Pada hari Kamis, 07 September 2020 waktu Asia, Dollar U$D tengah ambruk. Saat ini pasangan GBP/USD mengalami kenaikan tipis sebesar 0.05% menjadi 1.2925 dan memiliki potensi untuk naik sampai $1.2950 an. Hal ini pastinya menjadi kabar baik bagi perekonomian Amerika Serikat di tengah isu ketidakjelasan stimulus COVID-19 yang dilakukan oleh Donald Trump pada Kongres dengan Partai Republik.
Sebelumnya, keputusan Trump terkait stimulus COVID-19 telah memicu aksi jual massif terhadap asset dengan resiko tinggi. AUD/USD sempat terjun bebas hingga lebih dari 1 persen ke nilai 0.7096. Akan tetapi tidak berselang lama, U$D mulai merayap naik kembali pada kirasan 0.7115 sehingga membuatnya berada di posisi aman kembali.
Indeks Dollar AS naik tipis menjadi 93.683 terhadap mata uang lainnya. Menguatnya kembali nilai Dollar AS ini mampu membangkitkan harapan untuk beberapa pengeluaran Amerika Serikat yang meningkatkan sentimen negara. Pasalnya sebelumnya, negeri Paman Sam ini sempat mengalami risk-off akibat keputusan Donald Trump terkait stimulus COVID-19.
Di sini lain kenaikan juga terjadi pada pasangan lain. Pasangan USD/JPY naik tipis 0.07% menjadi 106.03. Padahal semalam safe-haven yen sempat tenggelam ke level terendah tiga minggu di 106.11 per dollar. Sementara itu pasangan dollar AUD/USD mengalami penurunan tipis 0.04% hingga menjadi 0.7136.
Keputusan Donald Trump Sempat Menimbulkan Aksi Risk-Off
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memutuskan untuk mengakhiri negosiasi stimulus COVID-19. Ia memutuskan untuk mengundurnya sampai pilpres selesai digelar. Keputusan ini dibuat karena Trump menuduh partai Demokrat belum ada itikad baik untuk melakukan negosiasi. Hal ini berdampak pada ketidakjelasan status stimulus COVID-19 di negeri Paman Sam tersebut sampai waktu yang belum ditentukan.
Keputusan kontroversional Trump ini sempat membuat para investor terkejut sehingga memicu aksi risk-off serta menekan mata uang komoditas seperti Dollar Australia. Langkah Trump tersebut juga dinilai tidak logis oleh para pengamat dan ekonom mengingat pemilihan presiden tinggal menghitung beberapa minggu lagi.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump telah menghebohkan dunia dengan menghentikan pembicaraan antara Partai Demokrat dengan Partai Republik terkait langkah-langkah stimulus terbaru untuk penanganan COVID-19. Kini, melalui akun twitter-nya, presiden yang penuh kotroversional ini kembali mengungkapkan bahwa ia akan terbuka untuk langkah-langkah pengeluaran bertahap.
Aksi penurunan minat resiko atau risk-off tidak hanya diakibatkan oleh keputusan stimulus Donald Trump saja. Akan tetapi hal tersebut juga dipicu oleh pernyataan terbaru RBA dengan mengisyaratkan akan kembali memotong suku bunga pada bulan November mendatang. Hal ini terjadi karena Bank central Australia tersebut menilai bahwa sepanjang kuartal ke-3 perekonomian domestic belum kunjung membaik.
Dollar U$D Menguat Didukung Oleh Arus Haven Menjelang Risalah FOMC
Menguatnya kembali Dollar U$D ditengah isu ketidakjelasan stimulus yang dilakukan oleh Donal Trump memberikan angin segar untuk perekonomian negeri Paman Sam tersebut. Investor tampaknya mulai mengabaikan penundaan sepihak dalam negosiasi stimulus dalam Kongres AS sehingga aksi risk-off tidak berkelanjutan.
Saat ini pasar ekuitas regional telah bergerak lebih tinggi menjadi lebih luas selama sesi perdagangan Asia-Pasifik. Hal ini dipimpin oleh lonjakan ASX 200 patokan Australia sebesar 1.25% yang disusul oleh pengumuman Anggaran Federal pemerintah lokal pada malam hari waktu setempat.
Nilai emas naik kembali di atas $ 1.880/oz sedangkan perak meroket naik lebih dari 2% meskipun ada kenaikan 2 basis poin dalam imbal hasil Treasury AS 10 tahun. Sentimen investor juga meningkat ditandai dengan lebih banyak pengeluaran dari Federal Reserve AS dalam risalah pertemuan kebijakan moneter Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). Beberapa investor juga terbuka untuk perdebatan lebih lanjut tentang program pembelian obligasi Fed ini.
Keputusan Trump dengan mengundur negosiasi stimulus di saat pemilihan presiden kurang beberapa minggu lagi memang menjadi kontroversi di tengah masyarakat dan pengamat politik Amerika Serikat. Walaupun sempat membuat Dollar ambruk, akan tetapi kini perlahan USD mulai merangkak naik dan menguat. Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak terpancing dengan situasi politik Amerika Serikat saat ini.