Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Untuk Menjaga Stabilitas Harga, OPEC + Lanjutkan Pembicaraan Kebijakan

Untuk Menjaga Stabilitas Harga, OPEC + Lanjutkan Pembicaraan Kebijakan

by Didimax Team

Setelah tidak adanya kabar mengenai pembicaraan terkait kebijakan ekspor minyak. Maka,  kini Negara yang tergabung pada komunitas OPEC + bersama Rusia telah sepakat untuk melanjutkan pembicaraan untuk membahas kebijakan terbaru terkait ekspor minyak mentah, baik minyak berjangka Brent atau West Texas Intermediate.

Di hari sebelumnya, OPEC+ memundurkan jadwal pembicaraan dengan Rusia serta anggota non OPEC. Akibatnya, harga minyak mentah berjangka Brent pun anjlok sekitar 0,59% di harga $ 46,94. Sedangkan, minyak mentah kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun sekitar 1,03% di harga $ 44,09. 

Untuk itu, guna menjaga stabilitas harga minyak mentah, maka OPEC + pun menggelar pembicaraan lebih lanjut untuk menentukan kebijakan pengelolaan minyak mentah di tengah wabah virus corona serta daya beli Negara akan minyak mentah.

 

Isi Kesepakatan dan Kebijakan yang Diambil oleh Negara OPEC +

Setelah mundur dalam beberapa hari, akhirnya kongres antar Negara OPEC + dan Non OPEC pun digelar pada hari kamis. Kongres yang berlangsung ini menghasilkan kebijakan dan kesepakatan bersama antara anggota OPEC + bersama dengan anggota Non OPEC. Para anggota ini sepakat bahwa wabah virus corona menyebabkan harga minyak mentah, baik Brent maupun West Texas Intermediate (WTI) anjlok. 

Mereka membahas beberapa kesepakatan secara detail dan berhati-hati dalam mengambil keputusan. Ada beberapa kesepakatan dan kebijakan yang harus ditunaikan oleh Negara pengekspor minyak mentah yang tergabung menjadi anggota OPEC + dan Non Opec. Salah satu kesepakatan dan kebijakan yang disetujui bersama adalah pengurangan produksi minyak mentah.

Umumnya, OPEC + dapat memproduksi minyak mentah hingga 100 juta barel per hari. Akan tetapi, semenjak mewabahnya virus corona serta isu resesi ekonomi global. Sehingga, daya beli minyak mentah semakin merosot tajam. 

Untuk itu, Negara yang tergabung pada OPEC + dan Non OPEC sepakat untuk mengurangi produksi minyak mentah sekitar 7,7 juta barel per hari atau dipangkas 8% dari total produksi minyak mentah. Kesepakatan ini tentu didukung oleh Rusia sebagai rekanan OPEC + dan Arab Saudi selaku ketua OPEC +.

Langkah pengurangan pasokan minyak mentah ini tentu saja berdampak pada pendapatan para Negara anggota OPEC + dan Non OPEC. Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan mendukung kebijakan rollover dengan hanya memangkas produksi minyak mentah sebesar 0,5 juta barel sejak Januari lalu. Oleh sebab itu, investor dibuat bingung dengan kebijakan yang berlaku di Negara anggota OPEC + dan Non OPEC ini. Para pengamat ekonomi dunia menyarankan agar tidak ada kompromi dalam pengambilan keputusan.

Risiko yang Diterima Anggota OPEC + Jika Harga Minyak Dunia Kembali Merosot

Sangat riskan jika anggota OPEC + dan Non OPEC tidak sepakat mengenai kebijakan pemangkasan produksi minyak mentah. Sebab, beberapa anggota harus mengeluarkan pengeluaran ekstra untuk biaya produksi kilang minyak. Sementara, daya beli minyak mentah di Negara-Negara maju dan berkembang semakin merosot. 

Kemerosotan daya beli minyak mentah ini disebabkan oleh wabah virus corona serta resesi ekonomi global. Mau tidak mau, langkan pengurangan produksi minyak mentah oleh anggota OPEC + dan Non OPEC pun harus segera dilakukan.

Di satu sisi, OPEC + berupaya untuk mengembalikan harga minyak mentah agar kembali stabil. Namun, para investor masih menunggu data analisis dari Administrasi Informasi AS sebagai pedoman dalam menentukan langkah investasi di bidang minyak mentah. 

Selain itu, harga minyak mentah yang dikelola oleh OPEC + ini juga terancam dengan harga minyak yang dikelola oleh AS. Harga minyak mentah yang dikelola oleh AS tetap stabil di harga $ 50 per barel. Oleh sebab itu, OPEC + akan menganalisis terkait kebijakan lanjutan agar harga minyak mentah tetap stabil dan permintaan pembelian minyak mentah juga semakin meningkat. 

Apabila anggota OPEC + dan Non OPEC tidak memangkas produksi minyak mentah, maka mereka akan mengalami kerugian sekitar $ 55 miliar karena tidak adanya pembeli minyak mentah.

Sejak mewabahnya virus corona dan isu resesi ekonomi global, harga minyak dunia semakin lama semakin terkikis. Para investor masih menunggu kebijakan yang diambil oleh anggota OPEC + dan Non OPEC. Guna menekan angka kerugian, maka OPEC + dan anggota Non OPEC sepakat mengurangi produksi minyak mentah.