Salah satu strategi trading forex yang popular di kalangan trader adalah teknik menggabungkan RSI dan MA. Penggabungan kedua indikator ini sangat popular karena mampu memberikan sinyal perdagangan akurat.
RSI merupakan indikator yang mengidentifikasi momentum sedangkan MA ialah indikator untuk mengidentifikasi arah tren. Keduanya sama-sama termasuk dalam indikator teknikal dan ternyata bisa digunakan secara bersamaan.
Tentu, ini menjadi teknik perdagangan yang wajib untuk Anda pelajari. Terlebih bagi Anda trader pemula yang baru belajar serta menginginkan profit secara konsisten dari perdagangan di pasar forex.
Pada kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan secara detail bagaimana teknik menggabungkan kedua indikator ini untuk trading forex. Jadi, trader pemula bisa simak pembahasan selengkapnya di bawah.
Berkenalan dengan Relative Strenght Index Forex
Sebelum membahas bagaimana cara menggabungkan RSI dan MA, ada baiknya Anda kenali dulu kedua indikatornya. Mulai dari belajar seputar Relative Strenght Index atau lebih popular dengan sebutan RSI.
Relative Strenght Index atau RSI merupakan indikator momentum popular yang termasuk dalam analisa teknikal. Indikator ini diperoleh dengan membandingkan kenaikan dan penurunan harga asset pada periode tertentu, periode default-nya adalah 14.
Pada RSI, digunakan level 0 sampai 100 dimana level nilai tersebut menunjukkan momentum. Umumnya digunakan level 30 sebagai oversold dan level nilai 70 sebagai acuan untuk mengindikasi overbought.
Mudahnya, ini adalah indikator yang mengukur kecepatan pergerakan harga. Misal asset atau komoditi dibeli dengan frekuensi tinggi, otomatis harga naik dan membuat kondisi berada di overbought.
Sedangkan ketika terjadi penjualan secara masih dalam periode tertentu, akan membuat harga menurun dan berada di level oversold. Jadi ketika harga naik terlalu mahal atau turun terlalu murah, akan terjadi penyeimbangan kembali.
Namun penggunaan level overbought dan oversold pada RSI terkadang juga memberikan sinyal invalid. Maka dari itu beberapa trader menggabungkan RSI dan MA sebagai teknik perdagangan di market forex.
Contohnya saja ketika harga melambung tinggi dan berada di level overbought. Jika mengacu pada RSI, maka pembalikan tren akan segera berlangsung, namun harga justru naik terus dan membentuk tren yang semakin kuat.
Sebaliknya ketika harga turun dan mencapai level oversold, trader biasa mungkin akan menganggapnya sebagai sinyal pembalikan bullish. Namun faktanya harga bisa terus menurun ke bawah dan hal inilah yang menjadi kelemahan RSI.
Berkenalan dengan Indikator Moving Average atau MA
Anda juga harus paham dengan Moving Average sebelum belajar teknik menggabungkan RSI dan MA. Karena pemahaman yang kuat atas kedua indikator ini tentunya akan memudahkan Anda dalam belajar nantinya.
MA atau Moving Average bisa dikatakan sebagai indikator teknikal paling popular diantara indikator atau tools lain. Hampir semua trader di market forex atau instrument lain pasti menggunakan MA sebagai acuan.
Indikator Moving Average terbagi menjadi berbagai macam tipe. Mulai dari Simple Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Moving Average dan berbagai macam tipe lainnya.
MA sendiri merupakan indikator yang menginformasikan pergerakan harga rata-rata dalam periode tertentu. Sebagai indikator teknikal, MA tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.
Penggunaan MA oleh para trader forex biasanya sebagai acuan untuk mengidentifikasi tren dengan mudah. Selain itu, MA juga bisa digunakan pada berbagai macam time frame sehingga cocok dipakai oleh trader dengan gaya trading masing-masing.
Namun MA juga memiliki kekurangan yang menjadikan teknik menggabungkan RSI dan MA semakin popular. Karena teknik ini sejatinya menyempurnakan masing-masing indikator untuk menghasilkan sinyal trading terbaik.
