Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Rupiah Terus Menguat, Dollar Australia Masih Jatuh?

Rupiah Terus Menguat, Dollar Australia Masih Jatuh?

by Didimax Team

Menyimak pernyataan Kementerian Keuangan yang mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 -2,2% sampai -1,7%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal terakhir masih jauh dibandingkan kuartal ketiga pada tahun 2020 yaitu sebesar -2,29% sampai 0,9%. Sedangkan IMF mengatakan bahwa pertumbuhan tahun lalu lebih baik. 

Pernyataan tersebut diulang oleh wakil menteri keuangan Indonesia, prediksi pertumbuhan ekonomi dari IMF (International Monetary Fund) mengenai prediksi ekonomi Negara Indonesia tahun lalu sedikit lebih baik yaitu -1,5% dari prediksi tahun ini. Kemenkeu memiliki perkiraan tersendiri tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020. 

Yaitu -2,2% sampai -1,7%, hanya saja untuk lebih pastinya tinggal menunggu hasil dari Badan Pusat Statistik. Sedangkan saat ini rupiah sedang menguat atas dollar, sekitar 0,04% angka rupiah menguat tipis pada level Rp 14.030 atas dollar AS. Tapi pelemahan malah terjadi oleh rupiah pada kurs tengah Bank Indonesia sebesar 0,21% selama satu minggu. 

Pelemahan tersebut mengakibatkan rupiah berada pada level Rp 14.084 atas dollar AS pada hari ini. Ekonom memprediksikan bahwa rupiah masih dapat menguat hingga akhir pekan mendatang. Walaupun pergerakan tipis tapi masih relative stabil, dalam minggu depan rupiah masih bisa mengatasi data inflasi yang masih rendah serta dapat dikendalikan.

 

Ramalan Bank Dunia Kepada Indonesia

Ramalan pendek minggu depan akan rupiah dari David salah satu ekonom Indonesia di atas mengatakan bahwa rupiah pada minggu depan akan jatuh pada level Rp 14.100 hingga Rp 14.100 per dollar AS. Tapi berbeda dengan prediksi World Bank terpaku pada laporan kemarin bahwa perekonomian dunia akan naik sekitar 5,5% atau 0,3 poin dibanding proyeksi Oktober. 

Negara berkembang dan Negara maju diprediksi akan mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi. Seperti China dan India, China diramal tumbuh sebesar 8% sedangkan India lebih tinggi pertumbuhan ekonominya hingga mencapai angka 11%. Namun berbeda dengan prediksi pada Indonesia, world bank merevisi prediksinya pada PDB (Produk Domestik Bruto).

Bahwa Indonesia akan diprediksi mengalami penurunan perekonomian, penurunan lebih besar 1,3% dibanding tahun lalu. Padahal jika dilihat dari Negara – Negara berkembang lainnya Indonesia mendatangkan vaksin lebih cepat dan melakukan pendistribusian secara merata. Namun hal tersebut belum terlihat hasil sebagaimana untuk menaikkan perekonomiannya. 

Salah satu kunci utama untuk menaikkan ekonomi suatu Negara adalah vaksinasi. Di masa pandemic ini membutuhkan banyak distribusi vaksin, sebab satu – satunya cara untuk membunuh virus corona adalah dengan melindungi diri menggunakan vaksin. Jika masyarakat Indonesia masih tidak sadar akan hal tersebut maka ekonomi Negara ini akan ketinggalan.

Penyebab dari revisi World Bank merevisi tentang prediksi pertumbuhan keuangan Indonesia disebabkan oleh beberapa hal yaitu penyebaran virus mencapai angka 1 juta kasus, vaksinasi akan selesai dalam jangka waktu 1 tahun atau akan selesai pada tahun 2021 ini. Kemudian RI juga telah membayar Rp 633 M untuk vaksin sinovac. 

Kabar Dollar Autralia

Pada hari jumat lalu (29/1/21) dollar Aussie menurun, catatan penurunan ini tercatat terburuk selama 4 bulan. Dollar Australia terjun bebas menempati angka terendah yaitu 0, 7664. Beberapa alasan mengapa dollar Australia (AUDUSD) menurun adalah aksi pasar yang tenang, pembatasan saham para pedagang rupanya memicu terjadinya aktivitas pasar cenderung tenang. 

Ada beberapa alasan pendukung lainnya yang menyebabkan pasar perdagangan di Australia cenderung pasif yaitu pemberian vaksin yang tidak berpengaruh pada virus model terbaru di Afrika Selatan namun ampuh di negaranya sendiri dan Inggris. Keefektifan tersebut sebesar 83% namun tidak sesuai dengan realitanya, hal inilah yang menyebabkan minat pasar turun. 

Para investor menaruh kekhawatiran pada masa pandemic ini, karena lockdown diberlakukan pada hampir semua Negara. Pelemahan AUDUSD juga dipengaruhi akibat ketidakjelasan nominal dana stimulus yang akan diluncurkan oleh AS. Kepastian lanjutan masih ditunggu oleh banyak Negara, hal ini mengkhawatirkan public mengenai kemampuan Biden. 

Pergerakan imbal hasil obligasi Treasury Amerika Serikat juga masih merah merona, hal itu tidak berhasil memberikan dampak bagi dollar AS, alhasil dampaknya kepada AUDUSD menurun drastic terhadap Dollar AS. Dalam jangka dekat AS akan merilis PDB kemudian sentiment risiko global ini juga akan mengarah pada pergerakan AUDUSD.