalah hasil dari beberapa aksi ambil untung serta sedikit penurunan dalam imbal hasil Treasury AS. Indeks dolar tidak berubah pada hari Jumat di 0,9421.
Mengingat sentimen penghindaran risiko di pasar dan repricing dari tapering Fed yang masih menjadi pertimbangan banyak pelaku pasar, indeks kemungkinan akan melanjutkan kenaikannya minggu depan, yang akan mendorong USD/CAD.
Kanada akan mengakhiri minggu ini sebagai penggerak pasar, dengan rilis PDB untuk bulan Juli. Laporan PDB sebelumnya positif, di mana kenaikan yang sehat sebesar 0,7%. Namun, konsensus untuk rilis mendatang sebesar -0,2%, dan investor dapat bereaksi negatif.
Adanya pertumbuhan negatif jelas bukan kabar baik, tetapi kecuali jika angkanya jauh di bawah perkiraan, itu tidak mungkin mengubah pandangan pasar bahwa kenaikan suku bunga akan terjadi.
Jadi ketika Kanada perlahan keluar dari pandemi Covid, ekonomi bergulat dengan kemacetan pasokan, kekurangan pekerja, dan inflasi yang tinggi. Bank of Canada, mengambil pedoman Fed, berpendapat bahwa inflasi bersifat sementara.
Namun, CPI melonjak 4,1% pada bulan Agustus (YoY), itu menandai bahwa mereka berada bulan kelima berturut-turut mengalami inflasi, di mana telah berada di atas batas tertinggi Bank sebesar 3%.
Pandangan yang berlaku di kalangan investor adalah bahwa BoE akan menaikkan suku bunga dari 0,25% saat ini pada paruh kedua tahun 2022, tetapi beberapa analis memproyeksikan kenaikan suku bunga akan paruh pertama tahun ini.
Jika inflasi tetap di atas level 3% dalam beberapa bulan mendatang, maka pembuat kebijakan bank akan berada di bawah tekanan yang meningkat, di mana itu bertujuan menaikkan suku bunga lebih cepat daripada nanti.