Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan PSBB Jawa Bali Diumumkan Rupiah Tidak Gentar Menunjukkan Penguatan

PSBB Jawa Bali Diumumkan Rupiah Tidak Gentar Menunjukkan Penguatan

by Didimax Team

Pembatasan Baru Jawa dan Bali sudah diumumkan pemerintah. Langkah ini diambil untuk menekan penyebaran Virus Corona yang semakin memprihatinkan. Angkanya, menunjukkan penambahan hingga saat ini, rata-rata kasus positif mencapai 7 ribu orang. Tetapi, pembatasan kali tersebut tidak berdampak pada Rupiah.

Pada penutupan perdagangan sore hari 6 Januari 2021. Mata Uang Garuda tersebut menunjukkan penguatan walaupun, angkanya tidak terlalu signifikan hanya 20 poin saja. Menuju level 13.895. Banyak pengamat menilai, penguatan tersebut terjadi karena banyak faktor. Pasar menilai kepemimpinan Presiden Jokowi cukup berhasil mengatasi surutnya ekonomi.

Investor menumbuhkan kepercayaan bahwa, pangsa pasar Indonesia masih cukup baik menghasilkan keuntungan. Walaupun, hadir kecemasan bagaimana nanti penerapan pengetatan ini terhadap ekonomi kedepan. Tetapi, dari pengalaman, PSBB beberapa waktu lalu. Mereka cukup percaya akan iklim bisnis yang sudah dibangun oleh presiden.

Hal lain adalah penanganan Covid 19 di Indonesia memang tidak terlalu bagus. Tetapi, pergantian menteri kesehatan yang baru berdampak angin segar. Banyak orang percaya penanganannya cukup baik. Pembatasan tersebut tidak jauh berbeda dengan pola yang lalu. Sehingga, akan banyak WFH kembali.

 

Berlaku Pembatasan Jam Masyarakat

Dari seluruh wilayah Jawa dan Bali ada beberapa kota akan diterapkan pemberlakuan ini. Termasuk DKI Jakarta, Solo raya, Malang Raya, Denpasar, serta Badung. dan masih banyak lagi. Kota tersebut akan memberlakukan pembatasan jam serta aktivitas masyarakat. Termasuk mall dan kegiatan kebudayaan lainnya.

Jumlah pengunjung di restoran juga harus dibatasi menjadi 25%. Begitu pula dengan tempat ibadah yang hanya diperbolehkan mencapai 50%. Sementara itu, protokol kesehatan ketat akan terus ditingkatkan hingga 100%. Walaupun, penerapan tersebut diberlakukan. Namun, tidak semua kota pembatasan yang dilakukan masih sedikit longgar.

Dalam hal ini, pelaku pasar percaya bahwa kondisi Indonesia sudah cukup baik mengatasi kondisi tersebut. Beberapa kepala daerah juga berkoordinasi untuk meningkatkan iklim investasi yang nyaman. Mereka tidak ingin, pembatasan ini berdampak buruk pada perekonomian. Diketahui, Indonesia sedang berada didalam jurang resesi.

Hanya saja, menurut IMF, prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2021. Diproyeksikan mencapai 4,4%. Angka ini memang cukup realistis mengingat hampir semua sektor terkena dampak. Apalagi, kondisi pariwisata terutama perhotelan. Mereka sudah sulit bila harus terus bertahan dari badai bahkan, cadangan sudah dikeluarkan.

Kondisi tersebut juga cukup prihatin karena, WNA tidak diperbolehkan untuk masuk ke Indonesia. Membuat jurang resesi di prediksi lebih dalam dari sebelumnya. Menurut Sri Mulyani, kemungkinan pertumbuhan minus diangka 2,2%. Hal tersebut akan semakin memburuk bila Covid masih menyerang seluruh penduduk.

Kepercayaan Pasar Kepada Indonesia

Alasan utama mengapa pasar masih percaya kepada Indonesia juga disertai suhu politik Amerika sedang memanas karena, pemilihan umum di negara bagian Georgia. Kawasan ini memang sangat penting untuk dimenangkan Joe Biden. Karena, akan memuluskan langkahnya dalam menjalankan segala kebijakan terutama soal stimulus.

Pasar masih melihat Indonesia sebagai kawasan dengan iklim investasi yang cukup bagus. Presiden Jokowi dinilai mampu mengembangkan seluruh potensi. Keuntungan berlimpah bisa didapatkan saat mencoba membangun kantor hingga pabrik disini. Walaupun, ada sejumlah aturan ketat wajib dipenuhi terutama soal pajak dan pendapatan lainnya.

Kepercayaan lain juga ditunjukkan dengan proses vaksinasi sudah berjalan pada awal tahun ini sampai satu tahun ke depan. Proses vaksinasi tersebut memang jadi solusi utama dalam pencegahan virus. Diharapkan, pertumbuhan ekonomi dapat berkembang dengan baik dan resesi mampu dihindari.

Alasan Terbaik Rupiah Menguat

Dengan berbagai kebijakan yang sudah ditrapkan oleh pemerintah Indonesia. Tidak heran bila kondisi saat tersebut Rupiah mulai menguat. Hanya saja, kondisinya memang belum sepenuhnya aman. Poin 14 ribu masih terus mengintai. Salah sedikit saja dalam mengambil keputusan maka kondisi Rupiah akan terpuruk.

Menjaga kestabilan mata uang Garuda ini memang sangat penting. Perdagangan ekspor impor serta komoditi lain akan ikut terdongkrak, bila kondisinya Rupiah mampu unggul. Penguatan Rupiah juga jadi bukti bahwa pasar dunia percaya terhadap Indonesia. Masih terus ditunggu apakah penguatan ini bisa menjadikannya reli kembali.

Pencapaian Reli 6 hari berturut-turut beberapa waktu lalu memang sulit untuk dilakukan kembali. Hanya saja, mata uang tersebut bisa jadi lebih perkasa. Terutama, sektor pariwisata yang sudah melakukan banyak pembenahan dipercaya menjadi stimulus baru untuk pemulihan ekonomi negara ini ke depan.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama