Emas menjadi salah satu logam mulia yang memiliki harga yang naik turun. Usai mengalami flash crash atau disebut juga emas ambrol dalam jumlah banyak dalam beberapa menit kini sudah membaik.
Hal ini terbukti dari harga emas yang sudah mulai naik usai mengalami penurunan drastis tersebut. Meskipun demikian, harga emas di masa depan belum dapat diprediksi selalu baik nilainya.
Hal ini disampaikan oleh beberapa analis yang menyebutkan masih kemungkinan adanya penurunan harga signifikan. Emas mengalami peningkatan gemilang harga emas setelah melemah dalam beberapa hari.
Awal minggu kemarin pelaku pasar dikejutkan dengan harga emas yang ambrol mendekati 4,5 persen. Nilai ini terjadi dalam waktu yang kurang dari 15 menit ke US$ 1.864,37 per troy ons.
Akhirnya harga emas mulai meningkat dan memangkas pelemahan yang terjadi dengan harga US$ 1.684,37 per troy ons. Pelemahan tetap terjadi pada angka ini, tetapi dalam jumlah hanya 1.9 persen.
Meskipun sempat terjadinya pasang surut harga emas, harga emas di dunia memiliki pasar spot sebesar US$ 1.752,66 setiap troy ons. Angka ini naik tipis ke di angka 0,01 persen.
Kenaikan Harga Emas
Hingga saat ini harga emas belum bisa kembali ke kejayaan harga semulanya. Selama sepekan lebih berlalu, harga emas bahkan anjlok menyentuh harga 4,91 persen secara point to point.
Sejak tanggal 11 Agustus 2021 hingga beberapa hari setelahnya mengalami kenaikan menyentuh harga 1,38 persen. Seorang Analis Komoditas Reuters, Wang Tao juga ikut memperkirakan harga emas.
Per jumat pekan lalu, para investor boleh memasang target dalam kisaran US$ 1.758 – 1.785 setiap troy ons. Meskipun demikian, risiko koreksi akan tetap ada sehingga perlu lebih waspada.
Wang sendiri memperkirakan kenaikan harga emas berada di rentang US$ 1.743 – 1.728 setiap troy ons. Dari grafiknya juga menunjukkan harga emas sedang naik, itulah yang ditambahkan oleh Wang.
Sementara itu, titik resistance harga emas juga diperkirakan akan menyentuh angka US$ 1.748/troy ons. Tentunya penembusan ke titik ini mampu mendongkrak harga emas ke angka US$ 1.768/troy ons.
Sebagai seorang analis, Wang juga memberikan peringatan kepada pelaku pasar bahwa kenaikan harga emas ini merupakan fase konsolidasi. Setelah adanya konsolidasi sangat memungkinkan harga emas merosot kembali.
Bahkan harga yang diprediksi setelah adanya konsolidasi ini tidak main-main menyentuh angka US$ 1.520 per troy ons. Tentunya harga ini perlu disiasati oleh setiap pelaku pasar sehingga perlu waspada.
Informasi Harga Emas
Tidak hanya Wang saja yang memberikan tanggapan terkait harga emas. Seorang kepala investor di UBS Global Wealth Management, Dominic Schnider juga memberikan prediksi terkait perkembangan harga emas saat ini.
Ia memprediksi adanya penurunan yang cukup drastis menyentuh angka US$ 1.600 setiap troy ons. Tentunya prediksi harga ini cukup mengkhawatirkan karena lebih rendah dari kuartal I-2021.
Schnider juga melihat adanya imbal hasil riil pada AS yang dapat membuat harga emas ikut merosot. Emas dan obligasi menjadi safe haven yang paling sering dipilih oleh para pelaku pasar.
Perbedaannya, obligasi memberikan imbal hasil, sementara emas tidak memberikan imbal hasil. Hal inilah yang membuat adanya inflasi yang tinggi di AS dan cukup berdampak terhadap harga emas.
Ketika riil yield tersebut berstatus negatif dalam, maka harga emas akan diuntungkan. Sebaliknya, jika riil yield memiliki negatif yang semakin berkurang hingga positif, maka emas akan mengalami ketertekanan harga.
Hal ini juga disampaikan oleh analis Komoditas di Commonwealth Bank of Australia bernama Vivek Dhar yang memprediksi emas belum stabil. Ia bahkan melihat akan terjadi penurunan dalam waktu dekat.
Akan adanya flash crash yang terjadi di awal pekan ini karena adanya penguatan pada dolar. Selain itu, juga dipengaruhi oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS yang mengancam peningkatan harga emas.
Dhar juga menyebutkan bahwa adanya penguatan dolar AS dengan dilengkapi adanya kenaikan real yield secara bertahap membuat harga emas terpuruk. Bahkan, keterpurukan ini bisa melebihi sebelumnya.
Meskipun demikian, Dhar juga memprediksi akan adanya penurunan harga emas hingga menyentuh US$ 1.700 per troy ons. Hal ini perlu diwaspadai oleh setiap pelaku pasar sehingga bisa tetap bertahan.