Pasangan Mata Uang Paling Cocok untuk Scalping di Sesi London Forex
Dalam dunia trading forex, setiap sesi memiliki karakteristik unik yang memengaruhi pergerakan harga dan volatilitas pasar. Dari semua sesi yang ada—Asia, London, dan New York—sesi London dikenal sebagai periode dengan aktivitas perdagangan paling ramai dan fluktuasi harga yang cukup tinggi. Kondisi inilah yang membuat sesi London menjadi waktu favorit bagi para trader, terutama mereka yang mengandalkan strategi scalping untuk meraih keuntungan cepat dari pergerakan harga jangka pendek.
Namun, kesuksesan scalping di sesi London tidak hanya bergantung pada kecepatan eksekusi dan strategi teknikal saja, melainkan juga pada pemilihan pasangan mata uang (currency pair) yang tepat. Tidak semua pair cocok untuk scalping karena beberapa memiliki spread tinggi, likuiditas rendah, atau pergerakan harga yang tidak konsisten. Artikel ini akan membahas secara lengkap pasangan mata uang terbaik untuk scalping di sesi London, lengkap dengan alasan mengapa pair-pair tersebut layak menjadi pilihan utama.
Mengapa Sesi London Ideal untuk Scalping
Sesi London, yang dimulai sekitar pukul 14:00 WIB hingga 23:00 WIB, merupakan waktu ketika pasar forex mengalami likuiditas paling tinggi. Hal ini karena pasar Eropa dan sebagian pasar Asia masih aktif, sementara menjelang pertengahan sesi, pasar Amerika mulai buka. Terjadinya overlap antara sesi London dan New York menciptakan lonjakan volume transaksi yang signifikan.
Bagi scalper, kondisi ini adalah kesempatan emas. Mengapa? Karena volatilitas yang tinggi memungkinkan terjadinya banyak peluang entry dalam waktu singkat. Setiap lonjakan harga bisa dimanfaatkan untuk meraih profit kecil berkali-kali. Selain itu, spread pada sebagian besar pair mayor di sesi ini cenderung lebih rendah karena likuiditas yang besar, sehingga biaya transaksi menjadi lebih efisien bagi scalper.
Karakteristik Pasangan Mata Uang yang Cocok untuk Scalping
Sebelum memilih pair, penting untuk memahami kriteria pasangan mata uang yang ideal bagi strategi scalping di sesi London. Berikut adalah beberapa karakteristik utama:
-
Likuiditas tinggi: Semakin tinggi volume transaksi, semakin kecil kemungkinan terjadinya lonjakan harga yang tidak wajar (slippage). Pair mayor seperti EUR/USD atau GBP/USD biasanya memiliki likuiditas tinggi.
-
Spread rendah: Spread yang kecil membantu scalper mendapatkan profit maksimal dari setiap transaksi karena tidak banyak biaya yang “tergerus” oleh broker.
-
Volatilitas terukur: Volatilitas yang terlalu rendah membuat sulit mendapatkan peluang, sementara volatilitas ekstrem bisa memicu stop loss terlalu cepat. Scalper idealnya memilih pair dengan pergerakan yang stabil namun tetap aktif.
-
Respons terhadap berita ekonomi: Pair yang sensitif terhadap rilis data ekonomi di zona Eropa atau Inggris biasanya memberikan momentum harga yang menarik di sesi London.
1. EUR/USD — Pilihan Klasik dan Terpopuler
EUR/USD adalah pasangan mata uang paling likuid di dunia, dan tentu menjadi primadona bagi scalper di sesi London. Karena melibatkan dua ekonomi terbesar, Euro dan Dolar AS, pair ini memiliki spread sangat rendah dan pergerakan harga yang konsisten.
Selama sesi London, volatilitas EUR/USD meningkat tajam, terutama saat ada rilis data ekonomi penting seperti laporan inflasi zona Euro, data tenaga kerja, atau pidato dari pejabat European Central Bank (ECB). Scalper bisa memanfaatkan momen tersebut untuk mencari entry point cepat, terutama menggunakan strategi breakout pada support dan resistance jangka pendek.
Keunggulan lain dari EUR/USD adalah stabilitasnya. Pair ini jarang menunjukkan lonjakan harga ekstrem secara tiba-tiba, sehingga cocok bagi trader pemula yang ingin melatih kemampuan scalping dengan risiko relatif terukur.
2. GBP/USD — Raja Volatilitas Sesi London
Jika EUR/USD adalah pilihan aman, maka GBP/USD adalah pilihan bagi mereka yang berani menghadapi tantangan. Pair ini dikenal dengan julukan “The Cable” dan menjadi salah satu pasangan paling aktif di sesi London karena mayoritas berita ekonomi Inggris rilis di jam tersebut.
Keunggulan utama GBP/USD terletak pada volatilitas tinggi yang memberikan banyak peluang open position dalam waktu singkat. Pergerakan harian bisa mencapai 100–150 pips, menjadikannya lahan subur bagi scalper agresif.
Namun, perlu diingat bahwa pergerakan GBP/USD bisa sangat cepat dan tajam. Oleh karena itu, scalper harus memiliki manajemen risiko yang disiplin, seperti memasang stop loss yang tepat dan menghindari overtrading. Menggunakan indikator seperti Bollinger Bands atau Stochastic Oscillator dapat membantu menentukan momen koreksi harga untuk entry yang lebih presisi.
3. EUR/GBP — Stabilitas Tinggi, Cocok untuk Scalper Konservatif
Bagi scalper yang tidak menyukai fluktuasi ekstrem, EUR/GBP bisa menjadi pilihan yang tepat. Meskipun pergerakannya tidak secepat GBP/USD, pair ini tetap aktif selama sesi London karena melibatkan dua mata uang Eropa.
