Pusat Edukasi

Rumah Pusat Edukasi Belajar Forex Pusat Edukasi Gratis Fakta Mengapa Trading Saat News Bisa Menghancurkan Akun

Fakta Mengapa Trading Saat News Bisa Menghancurkan Akun

by rizki

Fakta Mengapa Trading Saat News Bisa Menghancurkan Akun

Dalam dunia trading forex, banyak trader pemula yang sering tergoda untuk masuk pasar saat berita besar dirilis. Alasannya sederhana: volatilitas tinggi yang muncul saat news dianggap sebagai peluang emas untuk meraih profit besar dalam waktu singkat. Namun, di balik peluang tersebut, terdapat risiko yang jauh lebih besar dan bisa menghancurkan akun dalam hitungan menit. Faktanya, banyak trader yang justru mengalami kerugian fatal ketika mencoba memanfaatkan momen ini tanpa strategi dan pemahaman yang tepat. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengapa trading saat news bisa menjadi bumerang bagi akun Anda.

Ilusi Profit Instan di Balik Rilis News

Setiap kali ada rilis data ekonomi penting seperti Non-Farm Payroll (NFP), inflasi, keputusan suku bunga, atau pidato pejabat bank sentral, pasar forex langsung bereaksi dengan pergerakan harga yang ekstrem. Pergerakan ini sering kali mencapai ratusan pips hanya dalam beberapa detik. Gambaran inilah yang membuat banyak trader berpikir bahwa dengan sekali klik order, mereka bisa menghasilkan profit besar. Namun, apa yang tidak mereka sadari adalah volatilitas tinggi itu bukan hanya peluang, tetapi juga pisau bermata dua. Salah langkah kecil saja bisa membuat akun langsung terkena margin call.

Trader yang hanya fokus pada besarnya potensi profit biasanya mengabaikan aspek fundamental seperti kecepatan eksekusi, spread yang melebar, hingga likuiditas pasar yang menurun drastis saat news dirilis. Akibatnya, bukannya profit besar yang didapat, justru kerugian besar yang menghantam.

Slippage: Musuh Tak Terlihat

Salah satu alasan utama mengapa trading saat news sangat berbahaya adalah adanya slippage. Slippage terjadi ketika order trader dieksekusi pada harga yang berbeda dari harga yang diinginkan. Pada kondisi normal, selisihnya tidak terlalu signifikan. Namun saat news besar dirilis, slippage bisa mencapai puluhan hingga ratusan pips. Bayangkan seorang trader memasang stop loss 30 pips, tetapi ketika harga bergerak dengan kecepatan tinggi, stop loss tersebut tereksekusi di level yang jauh lebih buruk, misalnya 80 pips. Kerugian pun langsung membengkak di luar perhitungan.

Slippage adalah hal yang tidak bisa dihindari, meskipun Anda menggunakan broker terbaik sekalipun. Ini murni karena ketidakmampuan sistem untuk mengeksekusi order dengan sempurna saat pasar bergerak terlalu cepat. Dengan kata lain, trading saat news adalah taruhan yang hampir mustahil dimenangkan secara konsisten.

Spread Melebar: Biaya Tersembunyi yang Menguras Balance

Selain slippage, spread melebar juga menjadi mimpi buruk bagi trader saat news. Normalnya, spread di pasangan mata uang mayor hanya beberapa pip saja. Namun, saat berita penting dirilis, spread bisa melebar hingga 10 kali lipat. Bagi trader dengan modal kecil, pelebaran spread ini sudah cukup untuk langsung menggerus saldo akun. Bahkan, dalam beberapa kasus, posisi yang tadinya terlihat menguntungkan bisa langsung berubah menjadi floating loss hanya karena spread melebar secara tiba-tiba.

Kondisi ini jelas membuktikan bahwa pasar saat news bukanlah tempat yang ramah bagi trader pemula. Tanpa kesiapan mental dan manajemen risiko yang matang, akun bisa lenyap hanya karena biaya transaksi yang tidak terduga.

Emosi Tak Terkendali: Faktor Psikologis yang Mematikan

Selain faktor teknis, aspek psikologis juga memainkan peran besar. Saat news dirilis, pergerakan harga yang liar membuat adrenalin trader terpacu. Banyak yang merasa yakin akan segera mendapat keuntungan besar, tetapi ketika pasar bergerak berlawanan arah, rasa panik langsung muncul. Dalam kondisi tertekan, trader sering mengambil keputusan impulsif seperti menambah posisi, menggeser stop loss, atau bahkan membiarkan kerugian membesar dengan harapan harga akan berbalik. Sayangnya, harapan itu sering berakhir dengan kehancuran akun.

