Jenis-Jenis Trader Forex Pemula yang Harus Diketahui
Dalam dunia trading forex, pemahaman terhadap tipe atau jenis trader sangatlah penting, terutama bagi para pemula. Hal ini karena setiap trader memiliki karakteristik, strategi, dan gaya trading yang berbeda-beda sesuai dengan kepribadian, toleransi risiko, dan tujuan finansial masing-masing. Mengetahui jenis-jenis trader akan membantu pemula menentukan pendekatan terbaik dalam membangun sistem trading yang konsisten dan menguntungkan. Artikel ini akan membahas secara mendalam berbagai jenis trader forex pemula yang harus diketahui agar langkah awal dalam dunia trading bisa lebih terarah dan minim risiko.
1. Scalper

Scalper adalah tipe trader yang melakukan transaksi dalam waktu sangat singkat, bahkan hanya beberapa detik hingga menit. Tujuan utama scalping adalah meraih keuntungan kecil dari setiap pergerakan harga dalam jumlah besar melalui banyak transaksi dalam sehari.
Karakteristik Scalper:
-
Membuka dan menutup posisi dengan sangat cepat.
-
Menggunakan time frame kecil, seperti 1 menit (M1) atau 5 menit (M5).
-
Butuh konsentrasi tinggi dan reaksi cepat.
-
Mengandalkan kecepatan eksekusi dan spread rendah.
Cocok untuk pemula yang:
-
Memiliki waktu luang untuk duduk di depan layar.
-
Siap menghadapi tekanan dan membuat keputusan cepat.
-
Menyukai tantangan dan ritme cepat dalam trading.
Namun, scalping bukan tanpa risiko. Trader pemula harus berhati-hati karena volatilitas tinggi dapat menyebabkan kerugian besar dalam waktu singkat jika tidak dikelola dengan baik.
2. Day Trader
Day trader adalah trader yang membuka dan menutup posisi dalam satu hari tanpa membiarkan posisinya menginap (overnight). Tujuan utama day trading adalah menghindari risiko gap harga yang biasanya terjadi saat pasar tutup.
Karakteristik Day Trader:
-
Menutup semua posisi sebelum akhir hari trading.
-
Menggunakan analisis teknikal untuk menemukan entry dan exit point.
-
Fokus pada berita ekonomi dan data makro yang berdampak harian.
-
Umumnya menggunakan time frame 15 menit hingga 1 jam.
Cocok untuk pemula yang:
-
Memiliki jadwal fleksibel untuk memantau pasar.
-
Tidak ingin memikirkan posisi terbuka saat malam hari.
-
Bersedia mempelajari analisis teknikal secara intensif.
Day trading menuntut disiplin tinggi dan pengelolaan risiko yang baik. Pemula perlu memahami manajemen emosi agar tidak tergoda overtrading demi mengejar profit.
3. Swing Trader
Swing trader memanfaatkan pergerakan harga dalam jangka menengah, biasanya mempertahankan posisi selama beberapa hari hingga minggu. Jenis trader ini mencoba menangkap 'ayunan' harga atau perubahan tren yang signifikan.
Karakteristik Swing Trader:
-
Tidak terlalu sering masuk pasar.
-
Menggunakan time frame H4 (4 jam) hingga daily.
-
Menggabungkan analisis teknikal dan fundamental.
-
Menghindari noise pasar dengan melihat tren jangka menengah.
Cocok untuk pemula yang:
-
Tidak bisa memantau chart setiap saat.
-
Memiliki kesabaran untuk menunggu sinyal terbaik.
-
Suka menganalisis pergerakan harga secara menyeluruh.
Swing trading sangat ideal bagi pemula yang ingin tetap aktif di pasar tanpa tekanan tinggi seperti scalping atau day trading.
4. Position Trader
Position trader adalah tipe trader dengan jangka waktu trading paling panjang. Mereka bisa menahan posisi selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Fokus utama mereka adalah tren jangka panjang dan kondisi makroekonomi global.
Karakteristik Position Trader:
-
Mengabaikan fluktuasi harga jangka pendek.
-
Mengandalkan analisis fundamental sebagai dasar keputusan.
-
Menggunakan time frame weekly hingga monthly.
-
Memerlukan modal yang cukup dan manajemen risiko yang ketat.
Cocok untuk pemula yang:
-
Memiliki pemahaman ekonomi makro yang baik.
-
Tidak ingin terlalu sering melakukan transaksi.
-
Sabar menunggu hasil jangka panjang.
