Bahaya Open Posisi Saat News Besar Dirilis di Pasar Forex

Trading forex dikenal sebagai salah satu instrumen investasi dengan tingkat risiko tinggi namun juga menawarkan potensi keuntungan besar. Para trader profesional memahami bahwa setiap keputusan untuk open posisi harus didasarkan pada analisis teknikal, fundamental, serta manajemen risiko yang matang. Namun, masih banyak trader pemula yang terjebak pada euforia berita ekonomi besar (big news) dan nekat membuka posisi tanpa pertimbangan matang. Padahal, open posisi saat news besar dirilis di pasar forex menyimpan bahaya yang tidak bisa dianggap remeh.
Artikel ini akan membahas secara mendalam mengapa open posisi saat news besar sangat berisiko, faktor-faktor yang memengaruhinya, serta bagaimana trader sebaiknya menyikapi kondisi pasar yang penuh gejolak akibat rilis berita ekonomi penting.
Karakteristik News Besar di Pasar Forex
News besar yang dimaksud biasanya berupa rilis data ekonomi penting dari negara-negara utama dunia, khususnya Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Jepang, maupun China. Beberapa contoh news yang paling berdampak adalah:
-
Non-Farm Payrolls (NFP) – laporan ketenagakerjaan AS yang biasanya dirilis setiap awal bulan.
-
Keputusan suku bunga Federal Reserve (FOMC Meeting) – pengumuman terkait kebijakan moneter AS.
-
Inflasi (CPI/PPI) – indikator tekanan harga yang menjadi acuan bank sentral dalam mengatur kebijakan.
-
GDP (Produk Domestik Bruto) – ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara.
-
Kebijakan bank sentral lainnya – seperti dari ECB (Eropa), BoE (Inggris), atau BoJ (Jepang).
News-news tersebut mampu menggerakkan harga secara ekstrem dalam hitungan detik. Tidak jarang spread melebar, likuiditas menipis, bahkan harga meloncat jauh dari level normal. Kondisi inilah yang membuat banyak trader terjebak kerugian besar jika memaksakan diri open posisi menjelang atau saat news dirilis.
Mengapa News Besar Berbahaya bagi Trader?
Ada beberapa alasan utama mengapa news besar menjadi "medan perang" yang berbahaya untuk open posisi.
1. Volatilitas yang Tidak Terkendali
Saat berita besar dirilis, pergerakan harga sering kali sangat cepat dan sulit diprediksi. Lonjakan harga bisa mencapai puluhan hingga ratusan pips dalam hitungan detik. Trader yang tidak siap bisa langsung terkena stop loss atau bahkan margin call hanya dalam waktu singkat.
2. Spread Melebar
Broker biasanya menaikkan spread saat news besar dirilis karena ketidakpastian pasar meningkat. Spread yang biasanya hanya 1–2 pips bisa melebar menjadi 10–20 pips. Hal ini membuat posisi yang dibuka langsung merugi lebih besar dari biasanya, meskipun arah analisis sudah benar.
3. Slippage
Slippage adalah kondisi ketika order dieksekusi tidak sesuai dengan harga yang diinginkan. Pada saat news besar, slippage bisa sangat parah. Misalnya, trader memasang buy di harga tertentu, tetapi order justru tereksekusi puluhan pips lebih tinggi. Akibatnya, risiko kerugian semakin besar.
4. False Signal
News besar sering memunculkan pergerakan harga yang tidak rasional atau “whipsaw”, yaitu naik turun tajam dalam waktu singkat sebelum akhirnya menentukan arah. Trader yang masuk di saat salah akan terjebak di posisi rugi meskipun arah analisis jangka panjang sebenarnya benar.
5. Likuiditas Menipis
Ketika news besar dirilis, banyak trader memilih untuk menunggu dan tidak langsung masuk pasar. Akibatnya, likuiditas menurun, dan pergerakan harga bisa menjadi lebih ekstrem. Bagi trader ritel, kondisi ini sangat merugikan karena order lebih sulit dieksekusi sesuai harapan.
