Inggris adalah salah satu negara besar yang perkembangan ekonomi juga terus diperhatikan oleh dunia. Namun sayangnya, belakangan ini Inggris sedang berada di fase terpuruk karena berbagai macam masalah muncul sehingga perekonomian menjadi terancam mengalami Resesi cukup panjang.
Ada juga yang memberikan prediksi bahwa Inggris akan menghilang 10 tahun atau akan mengalami lost decade. Hal tersebut tentu memberikan rasa waspada bagi masyarakat Inggris dan pemerintah mengupayakan berbagai macam hal agar tetap bertahan dan segera bangkit dari keterpurukan ekonomi.
Inggris Mengalami Ancaman Resesi Panjang
Inggris memang mengalami ancaman adanya Resesi cukup panjang karena nilai tukar Poundsterling tiba-tiba anjlok jika dibandingkan dengan dolar Amerika Serikat. Perbandingan tersebut cukup jauh bahkan bisa menyentuh rekor terlemah sepanjang sejarah dolar Amerika Serikat yaitu 1,0382/GBP di bulan September lalu.
Sekalipun September sempat Mengalami penurunan comma Poundsterling berhasil bangkit kembali pada Jumat 23 Desember 2022 dan mengakhiri perdagangan dengan nilai sekitar untuk dollar Amerika Serikat 1,2058/GBP.
Panjang tahun ini hingga berada pada bulan Desember, kelemahan Poundsterling ini sudah tercatat sekitar 10%. Hal tersebut tentu membuat pemerintah Inggris harus berpikir bagaimana cara agar bisa kembali meningkatkan nilai poundsterling dan tidak hilang ditelan resesi.
Sekalipun Inggris diprediksi akan mengalami lost decade, poundsterling juga memiliki risiko lebih tertekan di tahun depan. Prediksi tersebut memang belum sepenuhnya benar namun melihat kondisi perekonomian Inggris di tahun ini tentu membuat banyak pakar ekonomi memprediksi adanya resesi di negara tersebut.
Dari berbagai macam pendapat, ternyata bank investasi papan atas memberikan pendapat berbeda melalui Morgan Stanley. Ia mengatakan bahwa skenario bullish terhadap Inggris dan mata uangnya bisa menjadi kejutan di tahun 2023. Hal tersebut bisa meningkatkan harapan bagi pemerintah Inggris untuk mengatasi Resesi.
Naik Turun Perjalanan Poundsterling di Tahun 2022
Menuju akhir tahun, naik turun perjalanan Poundsterling cukup menegangkan. Sejak menyentuh rekor paling rendah sepanjang masa, mata uang Inggris tersebut tercatat mengalami rebound bahkan lebih dari 16%.
Penurunan tersebut memang cukup parah padahal belum ada perubahan fundamental yang bisa dijadikan dari dalam negeri di Inggris. Menurut analisis dari Morgan Stanley, ada top10 surprise untuk tahun 2023 dan salah satunya adalah konseling bisa menjadi aset dengan kinerja terbaik di tahun tersebut.
Menurut Wanting Low, dari FX Strategis “bearish outlook dari Inggris hampir sama dengan pandangan konsensus. Sekalipun begitu Poundsterling mampu mencatat penguatan impresif di beberapa pekan terakhir.
Sebelumnya pada awal bulan Desember 2022, Confederation of British industry sudah memperingatkan Inggris karena bisa saja berakibat adanya “lost decade”. Fase-fase penurunan nilai mata uang tersebut juga pernah dialami oleh Jepang, di mana Pada saat itu pertumbuhan ekonomi sangat rendah bahkan mengalami posisi negatif pada periode 1991 hingga 2000.
Menurut Tony Danker selaku Direktur Jenderal CBI “Inggris sedang berada dalam stagflasi dengan inflasi cukup tinggi, sehingga adanya pertumbuhan ekonomi negatif penurunan produktivitas serta investasi bisnis”.
Pihak CBI juga menyatakan bahwa Inggris sedang mengalami kekurangan tenaga kerja yang cukup terampil dan hal tersebut tentu mempengaruhi perekonomian negara tersebut. Jadi harus dipikirkan dengan baik bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi hal tersebut dan segara pulih dari resesi ekonomi yang tengah dihadapi.
Setidaknya ada tiga atau empat perusahaan Yang Telah dilaporkan sedang mengalami kesulitan di negara Inggris karena mendapatkan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
Danker juga menambahkan bahwa sangat penting melihat dasawarsa yang hilang jika tidak ada langkah yang diambil. Produk domestik bruto merupakan pengganda sederhana dari dua faktor yaitu manusia dan produktivitas yang dimiliki. Apabila tidak memiliki sumber daya manusia yang diperlukan maka Begitu juga dengan produktivitasnya.
CBI memberikan prediksi PDB Inggris akan menjadi minus sekitar 0,4% di tahun depan dan akan berbanding terbalik dengan proyek yang diberikan pada bulan Juni lalu, yaitu bisa tumbuh sekitar 1% saja. Jadi sekarang Inggris harus berupaya segera mengatasi permasalahan ekonomi mereka.