Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Diperkirakan Emas Mencapai Rp2 Juta/Gram Meskipun Kini Harganya Turun

Diperkirakan Emas Mencapai Rp2 Juta/Gram Meskipun Kini Harganya Turun

by Didimax Team

Selama sepekan harga emas terus meningkat dan berhasil mencapai nilai tertinggi sejak 7,5 tahun terakhir. Selama sepekan kenaikan harga emas mencapai 2%. Namun pada 24 April memang sempat mengalami penurunan sebesar 0,2% menjadi 1.727 AS dollar per troy ons. Penurunan tersebut diduga akibat aksi investor untuk mengambil keuntungan jangka pendek.

Emas batangan dengan sertifikat Antam juga mengalami penurunan harga walaupun sebelumnya telah merangkak naik. Emas batangan dari PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada Sabtu, 25 April kemarin turun Rp10.000,- menjadi Rp943.000,-. Sebelumnya harganya adalah Rp944.000,- pada Jumat, 24 April. Penurunan juga terjadi pada harga buyback atau pembelian kembali emas antam.

 

Alasan Kenaikan Harga Emas Dunia dan Antam

Laporan dengan judul “The Fed Can’t Print Gold”, oleh Bank of America (BofA) telah memberikan alasan mengenai outlook bullish logam mulia berupa emas untuk tahun 2020 ini. Mengacu laporan tersebut, investor akan terpacu beralih ke logam mulia emas karena output perekonomian yang terkontraksi tajam. Selain itu pengeluaran fiscal juga melonjak.

Laporan tersebut juga menerangkan mengenai neraca bank sentral yang akan berlipat ganda, serta mata uang fiat yang kemungkinan menjadi di bawah tekanan. Oleh sebab itulah investor berlomba-lomba beralih ke emas. Menjadikan harganya meningkat tajam akibat permintaan yang melimpah pula. Apabila mengacu laporan tersebut, tentunya kenaikan harga emas menjadi masuk akal.

Pandemi COVID-19 yang terjadi di hampir seluruh dunia menjadikan emas semakin diburu, Hal tersebut karena logam ini dianggap sebagai aset yang menjanjikan. Menurut laporan International Monetary Fund (IMF), pandemic Covid-19 bisa menyebabkan perekonomian global masuk ke resesi yang dalam. Prediksi IMF terjadi kontraksi 3% tahun ini mengenai output perekonomian global.

Dampak Covid-19 juga bisa menyebabkan pelebaran defisit anggaran sebagai salah satu upaya meredam pendemik tersebut di berbagai negara. Akibatnya bank sentral pada negara maju akan memotong suku bunga acuan mencapai 0 persen. Menyebabkan terjadinya inflasi pada uang yang dipegang. Akhirnya permintaan emas akan meningkat karena dianggap sebagai aset lindung nilai.

Emas memang cenderung memperoleh manfaat akibat adanya langkah stimulus dari bank sentral. Karena dianggap sebagai investasi aman saat masa keuangan dan politik sedang mengalami ketidakpastian. Edward Moya, seorang analis di broker OANDA menilai ekspektasi mengenai stimulus yang terus diberikan menjadi perdagangan emas bahkan semakin meningkat untuk beberapa bulan ke depan.

Diperkirakan Harganya Bisa Mencapai Rp2 juta/gram Bahkan Lebih

Bank of America memperkirakan harga emas bisa mencapai $1.695 dollar AS per ons pada tahun ini. Sedangkan untuk tahun 2021 diperkirakan mencapai $2.063 dollar AS per ons. Hal tersebut berhubungan dengan alasan kenaikan harga emas yang telah disebutkan. Kemungkinan juga terjadi pembelian surat utang pemerintah dan obligasi korporasi bank sentral.

Hal tersebut menjadikan yield instrumen investasi berbasis utang menjadi turun dan permintaan emas semakin meningkat. Selain alasan tersebut, BofA juga menerangkan kemungkinan faktor lain yang bisa menurunkan harga emas. Salah satunya adalah volatilitas pasar keuangan yang mereda. Kemudian permintaan perhiasan di China dan India melemah juga menjadi faktor penurunan harga. 

Sedangkan penurunan harga emas kemarin dipicu akibat pengambilan keuntungan di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global oleh para investor. Serta langkah stimulus yang secara besar diambil oleh bank sentral untuk mendukung emas. Menjadikan harga logam mulia tersebut turun pada hari Jumat, 24 April lalu. 

Namun menurut kepala perdagangan derivative logam dasar dan mulia MBO, Tai Wong, menyatakan bahwa logam emas tetap berada di dekat level tertinggi pergerakannya. Hal tersebut berhubungan dengan investor institusional dan ritel yang konsisten membeli emas saat neraca global melambung serta prospek ekonomi global yang tidak ada kepastian.

Selain penurunan emas yang diperkirakan masih bisa naik lagi, logam mulia berupa perak dan platinum ternyata juga mengalami penurunan. Harga perak periode pengiriman Mei turun sebesar 0,61 persen atau 9,4 sen menjadi $15.265 dollar AS per ounce. Sedankan harga platinum periode pengiriman Judi turun 1,8 persen menjadi $773.8 dollar AS.