Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Dollar Melemah, Ponsterling Berjaya di Puncak Tertinggi

Dollar Melemah, Ponsterling Berjaya di Puncak Tertinggi

by Didimax Team

Hari ini, poundsterling masih menguat terhadap Dollar AS. Menguatnya poundsterling ini mengabaikan rilis data pertumbuhan Inggris (GDP) yang ternyata lebih rendah dari ekspektasi. Kondisi ini diakibatkan oleh investor yang lebih optimistis akan tercapainya kesepakatan Brexit, menjelang pertemuan European Council pada pekan depan.

Keputusan presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menunda stimulus sampai akhir pilpres memang membawa dampak besar terhadap nilai Dollar. Ketidakjelasan status stimulus membuat Dollar AS terus melemah. Namun hal ini pula yang memberikan dorongan naik bagi Pound hingga bisa berada di level paling atas seperti saat ini.

Saat ini pair GBP/USD naik 0.62 persen ke 1.3010, melanjutkan reli tiga hari. Akan tetapi secara umum gerak Pound masih terbilang volatile pada pekan ini. Hal ini dipengaruhi oleh isu utama soal negosiasi Brexit saling-silang, antara yang optimistis dan pesimistis. 

Sedangkan terhadap Uero, Poundsterling juga masih cukup kuat dengan pair EUR/GBP yang diperdagangkan di angka 0.9084 setelah sebelumnya sempat tergelincir sekitar 0.2 persen selama tiga hari terakhir. Pergerakan Euro juga dipengaruhi oleh melemahnya Dollar AS dan menguatnya EUR/USD berdasarkan analisa para pengamat.

mo ta hinh anh

Dollar Melemah Peluang Menang Biden di Pilpres AS Semakin Besar

Sudah hampir tiga pekan dollar AS anjlok ke level terendah. Hal ini akibat ketidakjelasan keputusan stimulus yang dilakukan oleh presiden Donald Trump. Di sisi lain kondisi ini membuat peluang Joe Biden untuk bisa menang dalam Pilpres AS semakin besar karena para investor telah meningkatkan pertaruhan padanya dibandingkan kepada Donald Trump.

Berdasarkan data opini terbaru menunjukkan bahwa warga Amerika Serikat sudah tidak percaya lagi dengan presiden pertahanan, yaitu Donald Trump. Hasil polling menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat AS menilai Trump telah gagal dalam menangani pandemic COVID-19 hingga menimbulkan banyak kerugian dan masalah di berbagai sektor.

Kondisi ini membuat para trander dan investor lebih meningkatkan pertaruhan untuk kemenangan Joe Biden pada pilpres AS mendatang. Pasar juga telah membuat penyesuaian ekspektasi tentang stimulus fiscal tambahan jika pada akhirnya Biden memegang kekuasaan sebagai presiden Amerika Serikat. 

Di samping itu, keputusan Trump untuk menolak mengikuti debat calon presiden Amerika Serikat juga membuat masyarakat semakin yakin dengan keyakinan untuk memilih Joe Biden. Hal ini juga membuat investor mulai melirik perwakilan dari Partai Demokrat tersebut sebagai pemegang kekuasan di Amerika Serikat pada pilpres mendatang.

Beberapa bank di Wall Street juga mengekspektasikan jika Biden berhasil menang dan Partai Demokrat memegang kursi Senat terbanyak, maka jumlah stimulus fiscal AS bisa menjadi lebih besar dibandingkan dengan rencana sebelumnya. Saat ini peluang taruhan memberikan menang mencapai 70% pada Partai Demokrat.

Negosiasi Pasca-Brexit Belum Final, Pound Tetap Rentan

Walaupun saat ini poundsterling tengah berada di level paling atas dan berhasil mengalahkan Dollar AS, akan tetapi posisinya masih cukup rentan sampai negosiasi pasca-Brexit benar-benar final. Sampai keputusan pasca-Brexit belum final, posisi poundstreling saat ini masih belum aman dan bisa saja melemah kembali.

Poundsterling mulai menguat sejak pekan lalu menyusul pertemuan harmonis antara PM Inggris Boris Johnson dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Pertemuan kedua tokoh tersebut membawa optimistis sehingga mampu mendongkrak nilai tukar poundsterling. Akan tetapi pasar masih menunggu respon dari para pejabat Uni Eropa terhadap hasil dari pertemuan tersebut.

Pada pertemuan antara Johnson dan VDL, mereka sepakat untuk meningkatkan intensitas diskusi tentang brexit dengan tujuan untuk menjembatani kesenjangan signifikan di antara keduanya. Pertemuan dan perundingan tersebut direncanakan akan berlangsung selama dua pekan ke depan. Pertemuan kedua tokoh ini pastinya menumbuhkan optimistis pasar sehingga membuat poundsterling berhasil menguat kembali.

Di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang masih berkepanjangan ini, berbagai kemungkinan memang bisa saja terjadi. Setelah sebelumnya dollar AS anjlok karena keputusan stimulus Trump, kini poundsterling justru semakin menguat. Walaupun demikian, posisi poundsterling masih cukup rentan sampai keputusan negosiasi Pasca-Brexit benar-benar final. Untuk itu terus pantau kondisi perkembangan pasar saham saat  ini untuk update trading selanjutnya.