Contoh Kasus Nyata di Pasar Forex
Sebagai ilustrasi, mari kita lihat contoh rilis data Non-Farm Payrolls (NFP) di AS. Dalam banyak kesempatan, data NFP sering kali memicu pergerakan EUR/USD hingga 100 pips hanya dalam 1 menit setelah rilis. Jika trader membuka posisi menjelang rilis, ia akan menghadapi risiko besar:
-
Jika datanya berbeda jauh dari ekspektasi, harga bisa langsung meloncat ke arah berlawanan dari posisi yang diambil.
-
Bahkan jika analisis fundamentalnya benar, lonjakan harga yang ekstrem bisa mengenai stop loss terlebih dahulu sebelum akhirnya harga bergerak sesuai prediksi.
Banyak trader pemula yang berharap bisa meraih profit instan dari kondisi ini, tetapi kenyataannya lebih banyak yang mengalami kerugian besar karena tidak siap menghadapi lonjakan volatilitas.
Strategi yang Lebih Bijak Saat News Besar
Alih-alih nekat open posisi, ada strategi yang lebih bijak untuk menghadapi news besar.
-
Wait and See
Strategi terbaik adalah menunggu harga stabil setelah news dirilis. Biarkan pasar menentukan arah terlebih dahulu, lalu masuk posisi saat tren lebih jelas.
-
Gunakan Pending Order dengan Hati-Hati
Beberapa trader menggunakan pending order (buy stop atau sell stop) di atas dan bawah level support/resistance penting. Namun strategi ini tetap berisiko karena slippage bisa membuat order tereksekusi jauh dari level yang diinginkan.
-
Kurangi Ukuran Lot
Jika memang ingin mencoba trading saat news, gunakan ukuran lot kecil agar risiko kerugian bisa diminimalkan.
-
Hindari Overleveraging
Leverage tinggi sangat berbahaya di kondisi pasar ekstrem. Trader sebaiknya menurunkan leverage agar tidak langsung terkena margin call.
-
Fokus pada Analisis Jangka Panjang
News besar biasanya hanya memicu volatilitas sementara. Lebih bijak untuk fokus pada tren jangka menengah hingga panjang, bukan mengejar profit instan.
Psikologi Trading Saat News Besar
Selain faktor teknis, bahaya open posisi saat news besar juga berkaitan erat dengan psikologi trading. Banyak trader pemula terjebak oleh:
-
Euforia keuntungan cepat – mereka berharap bisa mendapat profit besar hanya dalam hitungan detik.
-
Fear of Missing Out (FOMO) – takut ketinggalan peluang membuat trader masuk pasar tanpa analisis matang.
-
Panik dan emosional – saat harga bergerak liar, trader cenderung salah mengambil keputusan, menutup posisi terlalu cepat atau menambah lot tanpa perhitungan.
Padahal, dalam trading forex, kesabaran dan disiplin adalah kunci utama untuk bertahan jangka panjang. Dengan mental yang stabil, trader akan lebih mudah menghindari jebakan volatilitas news besar.
Kesimpulan
Open posisi saat news besar dirilis di pasar forex adalah tindakan berisiko tinggi yang sebaiknya dihindari, terutama bagi trader pemula. Volatilitas ekstrem, spread melebar, slippage, false signal, hingga masalah likuiditas membuat peluang profit jauh lebih kecil dibanding risiko kerugian.
Strategi yang lebih bijak adalah menunggu hingga pasar kembali stabil, mengurangi ukuran lot, serta selalu mengutamakan manajemen risiko. Selain itu, trader perlu melatih psikologi agar tidak terjebak FOMO atau euforia sesaat. Ingat, trading forex adalah maraton, bukan sprint.
Bagi Anda yang ingin menjadi trader profesional dan mampu menghadapi kondisi pasar dengan percaya diri, jangan biarkan diri Anda belajar dengan cara yang penuh risiko dan trial error. Edukasi yang tepat adalah kunci untuk memahami strategi, manajemen risiko, serta psikologi trading agar bisa konsisten meraih profit.
Didimax hadir sebagai pusat edukasi trading forex terbaik di Indonesia yang memberikan bimbingan langsung dari mentor berpengalaman. Anda bisa belajar cara menghadapi news besar, memahami strategi teknikal maupun fundamental, serta membangun sistem trading yang sesuai dengan gaya Anda. Kunjungi www.didimax.co.id sekarang juga, dan mulailah perjalanan trading Anda dengan fondasi yang kokoh bersama komunitas trader profesional Didimax.