Psikologi trading adalah senjata sekaligus jebakan. Trader profesional memahami hal ini sehingga mereka lebih memilih untuk menunggu hingga volatilitas mereda, baru kemudian masuk pasar dengan strategi yang jelas. Sebaliknya, trader pemula justru terjebak dalam pusaran emosi yang membuat mereka kehilangan kendali.

Margin Call Mengintai

Setiap broker memiliki aturan margin yang mengharuskan trader menjaga level margin mereka tetap aman. Saat harga bergerak terlalu cepat melawan posisi terbuka, kerugian floating bisa dengan cepat menggerus ekuitas. Jika saldo tidak mencukupi untuk menahan posisi tersebut, broker akan melakukan margin call atau bahkan otomatis menutup semua posisi (stop out). Inilah momen paling pahit dalam karier seorang trader: akun benar-benar habis dalam sekejap. Dan sering kali, semua itu terjadi saat news besar dirilis.

Trader yang pernah mengalami margin call akibat news biasanya akan trauma dan lebih berhati-hati di kemudian hari. Namun, banyak juga yang justru tidak kapok dan kembali mengulangi kesalahan yang sama. Padahal, kunci bertahan dalam trading bukanlah mengejar keuntungan instan, melainkan menjaga modal tetap aman.

Fakta yang Harus Disadari Trader

Ada beberapa fakta penting yang harus dipahami setiap trader sebelum nekat membuka posisi saat news:

  1. Tidak ada broker yang bisa menjamin eksekusi sempurna saat news. Slippage dan spread melebar adalah hal yang wajar dalam kondisi ekstrem.

  2. Volatilitas tinggi bukan selalu peluang. Justru sering menjadi jebakan bagi trader yang kurang berpengalaman.

  3. Psikologi trading akan diuji habis-habisan. Trader yang tidak disiplin akan mudah terbawa emosi dan membuat keputusan fatal.

  4. Margin call sangat dekat. Pergerakan harga yang tajam bisa dengan cepat menghabiskan saldo akun, terutama bagi trader dengan modal terbatas.

  5. Trader profesional pun menghindari entry saat news. Mereka lebih memilih menunggu hingga pasar stabil untuk mengurangi risiko.

Dengan memahami fakta-fakta ini, diharapkan trader tidak lagi tergoda oleh iming-iming profit instan saat berita besar dirilis.

Kesimpulan

Trading saat news memang terlihat menggiurkan karena potensi profit yang besar. Namun, risiko yang mengintai jauh lebih besar daripada peluang yang ditawarkan. Slippage, spread melebar, psikologi yang terguncang, hingga margin call adalah ancaman nyata yang bisa menghancurkan akun Anda dalam waktu singkat. Fakta-fakta ini sudah banyak dibuktikan oleh pengalaman trader di seluruh dunia. Oleh karena itu, langkah terbaik adalah menghindari open posisi menjelang atau saat berita besar dirilis, kecuali Anda sudah memiliki strategi yang teruji dan pengalaman yang matang.


Jika Anda ingin menjadi trader yang sukses, memahami risiko adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Jangan biarkan rasa serakah dan ilusi profit instan membuat Anda mengabaikan manajemen risiko. Ingat, tujuan utama trading adalah menjaga modal tetap aman, bukan sekadar mengejar keuntungan cepat yang berujung pada kerugian besar.

Untuk memperdalam pemahaman mengenai bagaimana menghadapi momen news dengan benar, serta membangun strategi trading yang lebih konsisten, Anda bisa bergabung dengan program edukasi trading di www.didimax.co.id. Di sana, Anda akan mendapatkan bimbingan langsung dari mentor berpengalaman, materi terstruktur, dan komunitas trader yang mendukung perkembangan Anda.

Dengan mengikuti program edukasi trading ini, Anda tidak hanya belajar cara menganalisis pasar, tetapi juga mengasah mental dan disiplin dalam menghadapi situasi berisiko tinggi. Jangan tunggu sampai akun Anda hancur baru belajar. Mulailah sekarang, karena semakin cepat Anda memahami risiko, semakin besar peluang Anda untuk bertahan dan berkembang sebagai trader yang sukses.