Jenis trading ini lebih pas bagi pemula yang juga memiliki pekerjaan utama atau aktivitas lain di luar trading, karena tidak menuntut pemantauan harian.
5. Trader Otodidak (Trial and Error Trader)
Jenis trader pemula ini biasanya belum memiliki gaya trading yang spesifik. Mereka cenderung mencoba berbagai strategi, indikator, bahkan sinyal dari berbagai sumber, tanpa dasar yang kuat.
Karakteristik Trader Otodidak:
-
Banyak mencoba strategi tanpa backtest yang jelas.
-
Rentan terkena overtrading dan overconfidence.
-
Kurang disiplin dan mudah berpindah metode.
-
Bergantung pada grup, sinyal, atau prediksi orang lain.
Tantangan bagi trader otodidak:
-
Risiko kerugian tinggi akibat strategi yang belum terbukti.
-
Bingung menentukan arah atau keputusan trading.
-
Rentan terkena "FOMO" (Fear of Missing Out).
Jika Anda termasuk trader seperti ini, tidak perlu berkecil hati. Justru dari fase ini, Anda bisa berkembang menjadi trader profesional asalkan memiliki komitmen belajar yang tinggi dan mau memperbaiki kesalahan.
6. Trader Copy Trade
Trader jenis ini tidak melakukan analisis sendiri, melainkan menyalin transaksi dari trader profesional melalui platform copy trading. Strategi ini banyak diminati pemula karena terlihat mudah dan praktis.
Karakteristik Trader Copy Trade:
-
Bergantung pada performa trader yang diikuti.
-
Tidak perlu melakukan analisa teknikal atau fundamental.
-
Cenderung pasif dan tidak belajar strategi mandiri.
Risiko yang perlu diperhatikan:
-
Kinerja trader bisa berubah sewaktu-waktu.
-
Tidak ada jaminan profit tetap.
-
Kurangnya kontrol terhadap keputusan trading.
Copy trading cocok untuk pemula yang belum punya cukup waktu atau pengetahuan, tapi tetap ingin merasakan pengalaman pasar. Namun sebaiknya, sambil melakukan copy trade, Anda juga belajar dasar-dasar trading agar tidak selamanya bergantung pada orang lain.
7. Trader Emosional (Emotional Trader)
Jenis trader ini sering kali mengambil keputusan berdasarkan perasaan, bukan analisis. Mereka mudah panik saat harga turun, serakah saat profit sedikit, dan mudah terpengaruh oleh opini pasar.
Karakteristik Emotional Trader:
-
Sering mengubah rencana trading.
-
Tidak menggunakan stop loss atau take profit dengan konsisten.
-
Terjebak revenge trading setelah loss.
-
Kurang disiplin dan mudah stres.
Emotional trader biasanya muncul karena kurangnya pemahaman tentang psikologi trading dan belum memiliki sistem trading yang teruji. Mengendalikan emosi adalah salah satu tantangan terbesar dalam dunia trading.
8. Trader Fundamental vs Trader Teknikal
Secara garis besar, trader forex pemula juga bisa diklasifikasikan berdasarkan pendekatan analisis yang digunakan:
-
Trader Fundamental: Fokus pada berita ekonomi, data makro, suku bunga, dan faktor politik.
-
Trader Teknikal: Mengandalkan grafik, pola candlestick, indikator teknikal, dan price action.
Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Trader pemula bisa mencoba keduanya terlebih dahulu untuk mengetahui pendekatan mana yang paling sesuai dengan karakter dan tujuan trading mereka.
Memahami jenis-jenis trader forex sangat penting bagi pemula agar tidak terjebak dalam gaya trading yang tidak sesuai dengan kepribadian atau kondisi masing-masing. Dengan memahami perbedaan karakter, strategi, dan pendekatan dari setiap jenis trader, Anda bisa mulai membangun sistem trading yang konsisten, disiplin, dan tentu saja menguntungkan dalam jangka panjang.
Jika Anda masih bingung menentukan jenis trader seperti apa yang cocok untuk Anda, atau ingin belajar langsung dari para mentor profesional, maka inilah waktu yang tepat untuk bergabung dalam program edukasi trading gratis dari Didimax. Didimax adalah broker forex resmi dan teregulasi BAPPEBTI yang telah membantu ribuan trader pemula di seluruh Indonesia untuk sukses dalam dunia trading.
Segera kunjungi www.didimax.co.id dan daftar sekarang juga! Dapatkan akses ke kelas edukasi, sesi live trading harian, sinyal trading, dan konsultasi langsung dengan mentor berpengalaman. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk memulai perjalanan trading Anda dengan cara yang benar dan terarah!