Eurostat merilis Gross Domestik Product (GDP) menunjukkan penguatan Data tersebut dirilis pada 30 oktober 2020. Setiap mengeluarkan data Kantor statistik komunitas Eropa akan memberikan prosentase perubahan. Terdiri dari tiga dokumen berbeda yaitu Preliminary Flash GDP, Flash Gross Domestik Product, terakhir Revised final.
Dalam rilis pertama yang dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2020 tersebut, menunjukkan peningkatan pertumbuhan diangka 12,7%. Nilai tersebut lebih tinggi dari perkiraan mereka sebelumnya hanya berada pada level 9,4%. Pencapaian ini merupakan rekor tertinggi sejak perilisan data sejak tahun 1995.
Faktor Pertumbuhan GDP Zona Eropa
Faktor pemicu utama pertumbuhan ini tidak lepas dari berbagai negara Eropa yang sudah kembali memulai aktivitas perekonomian mereka. Walaupun, beberapa kebijakan masih diterapkan seperti pembatasan kunjungan. Tetapi, roda tersebut sudah mulai menunjukkan dampak positif. Terutama, negara yang sudah mengumumkan resesi.
Cepatnya pemulihan ekonomi diharapkan mampu menghindarkan mereka dari jurang tersebut. Kebijakan lockdown sudah mulai dikurangi, termasuk Inggris, Prancis dan Italia. Tercatat paling banyak terkena kasus Covid 19. Dampak dari berjalannya roda ekonomi dapat terlihat dari kenaikan flash GDP.
Dari data terlihat Prancis, Italia, Jerman, Spanyol menunjukkan kenaikan cukup signifikan kurang lebih 12,7% hingga 13%. Hal ini memicu penguatan mata uang Euro pada perdagangan beberapa hari yang lalu. Kondisi ini semakin menguat karena, keadaan Dolar Amerika masih belum menentu akibat pemilu.
Dampak kemenangan Joe Biden dan kabar bahwa presiden Donald Trump ingin menggugat hasil pemilihan tersebut adalah pemicunya. Sejumlah mata uang Dolar mengalami penurunan, termasuk kekalahan telak menghadapi Rupiah. Faktor tersebut membuat pelaku pasar masih belum berani mengambil langkah lebih jauh.
Producer Price Indeks
Prediksi penguatan tersebut terjadi karena ada faktor lain. Dalam perdagangan mata uang ada banyak faktor yang mempengaruhinya yaitu suhu politik serta keadaan produsen dan konsumen dalam menentukan laju inflasi. Pengukurannya menggunakan standar Producer Price Indeks atau PPI. Bila di Amerika disebut juga Wholesale Price.
Neraca ini berfungsi mengukur bagaimana perubahan harga barang dan jasa dari produsen yang menunjukkan tingkat inflasi. Selanjutnya, berdampak pada laju inflasi untuk konsumen itu sendiri. Hal tersebut saling berkaitan karena, dalam perubahan harga dari pihak produsen menjadi tanggungan konsumen.
Oleh karena itu, dalam perdagangan tidak ada penetapan harga maksimal atau minimal. Perubahan biaya di produsen mempunyai banyak faktor Bisa bahan baku sulit, atau permintaan terlalu banyak. Hal ini dipengaruhi dari keuntungan dan jalannya roda perekonomian perusahaan tersebut.
Kriteria dari PPI ini sendiri bersumber pada jasa konstruksi serta belanja pemerintah dan ekspor. Dalam pelaporannya ada 2 data yaitu, dihitung secara total keseluruhan. Kemudian, data ke dua dihitung tetapi tidak memasukkan harga makanan serta energi. Dirilis setiap bulan dan tahun.
Data hasil PPI ini bisa dijadikan sebagai acuan. Bila terjadi penurunan, maka mata uang negara tersebut juga akan menurun, begitu pula sebaliknya. Walaupun, pengaruhnya tidak hanya itu saja. Namun, pengaruh dan dampaknya cukup besar terhadap perdagangan mata uang ke depan.
Kepercayaan Konsumen
Indeks kepercayaan konsumen atau UoM. Indikator ini dirilis setiap 2 kali dalam satu bulan. Hal ini diperhatikan benar oleh investor karena menjadi acuan untuk mengukur bagaimana tingkat kepercayaan konsumen terutama pada bisnis dan keuangan setiap negara termasuk Eropa dan Amerika.
Indeks biasanya dibuat dengan melakukan survei, kurang lebih terhadap 500 konsumen Tentang bagaimana kondisi perekonomian setiap negara hari ini dan yang akan datang, Jika dalam diagram cenderung naik setiap pekan, bisa dipastikan sentimen pasar akan positif, sehingga kenaikan mata uang akan terjadi.
Dalam diagram akan ditampilkan data mengenai jumlah perkiraan mengenai kondisi perekonomian terkini, serta harapan dari berbagai konsumen. Bila hasilnya lebih rendah tetapi pada kenyataannya tinggi. Maka, kondisi mata uang dalam perdagangan selanjutnya cenderung stabil, bila naik atau turun sangat tipis.
Faktor ini pula yang mengakibatkan Rupiah bisa mencapai Reli dalam 6 hari berturut-turut. Masih menarik untuk disimak bagaimana perkembangan mata uang Euro kedepan serta pemulihan perekonomian di sejumlah negara Eropa. Karena, dampak covid 19 masih sangat terasa di kawasan tersebut.