Pada hari kamis (5/1/2023), harga emas nampak sedang tertekang. Terjadi penurunan pada harga emas tersebut hingga 1 persen. Ini membuat emas akhirnya turun setelah berada di level puncak dalam 7 bulan terakhir.
Ini terjadi di tengah kondisi di mana laporan data laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat menguat. Data itu sendiri memicu terjadinya banyak hal. Salah satunya berkaitan dengan ekspektasi terhadap Federal Reserve atau Fed.
Banyak orang memperdiksi kalau kondisi ini akan membuat Fed memperpanjang siklus kenaikan suku bunganya. Sebenarnya kejatuhan harga emas sendiri terjadi dengan lebih buruk dari perkiraan.
Itu karena, jumlah penurunannya terus meningkat hingga mencapai lebih dari 1,5 persen. Bahkan kejatuhan tersebut sempat mencapai 1,824 dollar kemarin.
Penguatan Indeks Dollar Memengaruhi Emas
Sebelumnya sempat populer informasi yang mengatakan kalau indeks dollar sedang mengalami penguatan. Sebenarnya penguatan pada indeks dollar tersebut justru berefek buruk pada hasil tambang. Gold atau emas yang merupakan hasil tambang tentu mendapat pengaruh.
Terdapat pernyataan yang dikeluarkan oleh Phillip Streible. Phillip sendiri adalah seorang kepala analis di Blue Line Futures di Chicago. Phillip menekankan sikap hawkish yang sebelumnya dilakukan Fed sangat mungkin ke depannya akan tetap dipertahankan lebih panjang.
Ini dilakukan karena sektor ketenagakerjaan masih terlihat sangat kuat. Sebenarnya harga logam mulia yang tinggi berefek buruk pada situasi pasar. Itu karena, hal tersebut membuat logam mulia ini menjadi kurang menarik untuk para pelaku pasar.
Sebenarnya klaim pengangguran di AS sendiri sempat turun ke level terendah selama tiga bulan. Disebutkan kalau jumlah PHK juga mengalami penurunan. Di bulan Desember saja, jumlah PHK tersebut turun hingga 43 persen.
Ada pernyataan menarik yang dikeluarkan oleh presiden Fed untuk Atlanta. Sosok bernama Raphael Bostic ini kemarin mengungkapkan bahwa pihak bank sentral terus berusaha untuk memperbaiki keadaan.
Fokus utama sendiri dilakukan untuk menekan laju inflasi yang sedang terjadi. Diharapkan apa yang sedang diupakan bisa menekan laju inflasi hingga sampai ke titik target. Titik targetnya sendiri berada di angka 2 persen.
Sebenarnya Esther George selalu pimpinan Federal Reserve untuk Kansas City sempat mengeluarkan pernyataan berbeda. Ia mengatakan bahwa Fed kemungkinan besar tidak akan melakukan perubahan apapun terkaitan kenaikan suku bunga yang sudah dilakukan.
Proyeksi Ekonomi AS yang Dipresentasikan oleh Staf Fed
Para staf Federal Reserve sebelumnya sempat mempresentasikan proyeksi ekonomi AS ke depannya. Presentasi ini terjadi pada pertemuan bulan lalu. Di sana diperlihatkan bahwa perjuangan untuk menurunkan harga masih akan terus terjadi.
Bahkan prediksi tentang upaya penurunan harga ini pada akhirnya akan meleset. Itu karena, upaya penurunan harga yang dilakukan sebenarnya akan berjalan lebih panjang dari perkiraan.
Para pelaku pasar sendiri sempat menantikan data US NFP. NFP sendiri adalah singkatan dari Non Farm Payrolls. Data tersebut akan keluar hari ini di jam 20.30.
Patut ditunggu apa yang akan keluar pada data tersebut. Dika datanya memperlihatkan kondisi yang melebihi perkiraan awal, sangat mungkin harga emas dan perak akan kembali turun.
Sekarang angka support emas sendiri masih berada di kisaran 1,805 hingga 1,800 dollar. Setelah upaya NFP diperlihatkan, menarik untuk melihat apa yang akan terjadi pada harga tersebut.
Dollar Terbang Setelah Data Pendahuluan Ketenagakerjaan AS Rilis
Dollar sekarang sedang terbang dan belum memperlihatkan tanda-tanda akan menurun. Indeks dollar sendiri memang nampak menguat kemarin. Hal tersebut terjadi setelah data ekonomi Amerika Serikat dirilis.
Pada data tersebut terlihat kalau penguatan pada sektor ketenagakerjaan terjadi. Sekarang Federal Reserve sendiri terus gencar melakukan peningkatan suku bunga. Peningkatan suku bunga sendiri tidak akan terus memberikan efek baik.
Namun jika melihat pada semua data yang sekarang dirilis, kenaikan suku bunga ini adalah satu-satunya upaya yang bisa dilakukan. Sekarang sektor swasta sendiri memperlihatkan data kenaikan pekerjaan.
Data kenaikan pekerjaan tersebut sangat tinggi karena mencapai 235 ribu orang. Hal tersebut diketahui setelah ADP National Employment mengeluarkan datanya.
Padahal sebelumnya, data yang dikeluarkan memperlihatkan kalau kenaikan hanya akan mencapai 150 ribu orang.
Patut diperhatikan apa yang akan terjadi ke depannya. Itu karena, kondisi peningkatan harga ini belum memperlihatkan tanda-tanda akan menarik. Tentu para ekonom dunia juga perlu mencari jalan keluar terkait hal ini.