Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Yield Obligasi Sedang Naik, Dolar AS Terus Melemah!

Yield Obligasi Sedang Naik, Dolar AS Terus Melemah!

by Didimax Team

Kemarin pada hari Jumat tanggal 16 April 2021, keadaan dari mata uang dolar Amerika Serikat mengalami pelemahan. Meskipun hanya sedikit, pelemahan yang terjadi tentu memberikan dampak cukup besar.

Apa lagi dolar Amerika Serikat tersebut selalu pada posisi save heaven dalam jangka waktu cukup panjang. Pada petang kemarin, nilai mata uang tersebut mengalami sedikit penurunan setelah dirilisnya data penjualan.

Rupanya, dari perilisan telah dilakukan tersebut tidak memberikan hasil cukup baik. Data penjualan tersebut telah dirilis satu hari sebelumnya yaitu pada hari Kamis tanggal 15 April 2021 secara kuat.

Berbagai macam data pasar tenaga kerja tersebut masih membuat pelemahan nilai mata uang. Kemudian penurunan kembali terjadi setelah dikeluarkannya hasil pergerakan obligasi AS pada saat ini.

Penurunan tipis yaitu sebanyak 0,03 persen terjadi pada pukul 15:10 WIB. Ini membuat posisi dari mata uang berada pada 91,593, sedangkan nilai dari rupiah sedang terus mengalami kenaikan.

Untuk rupiah sendiri sudah mengalami kenaikan hingga sebanyak 0,24 persen hingga sekarang. Terhadap dolar AS sudah memiliki angka sebanyak 14.565,0 untuk pertukaran setiap 1 dolar Amerika Serikat.

Pada pukul 15:10 tersebut dikeluarkan data imbalan hasil obligasi telah berlangsung milik AS. data menunjukkan tenor selama 10 tahun terakhir dengan kenaikan sebanyak 3,49 persen banyaknya.

Ini juga membuat data tersebut menjadi naik pada angka 1,583 untuk imbalan hasil obligasi tersebut. Penurunan nilai mata uang save heaven, meskipun sangat tipis, namun telah memberikan banyak dampak ekonomi.

 

Beberapa Negara Mendapatkan Manfaat Melemahnya Dolar AS

Salah satu negara yang mendapatkan manfaat adalah pemilik mata uang Euro. Dikarenakan imbalan hasil sudah menyusut, maka membuat mereka bisa mendapatkan keuntungan dari hal tersebut secara instan.

Hasil yang menyusut tersebut, dikarenakan imbalan hasil Treasury sebelumnya sudah berjalan dengan baik. Selain itu, tanda akan terjadi rebound AS juga semakin kuat sehingga mendorong untuk ekonomi ekspor Eropa.

Kesensitifan dari ekonomi ekspor tersebut, memberikan dampak besar untuk perubahan di dalam keadaan ekonomi berbagai negara. Maka dari itu, mereka mendapatkan keuntungan dari penurunan nilai dolar AS.

Efek lainnya yang didapatkan berupa efek dasar yaitu peningkatan sebanyak 63 persen pada tahun ke tahun. Seiring dengan perkembangan teknologi juga jaman, sudah ada pertambahan untuk penjualan mobil Eropa.

Berbeda lagi dengan nilai Yuan China, meskipun sebelumnya tidak mendapatkan pengaruh apa – apa terhadap perubahan tersebut. Ini juga terlihat pada data produk domestic bruto telah dikeluarkan pertama kali.

Keadaan ekonomi mereka juga tidak sebaik yang telah diharapkan sebelumnya. Hal ini terlihat pada pertumbuhan kuartalan mengalami pelambatan menjadi 0,6 persen yang sebelumnya sudah 2,6 persen.

Saat sebelumnya, dolar AS mengalami kenaikan tipis sebanyak 0,1 persen. Ini juga memberikan dampak berupa nilai Yuan China terus menurun hingga sebanyak 0,4 persen pada kesempatan minggu ini.

Sedangkan untuk dolar Aussie dan Selandia Baru juga ikut melemah dalam sesi perdagangan. Namun efek positifnya adalah semakin kuatnya greenback untuk penjualan di akhir pekan sesi perdagangan telah berlangsung.

Sesi Perdagangan Minggu Ini dan Efeknya

Pada hari Jumat malam kemarin, dari Departemen Keuangan Amerika Serikat sudah merilis laporan terbaru untuk manipulasi mata uang. Dari laporan tersebut, bisa memberikan berbagai macam peluang untuk berbagai negara.

Di dalam kesempatan pelaporan tersebut, juga bisa menjadi salah satu cara untuk mengakhiri kebijakan pemerintahan sebelumnya. Jadi bisa diadakan berbagai kebijakan baru untuk pemerintahan baru saat ini.

Dari presiden Joe Biden Amerika Serikat, tentu saja akan memberikan banyak dampak baik bagi perekonomian internasional. Hal tersebut juga menjadi sebuah harapan baru untuk pemulihan dampak pandemi Covid – 19.

Hingga saat ini, pemulihan ekonomi menjadi salah satu tujuan utama terus dilakukan oleh semua negara. Akibat dari pandemi banyak mata uang melemah. Rubel Rusia mengalami kenaikan pada akhir sesi perdagangan.

Nilainya sudah mulai naik hingga 0,5 persen dan tidak mendapatkan dampak buruk terhadap putaran baru untuk sanksi Amerika. Dampak menghukum yang cukup mengkhawatirkan nyatanya tidak terjadi di Rusia.

Mata uang Lira Turki sebaliknya, mereka mengalami penekanan akibat gubernur bank memutuskan untuk membatalkan janji pendahulu. Mereka melakukan hal tersebut untuk mempertahankan suku bunga dan menurunkan inflasi terjadi dalam negara.