Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan 2020 Pengusaha dan Konsumen Tidak Percaya Diri

2020 Pengusaha dan Konsumen Tidak Percaya Diri

by Didimax Team

Di awal tahun 2020 ini rupanya para pengusaha merasa tidak optimis, begitu pula para konsumen. Diperkirakan pada tahun ini pengusaha dan konsumen akan semakin tergerus dan akan berimbas pada pertumbuhan perekonomian. Seperti yang dituturkan oleh Inneke Wijaya di Squawk Box, CNBC Indonesia.

Akan tetapi jika dilihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), masih terdapat harapan terang dimulai bulan Januari tahun ini dimana perekonomian masih merasa optimis. Meskipun jika dibandingkan dengan bulan Desember, IKK bulan Januari memang lebih rendah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Survei Konsumen Bank Indonesia pada Januari 2020 lalu, menandakan bahwa tingkat optimism para konsumen masih stabil dan tidak goyang. Kondisi tersebut telah digambarkan pada level 121,7 pada IKK Januari 2020.

 

Hasil IKK Bulan Lalu

Angka IKK melebihi jumlah 100 sehingga dapat diproyeksikan bahwa para konsumen terus optimis pada pertumbuhan ekonomi. BI menuturkan bahwa konsumen selalu percaya diri dan merasa optimis terhadap kondisi ekonomi. 

Hal ini bisa dilihat dari kondisi penghasilan serta kemampuan pembelian pada jenis barang tahan lama. Selain itu, masyarakat juga tetap optimis akan penghasilan, serta ketersediaan lapangan kerja dan juga beragam kegiatan usaha yang bisa dilakukan oleh mereka selama enam bulan mendatang.

Prediksi konsumen mengenai kenaikan harga baru akan terjadi pada tahun mendatang yaitu tahun 2021. Informasi tersebut tercermin pada Indeks Ekspektasi Harga yang mengalami peningkatan pada 12 bulan yang akan datang dibandingkan dengan indeks pada bulan sebelumnya. 

Peningkatan tersebut diakibatkan oleh permintaan pada tahun depan yang diprediksi akan lebih tinggi. Begitu laporan dari Bank Indonesia. Akan tetapi IKK pada bulan Januari jika dibandingkan dengan bulan Desember jauh lebih rendah yaitu pada angka 126,4. 

Sejak bulan November IKK terendah yaitu pada bulan Januari lalu. Dari charts Revinitif bisa dilihat bahwa optimisme masyarakat memang masih tergolong tinggi. Akan tetapi kepercayaan diri tersebut rupanya semakin tergerus mengingat pemerintah gagal untuk menaikkan perekonomian RI ke 7%.

Seperti yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hasilnya cukup mengecewakan karena jauh dari harapan.

Sektor Pertanian Lesu

Jika dilihat pada pertumbuhan ekonomi RI pada 2019 lalu, memang terlihat belum maksimal dan masih lesu. Tidak luput sektor pertanian yang turut berkontribusi pada PDB cukup besar rupanya juga tidak menunjukan pertumbuhan yang signifikan.

Dari target pertumbuhan ekonomi RI sebesar 5,3% hanya mampu diraih sebesar 5,02% saja. Angka tersebut diperoleh dari informasi APBN tahun 2019. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dimulai dari kuartal pertama hingga penutupan semakin loyo.

Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama yaitu hanya sebesar 5,07%. Kemudian mengalami penurunan di angka 5,05% pada kuartal kedua. Pada kuartal ke tiga kembali turun sebesar 5,02%. Kondisi semakin terpuruk pada kuartal ke empat dengan perolehan sebesar 5%.

Tercatat pada kuartal terakhir, Indonesia hanya mampu tumbuh 4,97% dan angka tersebut merupakan angka terendah dihitung sejak tahu 2016 silam. Informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa sektor yang memberikan kontribusi paling besar dengan angka 19, 63% adalah sektor industri.

Kemudian peringkat kedua adalah sektor perdagangan yang mampu menyumbang angka 12,95%. Disusul pada urutan ketiga yaitu dari sektor kontruksi dengan perolehan angka 11,26%. Dan pada urutan terakhir adalah sektor pertanian yang hanya bisa mencapai perolehan 11,19%.

Sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja paling besar dan masuk pada kategori pada sektor prime dengan jumlah lapangan kerja terbesar. BPS mempublikasikan informasinya kepada publik bahwa pada Agustus 2019 lalu jumlah warga yang bekerja pada sektor pertanian mencapai 34,58 juta orang.

Angka tersebut setara dengan 27% dari total keseluruhan jumlah tenaga kerja di Indonesia. Akan tetapi pada beberapa kurun waktu terakhir sektor tersebut sanga lesu dan tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan. Tercatat pada 2018 lalu angka pertumbuhan hanya  3,89%.

Sedangkan pada tahun 2019 dimana angka pertumbuhan ekonomi Indonesia diangka 5,02%, sektor pertanian hanya mampu menyumbang angka yang tidak terlalu mendominasi yaitu sebesar 3,64%.