Pada tahun 2021 memang sudah banyak terjadi berbagai hal yang mempengaruhi naik turunnya nilai ekonomi dari berbagai bidang. Salah satu yang menjadi teror utama adalah pandemi virus corona yang masih berlangsung hingga saat ini dan bukan tidak mungkin masih akan menghantui pergerakan ekonomi di tahun 2022.
Diharapkan pada tahun 2022 ini akan menjadi titik balik bagi perekonomian di indonesia maupun dunia dalam berbagai jenis produk investasi. Seiring dengan mulai menggeliatnya pemerintah dalam menggerakkan kembali ekonomi masyarakat berapa harga juga mulai mengalami peningkatan yang positif.
Rekap Kondisi Pasar Tahun 2021
Pada pasar keuangan sendiri merekap bahwa pada tahun 2021 telah terjadi beberapa kenaikan pada harga aset tertentu. Pada pasar saham secara point-to-point juga mengalami kenaikan 10,8% dalam Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG.
Bukan hanya Indeks Harga Saham Gabungan saja yang mengalami kenaikan, bursa saham Amerika Serikat juga mendapat angka positif cukup baik, kemudian disusul dengan indeks S&P 500 yang mencatatkan kenaikan 26,89% sepanjang tahun 2021. Kenaikan tersebut menjadi kenaikan tertinggi tahunan terhitung sejak tahun 2019 ketika pandemi virus corona belum terjadi.
Pasar komoditas menjadi tempat yang paling cuan pada tahun 2021, bisa dibilang tahun tersebut merupakan tahunnya komoditas. Harga minyak brent sendiri mengalami peningkatan signifikan mencapai 50,5% karena didukung oleh banyak faktor, kenaikan tersebut merupakan kenaikan tertinggi sejak tahun 2016.
Sementara untuk minyak jenis light sweet atau west texas intermediate juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan mencapai 55,1% sepanjang tahun 2021. Kenaikan tersebut juga menjadi kenaikan tertinggi tahunan sejak dari tahun 2009, walaupun begitu masih ada aset lain yang mengalami kenaikan pesat dan banyak diminati oleh investor pada tahun 2021.
Selain dari minyak, komoditas logam juga mendapatkan kenaikan yang cukup lumayan untuk menghasilkan profit, tembaga juga mengalami kenaikan mencapai 26, 84%. Ditambah dengan kenaikan dari harga timah yang melesat mencapai 92,95%, aluminium juga meningkat mencapai 26, 14% dan nikel mengalami kenaikan hingga 26,14%.
Harga Emas Melemah
Melihat dari rekapan tahun 2021, selain ada peningkatan harga dari beberapa komoditi dan saham ada juga komoditas yang mengalami penurunan. Diantaranya adalah komoditas emas yang pada tahun 2021 ditutup dengan posisi 1.828,39 per troy ons, hanya mengalami kenaikan 0,74% dari harga sebelumnya.
Sampai saat ini harga emas belum memperlihatkan peningkatan yang signifikan walaupun sudah mengalami tahapan kenaikan yang positif, walaupun begitu tidak memberikan banyak efek negatif kepada investor emas. Terbukti sampai saat ini emas masih menjadi salah satu produk investasi yang disukai dan banyak dibeli oleh masyarakat.
Selain itu emas juga tidak pernah berhenti mendapatkan popularitas seiring dengan perkembangan teknologi yang memanfaatkan munculnya emas digital. Hanya dengan aplikasi dan jaringan internet anda sudah bisa mengetahui harga emas dan membelinya mulai dari harga yang paling murah sekalipun.
Karena munculnya inovasi tersebut emas tetap mempunyai tempat yang spesial di hati masyarakat apalagi saat ini sudah menjangkau kalangan milenial dengan inovasi terbarunya. Walaupun sampai saat ini harga emas masih berada pada titik lemah dan mengalami beberapa posisi naik turun yang bertahap.
Prediksi Emas Tahun 2022
Menurut beberapa sumber harga emas pada tahun 2022 ini akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan karena saat ini sudah berada pada posisi rendah. Pastinya nilai produk investasi yang mengalami koreksi akan mendapatkan titik balik seiring dengan meningkatnya tren positif didukung dengan penguatan ekonomi.
Bahkan George Miling-Stanley, Kepala Strategi Emas di State Street Global Advisors mengatakan bahwa harga emas akan bisa menembus rekor baru pada tahun 2022 ini dan terus bergerak dalam zona hijaunya. Milling-Stanley juga menilai bahwa harga emas akan bergerak lebih tinggi dan ada peluang peningkatan mencapai 80%.
Milling-Stanley juga menyampaikan bahwa investor emas tidak perlu khawatir atau takut jika kemungkinan terjadi kebijakan moneter Federal Reserve. Karena Federal Reserve sebelumnya juga sudah memberikan isyarat bahwa pembelian obligasi pada bulan Maret akan diakhiri dan meningkatkan suku bunga tiga kali pada tahun 2023.