Kekurangan Moving Average sendiri adalah indikator lagging. Sifat tersebut membuat Moving Average akan mengalami keterlambatan untuk merespon pergerakan pasar sehingga terkadang trader sudah kehilangan momentum ketika sinyal muncul.
Selain itu, Moving Average juga rentan terhadap munculnya sinyal palsu atau false signal. Khususnya ketika pasar sedang sideways atau terlalu volatile. Sinyal palsu ini akan membuat trader kebingungan dalam mengambil keputusan perdagangan.
Oleh karenanya, kebanyakan trader akan mengkombinasikan Moving Average dengan indikator lain. Salah satunya adalah menggabungkan RSI dan MA yang terbukti efektif memberikan sinyal perdagangan akurat kepada trader.
Strategi menggabungkan RSI dan MA
RSI adalah infikator yang menganalisis data dari perdagangan sebelumnya guna menentukan apakah asset berada di momen overbought atau oversold. Data yang digunakan dalam perhitungannya juga bisa disesuaikan pada pengaturan periodenya.
Akan tetapi muncul masalah pada penggunaannya seperti ketika periode RSI lebih singkat maka data yang dijadikan dasar analisa juga lebih sedikit sehingga terkadang muncul sinyal invalid. Sebaliknya, ketika periode lebih lama akan membuat sinyal menjadi kurang responsive.
Menggabungkan RSI dan MA digunakan untuk mengatasi hal tersebut. Trader akan memanfaatkan persilangan pada indikator Moving Average sebagai konfirmasi atas sinyal RSI ketika pasar sedang overbought atau oversold dan menjadikannya sinyal perdagangan potensial.
Pada teknik yang akan kami bagikan ini, Anda bisa menggunakan RSI dengan periode 14 dan memakai level 20 (oversold) serta level 80 (overbought). Kemudian, juga akan digunakan EMA dengan periode 5 dan 10.
Pemilihan EMA dibanding jenis Moving Average lain tentunya ada alasan tersendiri. EMA dipilih karena menjadi jenis MA yang mampu merespon lebih cepat terhadap perubahan harga terbaru.
Penggunaan dua periode EMA yang pendek ini menjadi pilihan paling cocok untuk dikombinasikan dengan RSI. Jadi, Anda bisa menggunakan pengaturan ini saat menerapkan teknik menggabungkan RSI dan MA.
• Aturan SELL
Pada teknik ini, Anda akan menjadikan persilangan EMA sebagai konfirmasi atas RSI. Misal persilangan death cross (EMA kecil melintas ke bawah EMA besar), kemudian RSI di level overbought, maka sinyal SELL.
• Aturan BUY
Sedangkan ketika EMA periode pendek melintasi ke atas EMA periode panjang atau golden cross dan RSI di overbought berarti sinyal BUY. Tunggu sampai RSI menembus level oversold untuk open posisi di market.
Baca juga tentang: pola ganda trading forex dan cara menggunakannya
Tips Penggunaan Kombinasi RSI dan MA untuk Trading Forex
Telah dijabarkan bagaimana teknik menggabungkan RSI dan MA dalam trading forex. Tentu, strategi perdagangan ini efektif untuk menyempurnakan kekurangan dari masing-masing indikator tersebut.
Penggabungan keduanya juga potensial untuk memberikan sinyal perdagangan menguntungkan kepada Anda. Namun, penting juga untuk memahami bahwa tidak ada satupun strategi forex yang 100% akurat.
Berlaku juga pada teknik menggabungkan RSI dan MA forex ini. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk senantiasa menerapkan manajemen risiko sesuai trading plan masing-masing untuk meminimalisir kerugian.
Pertimbangkan juga untuk melakukan backtest sebelum Anda menggunakan strategi ini di market. Manfaatkan akun demo untuk backtest atau gunakan fitur backtest di aplikasi charting.
Jika ingin belajar lebih banyak seputar trading forex, mulai manfaatkan layanan Pusat Edukasi Gratis DIDIMAX. Anda bisa belajar cara menggabungkan RSI dan MA serta beragam strategi forex lain dengan gratis.