Berdasarkan data dilapangan saat ini nilai tukar mata uang euro terhadap dolar Amerika mengalami penurunan selama lima hari terakhir. Selain itu, perdagangan pada Jumat kemarin, mata uang ini juga menurun hingga ke level paling rendah selama empat bulan terakhir.
Euro mengalami penurunan sebesar 0,31% menjadi US$ 1,0946, hal tersebut merupakan level paling rendah sejak 8 Oktober lalu. Posisi euro mulai merangkak, berada di angka US$ 1,0959 atau turun sekitar 0,19% di pasar spot, data tersebut diperoleh dari Refinitiv. Jika dihitung secara keseluruhan dalam lima hari terakhir, euro turun sebesar 1,21%.
Melemahnya nilai euro hari ini disebabkan oleh buruknya data ekonomi Jerman yang tidak menunjukan nilai yang signifikan sehingga terlihat jelek. Destatis menginformasikan bahwa produksi industri Negeri Panzer pada Desember lalu berkurang hingga 3,5%. Penurunan ini menjadi penurunan terbesar selama satu dekade terakhir.
Data Ekonomi AS Membaik
Kondisi berbeda justru ditunjukan oleh data ekonomi Amerika Serikat. Dimana mereka berhasil merilis data ekonomi dengan gemilang di sepanjang minggu ini. Laporan dari Institute for Supply Management (ISM), bahwa purchasing managers' index (ISM) pada Januari mengalami kenaikan ke level 50,9 dari sebelumnya 47,2.
Angka 50 tersebut digunakan oleh PMI sebagai nilai batas, yang berarti terjadi ekspansi jika melebihi 50 dan jika dibawah nilai tersebut maka disebut kontraksi. Perilisan data ini sangat membuat publik terkejut, pasalnya poliing Reuters memperkirakan terjadinya kenaikan tidak akan melebihi 48,5 serta akan terjadi kontraksi.
Sedangkan dilihat pada non manufaktur, ISM menginformasikan tentang adanya peningkatan ekspansi dari 55 menjadi 55,5. Di sepanjang bulan Januari, Amerika pada sektor swastanya mampu menyerap 291.000 tenaga kerja seperti yang dilaporkan oleh Automatic Data Processing Inc. (ADP).
Hal tersebut tentu merupakan angka yang lebih tinggi jika dibanding pada bulan Desember sebanyak 199.000 orang. Berita terbaru melaporkan bahwa Amerika pada Januari lalu mampu menyerap 225.000.
Angka tersebut tentu jauh melesat setelah bulan sebelumnya hanya mampu mencapai 147.000 tenaga kerja. Seperti yang di informasikan Departemen Tenaga Kerja Amerika bahwa bahwa kenaikan tenaga kerja sebesar 3,6% yang sebelumnya hanya 3,5%.
Hal ini juga diikuti dengan kenaikan upah per jam sebesar 0,2% pada Januari dan sebelumnya diketahui hanya 0,1% saja. Amerika memiliki acuan pada data tenaga kerja untuk menentukan kebijakan moneter serta berguna untuk menguatkan suku bunga yang berdampak pada dolar AS yang makin menguat.
Data Tenaga Kerja Mengacu Pada Harga Emas
Data tenaga kerja yang dirilis oleh Amerika akan menjadi acuan penerbitan harga emas. Harga emas saat ini sedang mengalami tekanan mengingat data ekonomi Amerika terlihat cukup bagus. Dari laporan Institute for Supply Management (ISM), purchasing managers' index mengalami kenaikan sebesar 50,9 yang sebelumnya hanya 4,2.
Dari ADP diketahui bahwa akan dijadikan sebagai acuan prediksi rilis data non farm payroll atau NFP. Kemungkinan NFP tersebut akan resmi dirilis oleh pemerintah hari ini. Dari data tersebut dapat diketahui jumlah tenaga kerja yang bekerja pada non pertanian pada bulan Januari dan diserap oleh Amerika.
Pemerintah juga akan secara rinci merilis jumlah tingkat pengangguran di negara tersebut selain NFP. Sehingga keseluruhan data yang berjumlah tiga data tepatnya akan menjadi satu kesatuan tentang data tenaga kerja Amerika Serikat secara lengkap.
Dengan begitu pemerintah berharap dapat menentukan kebijakan yang berhubungan dengan moneter secara tepat. Dolar Amerika juga menjadikan emas dunia sebagai aset tanpa imbal. Dimana terjadinya penurunan suku bunga di negara tersebut akan membuat investor kebanjiran untung besar.
Hal tersebut dikarenakan adanya opportunity cost yang menurun kemudian biaya tersebut akan ditanggung. Sebab pemilihan investasi emas dibanding jenis investasi lain seperti obligasi Amerika. Penurunan suku bunga yang dilakukan oleh The Fed justru akan membuat dolar As perlu waspada.
Ketika dolar melemah maka harga emas juga akan lebih murah, terlebih bagi mata uang lain. Kondisi ini akan mengakibatkan permintaan semakin meningkat.