Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Dolar Melemah Dampak Data CPI Usai Dirilis

Dolar Melemah Dampak Data CPI Usai Dirilis

by Didimax Team

Dolar AS melemah di awal perdagangan eropa hari Jumat, melanjutkan aksi jual tahap lebih dahulu setelah inflasi AS turun lebih dari yang diinginkan. Sedangkan sterling naik tipis sehabis kontraksi perkembangan kuartal ketiga yang kecil. 

Pada 02: 50 ET (07: 50 GMT), indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang 6 mata uang yang lain. Kemudian diperdagangkan 0,5% lebih rendah pada 107,50, turun ke tingkat terendah semenjak pertengahan September sehabis kerugian menjadi lebih dari 2% pada tahap sebelumnya.

Pertarungan pelemahan dolar ini berasal dari informasi kamis yang menampilkan inflasi IHK AS berkembang 7,7% pada Oktober.

 

Pengetatan Terhadap Moneter yang Agresif 

Laju sangat lambat dalam 9 bulan, menampilkan serangkaian peningkatan suku bunga tajam oleh Federal Reserve tahun ini sehingga mempunyai dampak yang sesuai. 

Perihal ini meningkatkan ekspektasi bahwasanya pembentuk kebijakan Fed bisa memutuskan dalam meredam kampanye pengetatan moneter agresif bank sentral lebih dini dari yang diduga sebelumnya.

Berpotensi naik cuma 50 basis poin pada Desember alih-alih kenaikan 75 BPS yang lainnya. Di tempat lain, GBP/ USD naik 0, 3% jadi 1, 1747 sehabis informasi menampilkan ekonomi Inggris menurun 0, 2% dalam 3 bulan sampai September.

Namun, tidak sedalam kontraksi seperti yang diperkirakan penyusutan 0, 5%. Tetapi ini merupakan penyusutan awal dalam 6 kuartal. 

Serta diperkirakan mewakili awal dari perlambatan yang panjang, dengan Bank of England mengindikasikan minggu lalu kalau ekonomi Inggris akan memnginjak resesi 2 tahun bila suku bunga terus naik memerangi inflasi.

EUR/USD meningkat 0,3% jadi 1,0242, naik ke tingkat paling tinggi semenjak Agustus serta memperpanjang lonjakan tadi malam 2%, sedangkan AUD/ USD yang sensitif terhadap risiko naik 0,5% jadi 0,6653.

USD/JPY naik 0,2% jadi 141,25, memperoleh kembali sebagian kekuatan setelah dolar mencatat pada hari kamis hari terburuk terhadap yen jepang semenjak 2016, sehabis jatuh 3,7%.

USD/CNY merosot 1,1% jadi 7,1069, dengan yuan naik ke tingkat terkuatnya terhadap dolar dalam 2 pekan. Setelah Cina kurangi jumlah waktu yang dihabiskan orang yang memasuki negeri itu dalam karantina jadi 5 hari dari 7 hari.

Ini mengikuti kabar kalau Hong Kong sudah melonggarkan sebagian pembatasan Covidnya, serta merangsang spekulasi baru kalau Cina bisa jadi melihat lebih hati-hati pada kebijakan zero-covidnya.

Sebaliknya, rupiah terus menguat 0,37% di 14.192,5 per dolar AS hingga pukul 14.17 WIB. Informasi yang dirilis pada hari Kamis. 

Menampilkan Indeks Harga Konsumen AS melonjak 5,0% tahun ke tahun di bulan Mei, peningkatan sangat tajam lebih dari belasan tahun, naik 0,6% pada bulan tersebut. 

Sedangkan CPI inti, yang tidak tercantum harga santapan serta tenaga yang mudah berganti, bertambah 3,8% tahun ke tahun serta 0,7% bulan ke bulan di bulan Mei.

Pasar Valuta Ternyata Melebihi Ekspetasi

Pasar valuta asing sudah waspada terhadap informasi inflasi yang kokoh selama pekan, serta ini melebihi ekspektasi. Tetapi, respons tersebut sudah diredam sebab luncurkan CPI tercantum donasi besar dari peningkatan jangka pendek pada harga tiket pesawat serta mobil sisa. 

Yang seluruhnya berfungsi dalam narasi Fed tentang lonjakan inflasi selaku fenomena sedangkan kepercayaan dalam pemikiran Fed ini bisa dilihat dengan jelas di pasar obligasi.

Sebab imbalan atau hasil obligasi AS tenor 10 tahun jatuh ke tingkat terendah 3 bulan 1,44%. Saat investor takut tentang inflasi di bulan Maret, imbalan atau hasil melonjak nyaris 1,78%.

Atensi saat ini bergeser kepada pertemuan pekan depan dari FOMC, namun tidak terdapat lagi harapan besar hendak pergantian retorika menimpa perlunya kurangi stimulus.

Setelah itu hari Jumat terdapat Bank Sentral Rusia berjumpa untuk memutuskan tingkatan yang sesuai dalam suku bunga di negeri tersebut menyusul luncurkan inflasi besar yang tidak terduga minggu ini.

Inflasi konsumen tahunan bertambah jadi 6, 0% pada bulan Mei, bagi informasi yang dirilis senin, jauh di atas sasaran bank sentral sebesar 4%, serta paling tinggi semenjak Oktober 2016.

Suku bunga terletak di 10% pada saat itu, namun saat ini di 5%, mendesak sebagian besar ekonom yang disurvei memperkirakan peningkatan sebesar 50 basis poin. 

Pada 6:30 AM ET (1030 GMT), jadi 5,5%. Kemudian, pada jam 14.19 WIB, USD/ RUB turun 0,12% ke 71,6874.