Wabah pandemi corona yang sedang terjadi hingga kini tengah melanda negara di Eropa dan ratusan negara lainnya. Pertama kali virus corona muncul di Wuhan China kemudian menyebar ke seluruh dunia. Hal ini mengakibatkan seluruh kegiatan ekonomi, politik dan seluruh kegiatan kenegaraan lainnya menjadi lumpuh total.
Hingga kini sudah banyak negara yang menginformasikan menggugat kasus tersebarnya virus corona ke negara mereka kepada China. Mereka menganggap persebaran virus ini harus dipertanggungjawabkan oleh China karena telah menyebabkan kerugian dalam jumlah besar diseluruh dunia. Salah satu negara yang menggugat China ialah Amerika.
Amerika tercatat sebagai negara dengan jumlah penderita virus corona paling tinggi di dunia. Selain itu, juga diikuti angka kematian yang besar. Karena hal tersebut maka pemerintah memutuskan untuk melakukan karantina wilayah atau lockdown sehingga tidak ada aktifitas apapun di negara tersebut selama beberapa pekan.
Peluang untuk Dolar AS
Rencana pembukaan lockdown yang akan dilakukan oleh Amerika rupanya disambut gembira oleh banyak pihak terutama para investor. Seperti yang diketahui bahwa dolar AS sangat diminati oleh para investor ditengah wabah corona ini. Hal ini disebabkan karena dolar merupakan mata uang yang dianggap save heaven.
Tidak heran jika selama wabah ini banyak investor yang rela gulung tikar dan berpindah mengubah investasinya kepada dolar AS. Menyusul direncanakannya pembukaan lockdown Amerika dan juga 16 negara bagiannya, maka perencanaan akan disusun secara matang. Saat ini fokus utama ialah pada data durable goods orders AS.
Kabar baik dari pembukaan lockdown tersebut akan berimbas pada kegiatan ekonomi dan juga kestabilan komoditi emas serta minyak. Untuk harga emas diprediksikan akan mengalami penurunan dalam waktu pendek guna menguji level support pada $ 1723-1710. Mengingat dolar akan mengalami kenaikan setelah pembukaan lockdown resmi dibuka oleh presiden.
Akan tetapi meskipun lockdown sudah dibuka namun kebijakan social distancing tetap digalakan. Meskipun begitu prediksi harga emas juga dapat mengalami kenaikan dan bergantung pada data durable goods orders AS yang akan dirilis. Untuk harga minyak sendiri diprediksikan juga akan mulai merangkak.
Berdasarkan laporan tentang pengurangan produksi dan juga ditutupnya produsen minyak oleh AS akan menjadi salah satu uji level resisten pada $ 17.90 hingga $ 20.50. Akan tetapi jika permintaan pasar mengalami perlambatan maka prediksi kenaikan harga minyak hanya akan menjadi isapan jempol belaka mengingat justru akan bergerak turun.
Pelaporan Durable Goods Orders
Meskipun dolar diprediksi akan mengalami kenaikan pasca nanti dibukanya lockdown oleh pemerintah, akan tetapi pelaporan barang tahan lama AS mengalami keterpurukan. Dimana durable goods orders mengalami kemerosotan hingga level terendah. Hal ini disebabkan oleh menurunnya permintaan mobil baru dan juga truk yang berkurang akibat pandemi virus corona.
Data yang dirilis oleh departemen perdagangan AS, pelaporan barang tahan lama turun dari 1.1 persen ke -14.4 persen. Bahkan angka tersebut lebih buruk dari prediksi penurunan yang terjadi ke -11.9 persen. Jika dilihat dari sejarah sebelumnya, durable goods orders paling buruk yang di alami oleh Amerika yaitu pada bulan Agustus 2014 silam.
Dimana angka tersebut mencapai -18 persen yang disebabkan oleh menurunnya pesawat komersial jenis boeing. Meskipun begitu, bulan sebelumnya sudah tercatat pemesanan pesawat tersebut sangat tinggi. Para pakar menyebutkan bahwa penurunan durable goods orders yang dialami oleh Amerika masih akan terus berlangsung hingga ke bulan selanjutnya.
Pasalnya penyebab utama penurunan tersebut merupakan akibat wabah pandemi corona yang hingga kini belum berakhir di Amerika. Meskipun pemerintah telah mengambil kebijakan serta langkah tegas guna memutus penyebaran virus corona namun tetap saja jumlah penderita dan juga korban meninggal di negara tersebut tercatat masih sangat tinggi.
Pandemi ini memang berpengaruh pada seluruh bidang terlebih bidang ekonomi. Sehingga kondisinya semakin memburuk dan banyak terjadi pemutusan hubungan kerja. Jika tidak teratasi dikhawatirkan hal ini akan berimbas pada nilai pengangguran yang melonjak tinggi. Dengan begitu kondisi sosial masyarakat akan menjadi tidak stabil serta menyebabkan kemiskinan.