Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Serangan Rusia Membuat Khawatir Kurangnya Pasokan Minyak Dunia

Serangan Rusia Membuat Khawatir Kurangnya Pasokan Minyak Dunia

by Didimax Team

Tidak bisa di pungkiri lagi bahwa sejak Juli 2014 harga minyak mentah melonjak mencapai level tertinggi karena Rusia melakukan tekanan terhadap Ibu Kota Ukraina. Tentu hal tersebut sangat berbahaya karena minyak merupakan salah satu kebutuhan utama rakyat.

Pertama kali harga meningkat yakni sudah mencapai $100 pada hari kamis lalu, dan saat Rusia melakukan invansi terhadap Ukraina, banyak kekhawatiran muncul terhadap gangguan pasokan dari eksportir utama Rusia.

Sebelumnya permintaan sudah bangkit kembali ketika Rusia belum melakukan invansi ke Ukraina. Saat itu pasar minyak global sudah sangat ketat, namun tetap saja persediaan pasokan sangat terbatas.

Di ketahui bahwa harga minyak mentah sudah melonjak sebesar 10% menjadi sekitar $105.37 per barelnya. Di samping itu minyak mentah Brent mengalami kenaikan sebesar 9.1% dan di perdagangkan pada harga $106.92 yang menjadi harga tertinggi sejak Juli 2014.

 

Harga Minyak Tertinggi dalam Sejarah

Pada hari selasa lalu harga minyak melonjak mencapai paling tertinggi dalam sejarah. Minyak dari Amerika Serikat mencapai level tertinggi sejak bulan Juli 2014 lalu karena Rusia melakukan penekanan terhadap Ibu Kota Ukraina.

Pada hari Kamis lalu harga minyak menapai di angka 100 USD, dan telah mengalami kekhawatiran sangat besar dalam hal pasokan eksportir terutama negara Rusia. Itu terjadi karena pasar sudah memiliki permintaan sangat ketat.

Minyak mentah berjangka dari West Texas Intermediate atau pemasok minyak dari Amerika Serikat mengalami pengikatan harga sebesar 10% yakni di perdagangkan menjadi sekitar 105.37 USD per barelnya.

Lalu pemasokan minyak dari pemasok internasional yakni adalah minyak mentah brent mengalami peningkatan sebesar 9.1%. Sehingga sejak Juli 2014 telah menjadi perdagangan minyak tertinggi yakni pada harga 106.92 USD.

Tentu apabila harga bahan baku mengalami peningkatan, maka harga penjualan pada produk jadi juga akan meningkat. Maka tidak heran jika jauh sebelum harga minyak naik banyak warga masyarakat yang memborong minyak.

Hal tersebut dilakukan oleh banyak rakyat untuk berjaga-jaga ketika harga minyak melambung tinggi. Namun banyak juga rakyat yang melakukannya sekaligus untuk stok persediaan di rumah.

Oleh karena itu, telah ada kesepakatan bersama bahwa pada hari Selasa akan di lepaskan sebanyak 60 juta barel minyak dari cadangan dunia oleh Badan Energi Internasional. Hal itu dilakukan guna untuk meringankan beberapa kendala pasokan yang sedang terjadi.

1.5 Miliar Barel Cadangan Minyak Dunia

Menurut Badan Energi Internasional, pelepasan sebanyak 60 juta barel minyak tersebut adalah sumbangan dari stok darurat anggota sebanyak 1.5 miliar barel. Penarikan yang telah terkoordinasi dengan baik ini hanya usaha ke-4 dalam sejarah IEA.

Kanada juga mengatakan bahwa pihaknya melakukan larangan tentang impor minyak Rusia pada hari Senin, tapi sampai sekarang itu adalah satu-satunya negara yang melakukan penargetan kompleks energi Rusia secara langsung.

Ruang bagi pembayaran energi agar bisa dilanjutkan dikenakan oleh Amerika Serikat beserta sekutu Barat melalui sanksi keuangan. Tentu itu sangat bagus sehingga stok minyak bisa tersalurkan ke seluruh dunia pada masa krisis seperti ini.

Permintaan pasar global terhadap minyak semakin ketat semenjak invansi Rusia ke Ukraina di mulai. Meski demikian, namun ternyata pemasokan minyak tetap terbatas. Sekutu penghasil minyak beserta OPEC dan juga termasuk Rusia akan bertemu minggu ini.

Pertemuan tersebut memiliki tujuan untuk mencari jalan keluar tentang produksi pada bulan April mendatang. Persiapan ini tentu di anggap baik oleh publik sehingga tetap bisa menjalani hidup dengan adanya minyak.

Analisa dari Morgan Stanley mengatakan bahwa sekarang harga minyak mentah dari Brent adalah berkisar 110 USD pada kuartal ke-2. Tentu hal itu naik dari analisa sebelumnya yang hanya berkisar pada harga 100 USD.

Bahkan analisa Morgan Stanley juga mengatakan bahwa paling buruknya harga minyak akan berkisar pada harga $125 per barel. Sangat pasti bahwa pasar mengharapkan harga terbaik bagi rakyat yakni pada harga $100 saja karena cukup banyak rakyat biasa.

Masih banyak rakyat menengah ke bawah yang memang masih membutuhkan persediaan kebutuhan dengan harga terjangkau. Tentu hal tersebut menjadi prioritas pasar sebagai pelayan bagi rakyat.