Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Tekanan Covid-19 dan Brexit, Pandangan Poundsterling di Tahun 2021

Tekanan Covid-19 dan Brexit, Pandangan Poundsterling di Tahun 2021

by Didimax Team

Pada tahun 2020 pergerakan pasar forex sangat ekstrim, itu dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Banyak sekali nilai mata uang yang anjlok pada posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut juga dialami oleh mata uang Poundsterling. Mata uang negara Inggris tersebut turun ke titik terendah sejak tahun 1985. Hal tersebut terjadi pada tanggal 18 Maret tahun Lalu. Penyebab utamanya sudah jelas pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Sejak WHO menetapkan virus corona menjadi pandemi, banyak sekali mata uang negara-negara di dunia turun secara drastis, tidak hanya poundsterling.

Pergerakan mata uang poundsterling pada tahun 2021 diprediksi masih akan sangat dinamis. Salah satu penyebabnya jelas pandemi yang diperkirakan tidak akan hilang dalam waktu dekat. Kebijakan pemerintah inggris dalam menghadapi situasi krisis akibat pandemi akan memegang peran besar dalam pergerakan poundsterling.  Kepercayaan investor pada masa pandemi akan berdampak besar pada pergerakan Poundsterling.

Terdapat beberapa hal yang bias menjadi pengaruh utama dari pergerakan mata uang pondsterling pada tahun 2021. Beberapa diantaranya yaitu kepercayaan para pemilik modal, perkembangan pandemi Covid-19, vaksin, kemudian juga tentunya kebijakan brexit. Selain itu pergerakan mata uang Amerika Serikat juga akan memegang peranan penting.

 

Pergerakan GBP/USD Selama Tahun 2020

Kesalahan antisipasi terhadap pandemi Covid-19 oleh pemerintah Inggris membuat mata uang poundsterling anjlok. Kebijakan yang salah tersebut membuat kasus positif Covid-19 di negara tersebut naik secara drastis. Tercatat pada tahun 2020 peningkatan kasus positif sempat mencapai 55 persen. Hal tersebut menjadi faktor utama anjloknya nilai tukar poundsterling hingga empat persen ke kisaran 1.1440.

Langkah bank sentral Inggris (BOE) mengambil langkah darurat juga sempat membuat nilai poundsterling  bergerak turun. Bank sentral inggris sempat melakukan pemotongan suku bunga sebanyak dua kali dalam satu bulan. Pada keputusan pertama mengambil langkah menurunkan suku bunga sebesar 0,25 persen, kemudian tidak lama setelah itu kembali menurunkan suku bunga sebanyak 0,1 persen. Itu merupakan suku bunga terendah yang pernah dilakukan sepanjang sejarah. Hal tersebut dilakukan guna mengembalikan kepercayaan konsumen dan juga memberikan dukungan kepada pelaku bisnis yang terdampak pandemi Covid-19.

Pada bulan April terdapat tekanan kepada mata uang Amerika serikat sebagai safe haven membuat Poundsterling bergerak ke arah yang positif. Pada saat itu pounsdterling sepat naik ke angka kisaran 1.2000 . tidak lama setelah kekuatan dollar AS melemah akibat PDB negara adidaya tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan. Kemudian semakin baiknya ekonomi China dan juga membaiknya pandemi yang terjadi pada empat negara terkuat di Eropa membuat nilai pair berangsur meningkat walau tidak terlalu signifikan.

Pada akhir tahun posisi poundsterling kembali menguat akibat adanya negosiasi post-brexit yang diperpanjang. Negosiasi tersebut membuat adanya sentimen positif terhadap Poundsterling. Kemudian tidak lama hal tersebut membuat poundsterling bergerak ke arah yang positif. Poundsterling pada tanggal 4 Desember 2020 berada di kisaran 1.3400. 

Pandangan Pergerakan Poundsterling di Tahun 2021

Untuk pergerakan pair GBP/USD diprediksi masih akan menghadapi tekanan yang kurang lebih sama dengan dengan tahun 2020. Kasus Covid-19 yang terus meningkat di beberapa negara di dunia termasuk negara di benua Eropa. Bahkan telah ditemukan varian baru virus corona yang menurut beberapa penelitian memiliki tingkat penyebaran yang lebih tinggi. Hal tersebut membuat beberapa negara memberlakukan kebijakan melarang warga negaranya bepergian ke Inggris. Pemerintah Inggris juga sempat melakukan beberapa kali lockdown selama 2021. Hal tersebut dikarenakan adanya lonjakan kasus positif Covid-19.

Dampak Brexit juga dirasakan oleh Inggris pada tahun 2021. Biasanya Brexit selalu menjadi momok tersendiri bagi poundsterling. Walaupun terjadi beberapa kesepakatan yang cukup menguntungkan, namun nampaknya Inggris tetap harus mengeluarkan biaya tambahan untuk melakukan bisnis dengan Uni Eropa pasca Brexit. Kesepakatan dagang yang terjadi pada Uni Eropa dan Inggris hanya sebatas pembebasan tarif tetapi biaya perbatasan dan kualitas barang masih diberlakukan.

Untuk pergerakan pada awal bulan 2021 nampaknya tidak akan jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada bulan desember tahun 2020. Kemudian akan ada pergerakan pair pada kisaran support antara 1.3140-1.1970 sampai akhir kuartal kedua. Tetapi terdapat juga kemungkinan pair akan mendekati nilai resisten berkisar 1.3540 – 1.4010 ketika memasuki kuartal ketiga.

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama