Perdagangan dolar AS kini mulai melemah pada perdagangan di awal minggu ini. Tentunya ada penurunan ini disebabkan oleh berbagai hal yang memungkinkan penurunan pada dolar AS.
Hal ini terjadi di tengah terbatasnya aktivitas menjelang rilis data inflasi konsumen utama di Amerika Serikat. Selain itu, adanya pertemuan utama European Central Bank atau ECB juga memberikan pengaruh.
Data penurunan dolar AS mulai terlihat berdasarkan indeks dolar AS pada perdagangan kemarin. Indeks dolar AS melakukan pengukuran greenback terhadap mata uang lainnya di beberapa jenis mata uang.
Kabarnya, mata uang dolar AS diperdagangkan dengan harga lebih rendah sebesar 0,1 persen. Kondisi ini membuat dolar AS turun ke angka 102,025 pada perdagangan yang dilakukan tersebut.
Kondisi ini juga disebabkan oleh berbagai hal yang sedang terjadi pada perdagangan dunia. Salah satunya adalah kondisi inflasi yang melanda dunia dan membuat banyak perubahan ekonomi dan perdagangan dunia.
Dolar AS Menurun
Kondisi dolar AS sempat membaik beberapa minggu lalu yang terlihat dari berhasilnya indeks dolar AS naik sekitar 0,5 persen. Kenaikan tersebut didukung setelah adanya laporan pekerjaan di Amerika Serikat.
Dimana, pada data tersebut memberikan informasi positif bahwa pengusaha mampu menambahkan 390.000 pekerjaan di bulan Mei. Bahkan, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan perkiraan yang dilakukan.
Adanya peningkatan jumlah pekerjaan tersebut menambah ekspektasi pada Federal Reserve AS. Dalam hal ini adalah terkait ekspektasi untuk mengatasi berbagai inflasi yang sedang terjadi di dunia.
Sedangkan, kondisi ini membuat perhatian pada perdagangan di minggu ini difokuskan pada indeks harga konsumen AS bulan Mei. Dimana, data tersebut akan segera di rilis di hari Jumat minggu ini.
Adanya inflasi yang terus meningkat mendorong ekspektasi terkait pengetatan agresif yang dilakukan oleh Federal Reserve AS. Hal tersebut juga diperkirakan kemungkinan untuk mengakhiri spekulasi tentang bulan lalu.
Spekulasi tersebut terkait dengan the Fed yang akan mengambil jeda terkait kenaikan suku bunga. Hal ini akan dilakukan pada pertemuan bulan September mendatang yang berkaitan dengan suku bunga.
Adanya inflasi inti yang bukan termasuk energi serta harga bahan bakar yang volatil dan ukuran menjadi pilihan the Fed. Tentunya hal ini didasarkan pada beberapa hal yang membuatnya dipilih.
Terdapat perkiraan terkait energi dan harga bahan bakar yang volatil mencapai 5,9 persen tahun ke tahun. Angka tersebut mengalami penurunan setelah diperoleh angka tinggi 6,2 persen di bulan lalu.
Kondisi Dolar AS
Hal tersebut juga menandakan adanya bulan ketiga terkait penurunan berturut-turut. Selain itu, juga membuat kasus bahwa adanya inflasi inti yang mungkin telah mencapai puncak sukses.
Tidak hanya itu, pertemuan European Central Bank di minggu ini juga menjadi perhatian. Pertemuan tersebut diharapkan untuk melakukan persiapan landasan bagi kenaikan suku bunga pada pertemuan bulan Juli.
Hal ini diperhatikan, terutama setelah adanya data baru yang menunjukkan inflasi konsumen zona euro. Hal ini juga dikarenakan adanya peningkatan rekor tertinggi baru yang mencapai 8,1 persen.
Analis di Nordea juga berkomentar terkait kondisi ini. Menurutnya, adanya tekanan bagi EBC untuk melakukan tindakan memberikan peningkatan yang pesat terkait perdagangan yang dilakukan di dunia.
Akan tetapi, proyeksi bank sentral sebelumnya mengesampingkan adanya kenaikan suku bunga pada pertemuan minggu ini. Bersamaan dengan perkiraan inflasi, ECB memberikan sinyal untuk menjamin kenaikan suku bunga.
Kondisi tersebut membuat posisi baru bagi beberapa mata uang dunia. Misalnya EUR/USD yang naik sebesar 0,1 persen di angka 1,0726, sedangkan GBP/USD naik sebesar 0,3 persen di angka 1,2528.
Tidak hanya itu, USD/JYP terjun sebesar 0,2 persen mencapai angka 130,54. Meskipun demikian, penurunan tersebut tidak begitu jauh dari puncak 20 tahun bulan sebelumnya yang mencapai 131,34.
Selain itu, AUD/USD mengalami penurunan ke angka 0,7204 menjelang pertemuan dari Reserve Bank of Australia. Angka tersebut diharapkan mampu menghasilkan kenaikan suku bunga 25 basis poin.
Sedangkan, USD/CNY juga ikut terjun sebesar 0,1 persen di angka 6,6541. Angka tersebut muncul setelah adanya indeks manajer pembelian layanan Caixin Cina yang naik ke angka 41,4 pada bulan Mei.