Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Semakin Perkasa, Berikut Nilai Tukar Rupiah Per US Dolar

Semakin Perkasa, Berikut Nilai Tukar Rupiah Per US Dolar

by Didimax Team

Kabar baik mengawali Minggu ini di bulan Februari karena Rupiah berhasil menunjukkan sisi terbaiknya dengan nilai tukar terus menguat terhadap dolar Amerika. Pada hari Senin kemari, tepatnya 8 Februari, pasar spot rupiah berhasil menutup dengan nilai Rp. 14.003 per dolar USA.

Tidak hanya di pasar spot, di Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan wajah sama baiknya. Menurut data penutupannya, mata uang warga Indonesia ini berhasil menyentuh nilai Rp. 14.000. Dengan begitu naik ke level 0,44%. Lebih bagus dari sebelumnya yang hanya 0,20% saja.

Menurut Alwi ssegaf, selaku Analisis Kapital Investama mengatakan tentang kenaikan level mata uang negeri. Itu diakibatkan karena Amerika Serikat telah merilis data ketenagakerjaan yang dilakukan pada Jumat lalu. Namun, ternyata tindakan tersebut tidak sesuai pada ekspektasi yang ada di pasar.

Jadi, Non-Farm Payroll itu mengekspektasikan akan ada pertumbuhan hingga 85ribu. Tapi pada kenyataannya berhasil tumbuh di bawah perkiraan, yaitu hanya 45 ribu saja. Akibatnya, kejadian tersebut harus menjadi perhatian bahwa pandangan stimulus itu penting, kata Alwi.

 

Rupiah Jisdor Terus Bertahan Ke Tahap Rp. 14.000

BI memang telah mengumumkan mengenai perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dengan mencapai 0,44% dengan level Rp. 14.000. Alwi Assegaf sempat berkata bahwa pandangan stimulus itu penting. Dia berpendapat bahwa lemahnya data tersebut, memberikan pembelajaran bahwa pandangan atas pentingnya stimulus 1,9 Triliun.

Dari data hari senin tersebut, masih terus menantikan data stimulus pada hari Selasa, tepatnya 9 Februari. Menurutnya, apabila pada hari Selasa terdapat berita baik mengenai stimulus itu, mata uang Indonesia akan terus diuntungkan dari sentimen yang tadi disebutkan.

Alwi masih terus yakin, dari hari Senin yang membawa kabar bahagia, akan berlanjut pada hari berikutnya. Hal itu dikarenakan, faktor pemberat dari kenaikan rupiah, yaitu perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sepertinya sudah mulai diantisipasi pasar mengenai bagaimana nanti ke depannya.

Rencananya memang Rupiah akan diperdagangkan pada kisaran level Rp. 13.990-Rp. 14.050. itu masih perkiraan saja, menunggu hingga kabar baik esoknya muncul. Benar saja perkataan sang Analisis Kapital, di hari Selasa, masih terus menguat.

Meski tidak ada perubahan atas penutupan di hari sebelumnya pada BI, yaitu Rp. 14.000, hanya saja pada pasar spot terus menampilkan taringnya dengan terus menguat hingga pada ke level Rp. 13.998 pada pukul 10.00 WIB dengan presentasenya 0,04% per US dolar. Pergerakan ini sebenarnya sejalan seperti mata uang kawasan.

Perubahan Signifikan, Mata Uang Garuda Minggu Ini Sangat Bagus

Berbagai mata uang Asia terhadap US dolar setiap harinya memang mengalami perkembangan. Untuk saat ini, Indonesia memang masih dianggap baik di Minggu ini. Sementara negara dengan mata uang penguat paling besar di Asia, jatuh pada Korea Selatan dengan Won hingga 0,47% terhadap The Greenback.

Menempati posisi kedua, ada mata uang Yen dari Jepang dengan mengalami peningkatan hingga menanjak ke 0,28%. Negara tetangga kita, yaitu dolar Singapura dan ringgit Malaysia memiliki prestasi sama dengan kenaikan mata uangnya 0,19% di perdagangan yang menunjukkan waktu siang.

Masih pada area Asia, Thailand dengan baht 0,05%, Peso Filipina yang hanya sedikit naik sampai 0,008%. Serta terakhir paling rendah jatuh pada dolar Hongkong yang hanya berkisar pada 0,003%.

Mungkin, Indonesia masih sangat tersendat untuk mempertahankan nilai mata uangnya. Namun, ternyata yang mengalami penurunan sebenarnya adalah Yuan. Mata uang negara Panda tersebut paling lemah di Asia setelah mengalami penurunan hingga 0,01%. Disusul oleh Taiwan yang berkisar 0,007%

Meski pada data pasar poin sudah mencapai angka 13.998, ternyata untuk mencapainya perlu menunggu waktu. Hingga pukul 10.00 WIB, barulah bisa mencapai level tersebut. Menurut Ariston Tjendra, Kepala Riset Monex Investindo Futures, rupiah diperkirakan akan terus menguat.

Hal itu dikarena Amerika telah mengeluarkan optimisme perilisan stimulus fiskal yang senilai 1,9 triliun, seperti yang Alwi Assegaf katakan juga. Dan proposal tersebut telah ditandatangani juga oleh DPR sana, sekarang tinggal menunggu persetujuan Senat saja.

Namun, pasti proposal tersebut akan mudah disetujui Senat karena sebagian besar anggotanya berasal dari Demokrat, yang sudah jelas adalah partai pemenang pemilu kemarin. Ariston menambahi, bahwa pemulihan ekonomi dalam negari bisa meningkat sesuai ekspektasi.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama