Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Yen dan Dollar AS Terperosok Jauh akibat Keputusan FED

Yen dan Dollar AS Terperosok Jauh akibat Keputusan FED

by Didimax Team

Kali ini, yen harus terperosok ke level terendah enam tahun pada dollar dan berjuang melawan pasangan. Hal ini disebabkan karena kenaikan suku bunga dengan pandangan hawkish dari FED.

FED menggaris bawahi seberapa jauh kemungkinan Bank Jepang akan tertinggal dari pengetatan kebijakan seluruh dunia. Sedangkan data pekerjaan yang luar biasa, justru mengangkat dollar Australia.

Pada tahun 2018, FED sudah menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya. Diperkirakan tahun ini akan lebih agresif dari yang diharapkan. Gubernur Jepang  mengecilkan kemungkinan inflasi mencapai target 2%.

Kembalinya selera resiko rupanya juga tidak bisa membantu yen. Sebab harapan untuk terobosan dalam pembicaraan damai Ukraina Rusia membuat ekuitas melonjak, serta aset safe haven juga jatuh.

 

Pengetatan Kebijakan

FED kini sudah semakin mengetatkan kebijakan. Yen mencapai 119,13 per dollar semalam, terendah sejak awal 2016 dan terakhir di 118,96. Yen juga turun 1,6% terhadap Aussie pada hari Rabu.

Dan meluncur pada hari kamis ke level terendah 4 tahun di 86,97 yen per Aussie. Sementara Euro yang memperoleh dorongan dari harapan perdamaian, berhasil melonjak lebih dari 1% pada yen.

Dan lebih dari 0,7% pada dollar menjadi 1,1044 dollar di awal perdagangan Asia. Menurut Jane Foley, pasar berharap agar FED dapat menaikkan suku bunga lebih tinggi selama tahun 2022 ini.

Sebaliknya BoJ mempunyai komitmen untuk mengatur kebijakan yang sangat akomodasi. Bank Jepang mengakhiri pertemuan 2 hari pada hari Jum’at. Diperkirakan Bank of Japan tidak akan melonggarkan pengaturan akomodatif.

Terjadi kesenjangan antara benchmark imbal hasil Treasury 10 tahun. Serta imbal hasil obligasi Jepang 10 tahun berhasil mencapai titik terlebar selama hampir 2,5 tahun yaitu di 1,99%.

Kenaikan Suku Bunga

Diperkirakan Bank of England akan menaikan suku bunga untuk pertemuan ketiga berturut-turut pada 1200 GMT. Fokus akan ada pada pemikiran baru tentang menyulap persaingan tekanan inflasi serta pertumbuhan yang melambat.

Di tempat lain, pembicaraan kompromi dari Kyiv dan Moskow tentang status Ukraina di luar NATO. Sudah mengangkat harapan untuk mengakhiri pertempuran. Serta memberi sedikit tekanan ke bawah pada dollar.

Volodymyr Zelenskiy, Presiden Ukraina mengatakan negosiasi menjadi lebih realistis. Sementara Rusia sendiri mengatakan bahwa proposal yang sedang dibahas telah mendekati kesepakatan.

Dollar Australia berhasil melonjak, melalui rata-rata pergerakan 200 hari ke 0,7308 dollar. Setelah data ketenagakerjaan ternyata lebih baik dari perkiraan. Sedangkan kiwi justru semakin terbebani. 

PDB tahunan Selandia Baru berhasil mengalami kenaikan 3,1% dari tahun lalu. Namun, meskipun begitu hasil itu sedikit di bawah perkiraan jajak pendapat Reuters dari kenaikan 3,3%.

Pada bulan Februari, pekerjaan Australia mampu melampaui ekspektasi. Mendorong pengangguran ke posisi terendah, sejak tidak terlihat di tahun 2008. Dan menambah tekanan kenaikan suku bunga awal.

Dollar AS Melemah

Setelah FED memberikan kejutan, tidak hanya yen yang mengalami penurunan, namun juga Dollar AS. Indeks dollar harus turun 0,6% sebab para pedagang menganalisis pernyataan FED setelah pertemuan 2 hari. 

Padahal semenjak perang Ukraina dan Rusia dimulai, indeksi dollar sudah naik 3,0%. Eric Bregar mengatakan tidak ada kejutan hawkish tambahan. Para pedagang sepertinya terlalu berharap banyak dari FED.

Itulah alasan mengapa saat ini beberapa taruhan hawkish sedikit dikurangi. Dollar kehilangan nilanya terhadap pound inggris dan euro. Keduanya sudah mengalami kenaikan pada hari sebelumnya.

Disebabkan karena harapan untuk bisa kompromi dalam pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia. Keduanya naik 0,7% dengan euro diperdagangkan pada USD 1,1032. FED menaikkan suku bunga 1/4 point presentase.

Seperti yang telah diperkirakan. FED memproyeksi kebijakan suku bunga mencapai 1,75% hingga 2,0% pada tahun ini dan 2,8% tahun depan. Ahli strategi di Wells Fargo menyebut komentar FED sangat hawkish.

Dalam sebuah catatan kepada cliennya, dan dia juga mengatakan bahwa hal itu akan baik untuk dollar ke depannya. Penurunan dari indeks dollar ini tentu sangat mengejutkan.

Bisa mencerminkan kekecewaan bahwa retorika FED tidak lebih hawkish. FED memproyeksikan, kenaikan sebesar 1/4 point setara pada masing-masing 6 pertemuan kebijakan yang tersisa tahun ini.

Namun hal itu sejalan dengan ekspentasi pasar terkait suku bunga. Imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat sejak 10 tahun mencapai 2,2%. Imbal hasil obligasi 2 tahun berhasil naik menjadi 1,0%.