Karakteristik utama EUR/GBP adalah pergerakan yang relatif stabil dengan range harian sekitar 40–80 pips. Spread-nya juga tergolong rendah, membuatnya efisien untuk strategi scalping berfrekuensi tinggi.
Scalper bisa memanfaatkan retracement kecil menggunakan indikator seperti Moving Average atau RSI untuk menemukan peluang beli atau jual cepat. EUR/GBP juga ideal untuk trader yang ingin mengasah keterampilan teknikal tanpa tekanan volatilitas ekstrem.
4. GBP/JPY — Pasangan Agresif dengan Potensi Besar
GBP/JPY sering disebut sebagai “The Beast” karena pergerakannya yang sangat dinamis. Kombinasi Pound Sterling yang volatil dan Yen Jepang yang sensitif terhadap sentimen risiko global menjadikan pair ini salah satu yang paling aktif selama sesi London.
Scalper berpengalaman sering memilih GBP/JPY karena bisa menghasilkan puluhan peluang entry dalam sehari. Range harian pair ini dapat mencapai 150–200 pips. Namun, di balik potensi besar itu, terdapat risiko tinggi yang harus diantisipasi.
Agar aman, scalper sebaiknya menggunakan timeframe kecil (1–5 menit) dengan konfirmasi sinyal dari beberapa indikator seperti EMA crossover dan RSI. Selain itu, penting untuk menghindari trading saat rilis berita besar Inggris atau Jepang yang bisa menimbulkan lonjakan harga ekstrem.
5. EUR/JPY — Kombinasi Likuiditas dan Volatilitas Seimbang
EUR/JPY adalah salah satu pasangan mata uang dengan kombinasi sempurna antara volatilitas dan stabilitas. Karena melibatkan dua zona ekonomi besar, pair ini memiliki likuiditas tinggi dan spread yang relatif rendah, terutama di sesi London.
Scalper dapat memanfaatkan pergerakan intraday yang jelas, biasanya dengan pola trend kuat setelah pembukaan sesi London. Pair ini juga merespons baik terhadap rilis data ekonomi dari Eropa maupun Jepang, menciptakan dinamika harga yang bisa diprediksi dengan analisis teknikal sederhana.
Strategi scalping yang cocok untuk EUR/JPY adalah trend-following dengan bantuan indikator Moving Average dan konfirmasi volume. Pair ini sangat ideal bagi trader menengah yang ingin mendapatkan keuntungan stabil tanpa tekanan harga yang terlalu liar.
6. USD/CHF — Pilihan Aman dengan Spread Rendah
Terakhir, ada USD/CHF, pasangan yang sering dijuluki sebagai “safe haven pair”. Swiss Franc dikenal sebagai mata uang stabil, sementara Dolar AS tetap menjadi acuan utama dalam perdagangan global.
Meskipun pergerakannya tidak seagresif GBP/USD, USD/CHF memiliki keunggulan dalam spread rendah dan respon cepat terhadap sentimen pasar global. Hal ini membuatnya ideal untuk scalper konservatif yang ingin bermain aman di tengah volatilitas tinggi sesi London.
Scalper bisa menggunakan strategi mean reversion—yakni mencari entry pada momen saat harga terlalu jauh dari rata-rata pergerakan pendeknya—karena pair ini cenderung kembali ke level keseimbangannya dengan cepat.
Tips Tambahan Memilih Pair untuk Scalping di Sesi London
Selain memilih berdasarkan karakteristik mata uang, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan sebelum melakukan scalping:
-
Gunakan broker dengan spread rendah dan eksekusi cepat. Setiap detik sangat berharga bagi scalper.
-
Perhatikan jadwal rilis berita ekonomi. Hindari open posisi beberapa menit sebelum dan sesudah rilis data penting seperti GDP, inflasi, atau keputusan suku bunga.
-
Gunakan pair yang familiar. Lebih baik fokus pada 1–2 pasangan mata uang dan benar-benar memahami pola pergerakannya daripada mencoba semua pair sekaligus.
-
Manajemen risiko tetap nomor satu. Walaupun scalping mengejar profit kecil, tetap penting untuk membatasi risiko dengan stop loss dan take profit yang proporsional.
Scalping di sesi London bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan profit harian jika dilakukan dengan disiplin dan strategi yang matang. Pemilihan pasangan mata uang yang tepat seperti EUR/USD, GBP/USD, atau GBP/JPY dapat membantu trader memaksimalkan potensi pergerakan pasar yang sangat aktif di jam ini. Dengan memahami karakteristik tiap pair, trader bisa menyesuaikan gaya scalping mereka, baik yang agresif maupun konservatif, untuk hasil yang optimal.
Jika Anda ingin belajar lebih dalam mengenai strategi scalping di sesi London, teknik membaca volatilitas, serta cara memilih pair yang paling menguntungkan dengan pendekatan profesional, ikuti program edukasi trading gratis di www.didimax.co.id. Didimax menyediakan pembelajaran langsung dari mentor berpengalaman yang akan membantu Anda memahami analisis teknikal, manajemen risiko, hingga strategi trading yang terbukti efektif di berbagai kondisi pasar.
Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan trading Anda bersama Didimax, broker forex terbaik di Indonesia yang sudah berizin resmi Bappebti. Dapatkan bimbingan eksklusif, sinyal trading harian, dan komunitas aktif untuk berbagi pengalaman dengan ribuan trader lainnya. Jadilah trader profesional dan raih profit konsisten di sesi London bersama Didimax!