Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Rupiah Menguat Efek Pelemahan Dolar Menjelang Rilis NFP

Rupiah Menguat Efek Pelemahan Dolar Menjelang Rilis NFP

by Didimax Team

Berita yang dirilis pada Jumat malam memberikan kekecewaan pada dolar Amerika Serikat, sedangkan memberikan berita Bahagia untuk Rupiah. Diketahui bahwa efek positif dari pelemahan dolar tersebut membuat Rupiah semakin menguat menjelang perilisan data NFP atau Non Farm Payroll di Amerika Serikat. 

Pada pasar perdagangan internasional nilai tukar dari masing-masing mata uang negara memang menjadi cukup riskan mengalami penurunan dan penguatan setiap harinya. Ini karena banyak faktor dan penyebab dari negara tersebut sampai penyebab berita dari negara lain yang membuat tidak stabilnya grafik nilai tukar sebuah mata uang. 

Rupiah menjadi salah satu mata uang yang masih mengalami ketidakstabilan tersebut bahkan selama masa pandemi akibat wabah covid-19 sampai saat ini. Rupiah beberapa kali diberitakan mengalami penurunan nilai tukar terhadap mata uang negara lain seperti salah satu contohnya yaitu terhadap Dolar AS. 

Namun beberapa hari belakangan tampak penguatan yang sangat lambat pada mata uang Indonesia ini dan hari ini didorong oleh pelemahan Dolar Amerika Serikat pada perdagangan pasar spot. Pelaku pasar juga menyebutkan bahwa Rupiah mungkin bakal terus menguat melihat kondisi pasar saat ini. 

 

Efek Positif Pelemahan Dolar Pada Rupiah 

Dari data pasar internasional 7 Mei 2021, tampak bahwa Rupiah diperdagangkan pada zona hijau terhadap dolar AS yang berarti ini berita baik bagi penguatan mata uang Indonesia tersebut. Dimana pada berita yang dirilis tampak adanya pergerakan USD/IDR merosot hingga 0,56% dan kemudian diperdagangkan dengan harga Rp14,280. 

Dari data selama dua bulan terakhir, Rupiah berhasil membukukan penguatan mata uang sebesar 0,5 persen akibat pelemahan dolar AS. Saat ini pasar akan terus menyoroti data NFP bulan April yang sudah dikabarkan rilis pada Jumat malam kemarin sebagai salah satu indikator dari ketenagakerjaan Amerika Serikat. 

Salah satu pelaku pasar dari Bank DBS dengan posisi sebagai macro-strategist memberikan komentarnya melihat efek positif pelemahan Dolar AS terhadap Rupiah tersebut menyebutkan bahwa “meski Rupiah sempat terpuruk, namun saat ini sedang berubah Haluan dan relinya pada kuartal pertama 2021”. 

Bahkan ia juga menyebutkan bahwa ada optimisme Rupiah untuk mengungguli nilai tukar mata uang Asia lainnya meski masih terbilang cukup relatif ringan. Rupiah benar-benar mendapatkan keuntungan dari data NFP yang belum memenuhi ekspektasi pasar sejak dua bulan terakhir. 

Perkiraan data NFP dari ADP Employment Change baru-baru ini disebutkan menunjukkan adanya kenaikan yang di bawah ekspektasi. Meski pada bulan April ada penyerapan pekerja sebesar 742,000 dari bulan sebelumnya namun tetap masih sangat jauh di bawah estimasi penyerapan yang diperkirakan sebanyak 872,000. 

Bank Indonesia Prediksi Rupiah Akan Terus Menguat

Penguatan rupiah juga didorong oleh masih tertekannya Yield Treasury AS serta adanya optimisme pemulihan ekonomi global. Selain itu, ada juga alasan dibalik penguatan rupiah pada pekan ini yaitu adanya kelanjutan aliran masuk dari modal asing ke pasar keuangan domestik sampai saat ini. 

Sejak penguatannya di bulan November 2020 dibandingkan Oktober 2020 sebesar 3,94 persen ternyata terjadi penguatan meski kecil pada mata uang Rupiah ini. Sebelum akhirnya data NFP yang dirilis ternyata Gubernur Bank Indonesia sudah memprediksikan bahwa Rupiah akan terus menguat sampai beberapa bulan ke depan. 

Hal ini seakan menjadi nyata, karena pada pagi ini Dolar kembali melemah memberikan dampak positif bagi penguatan nilai tukar mata uang Rupiah terdapat Dolar AS. Bahkan pekan ini menjadi penguatan terpanjang dari Rupiah yang diacungi jempol oleh banyak pelaku pasar di perdagangan internasional. 

Rupiah mengalami pelesatan dan penguatan sebesar 0,45% dari harga Rp14,250 terhadap Dolar Amerika Serikat ke Rp14,245 hingga akhirnya berakhir dengan harga Rp14.280 di pasar spot pagi ini. Dengan keluarnya berita tersebut pagi ini maka resmi bahwa selama 3 minggu berturut-turut Rupiah terus menjaga posisi penguatannya. 

Sampai saat ini berita ini cukup baik bagi Rupiah dan menjadi yang terpanjang selama tahun 2021 ini. Tidak hanya dibandingkan dengan mata uang Dolar AS tersebut, ternyata Rupiah terhadap beberapa mata uang negara Asia juga menjadi yang terbaik hingga hari ini pasca data NFP yang dirilis pada Jumat, 7 Mei 2021 malam kemarin.