Organisasi besar forex yakni FOMC umumnya akan memberikan statement serta kebijakan mengenai kondisi dan
kapasitas kondisi moneter rata-rata dilakukan selama 8 kali dalam setahun. Hal ini tentunya bisa memberikan gambaran utama bagi pelaku forex.
Ditambah lagi kapasitas tersebut tentunya memang mampu memberikan hasil terbaik kepada semua pengguna dengan tingkat analisa terbarukan serta resiko cukup dipertimbangkan. Inilah alasan utama yang membuat informasi tersebut seringkali digunakan bersamaan dengan pengumuman tingkat suku bunga yang baru saja dirilis.
Perlu untuk pengguna ketahui juga bahwa dalam proses penentuan suku bunga ini tentu ada beberapa mekanisme dasar yang secara akumulasi memang mampu menghasilkan kualitas optimal. Apalagi hal tersebut dilakukan dengan konsep cara voting.
Kemudian semua hasil voting tersebut dipadukan dengan hasil secara individu serta beberapa pendapat yang dimuat dalam statement FOMC ketika meeting tersebut berhasil dilangsungkan. Dalam meeting ini tentu ada beberapa aspek penting yang juga akan diinformasikan kepada semua pengguna forex.
Selain suku bunga, beberapa statement yang akan muncul juga berisi mengenai arah kebijakan penting lainnya, apalagi pembahasan mengenai kondisi ekonomi di waktu mendatang dengan kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan bank sentral saat ini.
Untuk memahami hal tersebut maka berikut ini adalah beberapa hasil terbaru dari meeting FOMC terkait informasi terbaru adanya suku bunga.
Informasi Terbaru dari Statemen FOMC yang Berkaitan dengan Suku Bunga the Fed
Beberapa informasi dibawah ini memang perlu mendapatkan perhatian utuh dari semua pengguna forex, apalagi ada beberapa hubungan dasar yang berkaitan penuh dengan kebijakan fiscal hingga kebijakan mengenai kondisi pasar ekonomi saat ini.
1. Alasan Kenaikan Suku Bungan Acuan Tetap Diambil
Mengingat kembali kebijakan peningkatan suku bunga yang diambil pada tanggal 14 hingga 15 Desember kemarin, The Fed memang mengambil keputusan untuk menaikkan suku bunga acuan dengan jumlah yang cukup mengejutkan bagi pengguna pasar forex.
Angka tersebut berkisar dari 0.50% hingga mencapai level +4.25% bahkan juga bertambah ke +4.50%, hal ini tentu juga berhubungan langsung dengan pertimbangan utama dari perkiraan pasar.
Menurut data kenaikan tersebut adalah pertimbangan keputusan ketujuh yang diambil secara berturut-turut dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan keputusan ini menjadi salah satu nilai level suku bunga tertinggi sejak tahun 2007.
Alasan konsistensi kenaikan tersebut juga sangat berhubungan erat dengan kondisi lonjakan inflasi yang memang terus berkembang dan merangkak naik hingga mencapai level tertinggi selam 41 tahun terakhir.
Berdasarkan hasil Statement tersebut pihak dari FOMC juga menyebutkan bahwa kenaikan suku bunga acuan memang harus diambil secara maksimal dan tentunya akan dilakukan sebagai salah satu bentuk menormalkan kembali tingkat inflasi hingga mencapai 2.0%.
Bahkan pihak dari The Fed sendiri saat ini sangat mengharapkan kondisi suku bunga akan menggapai angka 5.10% di 2023, kemudian 4.10% pada tahun 2024, bahkan mencapai 3.10% di tahun 2025, aspek ini tentu menjadi acuan utama sebab mampu mencapai level jauh lebih tinggi dari perencanaan proyeksi sebelumnya.
Disisi lain,
proyeksi ekonomi GDP pada tahun sebelumnya yakni di tahun 2022 telah mengalami perubahan kebuijakan lebih tinggi, dari sebelumnya 0.2% berubah ke 0.5%. akan tetapi untuk perencanaan di tahun 2023 proyeksinya diturunkan dari angka 1.2% berubah ke 0.5%.
Sedangkan perencanaan untuk tahun 2024 akan lebih direndahkan kalkulasinya dari angka 1.7% menjadi 1.6%. Hal ini juga sejalan dengan analisa inflasi 2022 yang cenderung lebih tinggi ukurannya dari angka 5.4% kemudian menjadi 5.6%.
Sedangkan untuk 2023 angkanya ditingkatkan mulai sebelumnya 2.8% kemudian menjadi 3.1%, perkiraan terakhir untuk tahun 2024 juga meningkat dari 2.3% serta berubah menjadi 2.5%.
2. Informasi Kebijakan Pelonggaran Moneter dan Resiko
Pada kesempatan meeting tersebut pihak notulen rapat juga kembali mengingatkan bahwa sejumlah anggota komite terus menerus memberikan arahan strategis terkait risiko pelonggaran kebijakan moneter yang akan diambil berdasarkan riwayat sebelumnya.
Alasan terkait peringatan ini tentu masih memiliki hubungan besar dengan tingkat inflasi dengan kecenderungan terus meningkat. Sehingga hal tersebut menjadi acuan utama sebelum semua kebijakan penting peningkatan dan perubahan terbaru dari suku Bunga diterapkan.