Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Dampak Terbaru yang Disebabkan Turunnya Angka Inflasi Inggris

Dampak Terbaru yang Disebabkan Turunnya Angka Inflasi Inggris

by Didimax Team

Inflasi Inggris turun di bulan November mengalahkan prediksi sebelumnya dan mengikuti rekor tertinggi bulan lalu. Tingkat inflasi inti turun menjadi 6,3% sementara harga konsumen turun menjadi 0,4% secara bulanan, jauh di bawah 2% yang tercatat di bulan Oktober.

Fakta ini tentu sedikit menenangkan karena sampai lebih cepat daripada momentum yang diekspektasikan sebelumnya. Namun, sekaligus memantik agar mereka ulang rencana tindakan ekonomi dari para pakar seluruh dunia.

 

Menyigi untuk Sektor Individu

Memecah laju inflasi sektor per sektor, penyumbang penurunan terbesar berasal dari biaya transportasi (7,2% vs 8,9%). Persentase tersebut terdiri dari bahan bakar motor (17,2% vs 22,2%) dan mobil bekas (-5,8% vs -2,7%). Statistik ini merepresentasikan wajah ekonomi perorangan.

Harga juga melambat pada sektor belanja pakaian dan alas kaki (7,5% vs 8,5%), rekreasi dan budaya (5,3% vs 5,9%) dan komunikasi (2,6% vs 3,2%). Di sisi lain, inflasi tahunan untuk restoran dan hotel berada pada level tertinggi sejak Desember 1991.

Hal ini terjadi lantaran mengalami peningkatan menjadi 10,2% (vs 9,6%), terutama didorong oleh alkohol yang disajikan di restoran, kafe, dan pub, memberikan kontribusi kenaikan terbesar.

Sementara itu, inflasi makanan naik tipis menjadi 16,5% dari 16,4%, mencapai yang terkuat sejak 1977. Kategori teratas dipimpin oleh harga roti dan sereal. Sedangkan, sewa perumahan meningkat 4,5%, sedikit di atas 4,3% di bulan Oktober.

Menyusul data PDB yang positif pada hari Senin, Kanselir Inggris Jeremy Hunt memperingatkan bahwa ekonomi bisa menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik. Sementara data ketenagakerjaan kemarin sebagian besar positif, hal itu menunjukkan perlambatan dalam perekrutan karena bisnis bersiap untuk awal yang sulit hingga 2023.

Pertumbuhan upah (YoY) mencapai titik tertinggi yang menambah tantangan lebih lanjut bagi Bank of England (BoE). Ini karena BoE memiliki kewajiban untuk berupaya menyeimbangkan kekhawatiran resesi dengan meningkatnya biaya hidup.

Bank of England merilis Laporan Stabilitas Keuangan Kemarin (FSRY) memperingatkan bahwa 2023 akan terbukti menantang bagi rumah tangga Inggris. Penyebabnya, karena kombinasi penurunan pendapatan riil, kenaikan biaya hipotek, dan pengangguran yang lebih tinggi.

Mengelola Risiko Inflasi yang Ada

Bank of England (BoE) berjumpa dengan konsensus pasar untuk kenaikan 50bps. Ini merupakan upaya BoE untuk mengelola risiko inflasi yang tidak terkendali terhadap krisis biaya hidup. Detak inflasi hari ini akan meringankan beberapa tekanan pada BoE dan kenaikan 50bps seharusnya hanya formalitas belaka.

Komentar dan panduan yang diberikan oleh Gubernur Bailey dapat memberikan petunjuk tentang langkah ke depan yang dapat menyebabkan lonjakan volatilitas. Terlebih, jika mengingat reaksi awal adalah lonjakan 15pip lebih rendah untuk GBPUSD.

Beberapa pihak menikmati hari yang luar biasa kemarin lantaran menembus kisaran perdagangan tiga hari karena dolar AS melemah. Level tertinggi baru telah dicetak di sekitar 1.24400 dan melihat reli baru-baru ini kita bisa mengalami beberapa retracement.

Tidak diragukan lagi bahwa akan bergantung pada manuver yang diadopsi oleh Federal Reserve AS hari ini. Khususnya, dengan pernyataan hawkish yang kemungkinan akan mendorong pasangan ini lebih rendah. Publik harus bersiap dengan konsekuensi satu ini.

Alternatifnya, setiap komentar dovish dapat mendorong pound. GBP/USD menguji level 1.25000 yang bertepatan dengan level fib 61,8% (tinggi ke rendah 2022). IGCS menunjukkan trader retail saat ini SHORT pada GBP/USD, dengan 59% trader saat ini memegang posisi short.

Biasanya, trader yang jeli akan mengambil pandangan kontra terhadap sentimen orang banyak. Dan faktanya, ada harapan bahwa harga GBP/USD dapat terus naik. IHK Inggris pun turun ke 10,7% per tahunnya, dan turun dari 11,1% di bulan Oktober lalu.

Data tersebut juga berkaitan dengan persentase kontribusi penurunan yang cukup signifikan pada sektor transportasi. Dalam hal ini, persentase konsumsi bahan bakar tentu akan menjadi sorotan dan tentunya akan merepresentasikan daya beli masyarakat.

Terlebih, muaranya juga akan kembali kepada kestabilan ekonomi. Kemampuan negara dalam mencegah inflasi yang tak terkontrol. Walaupun menakutkan, tapi bagi seorang trader, ini adalah kesempatan mengeruk pundi-pundi dari kurensi negara lain.