Untuk kesekian kalinya Dolar dinyatakan naik. Kabar terakhir dari pasar uang pada hari Kamis kemarin memberikan informasi mengenai nilainya yang terus meningkat.
Dolar membuktikan sebagai mata uang safe haven yang kuat. Terlebih saat ini, Dolar selangkah lebih maju dibandingkan dengan Euro dan Yen. Hal ini membuat Dolar menunjukan taringnya.
Tentunya hal ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Fed terlibat banyak akan kenaikan tersebut. Terlebih, dengan beberapa kebijakannya membuat Dolar semakin pesat setelah satu minggu lalu berada pada level terendah.
Selain the Fed, Ini Penyebab Dolar Naik
Tentu saja, kenaikan Dolar ini karena adanya campur tangan The Fed. The Fed bersikap lebih agresif sehingga membuat Dolar semakin naik. Banyak analis menilai kinerja Fed sangat bagus.
Terlebih, setelah pertemuan beberapa waktu lalu, the Fed menurunkan basis poinnya hingga berada pada angka 50. Hal ini membuktikan bahwa pergerakan Dolar berada pada genggaman the Fed.
Saat itu, Jerome Powell berhasil membuat Dolar terangkat karena mendukung kenaikan suku bunga. Pada pertemuan beberapa waktu lalu, presiden the fed mengungkapkan hal tersebut.
Ternyata, presiden the Fed berhasil mengangkat nilai Dolar berturut-turut setelah mengeluarkan kebijakan untuk mata uang ini. Hal ini membuktikan bahwa ada faktor lain yang membuat Dolar naik, yaitu:
1. Kenaikan Basis Poin
Adanya pengetatan basis poin hingga 50 poin. Pengaruh kenaikan basis poin terhadap suku bunga dibuktikan oleh hal itu. Bahkan suku bunga tersebut naik berturut-turut sejak Desember tahun lalu.
Meskipun the Fed terlibat banyak mengenai pengetatan basis poin tersebut tetapi index Dolar saat itu melesat jauh hingga meninggalkan mata uang versus. Hal ini diperkuat dengan kebijakan Fed.
2. Naiknya Suku Bunga Secara Berturut-turut
Sejak Desember lalu, nilai suku bunga terus meningkat sehingga Dolar kembali terangkat. Terlebih, kenaikannya lebih intens dalam beberapa bulan tersebut. Hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global.
Ekonomi global semakin tidak stabil karena adanya beberapa peristiwa. yaitu perang antara Rusia dan Ukraina menjadi salah satunya. Hal ini mempengaruhi nilai mata uang utama, termasuk Dolar.
3. Menurunnya Nilai Mata Uang Utama
Keterlibatan bank di Eropa semakin memperkuat kenaikan Dolar. Terlebih untuk Euro yang jatuh hingga tertinggal beberapa persen dari nilai Dolar. Maka dari itu, Euro semakin lemah terhadap Dolar.
Euro merupakan salah satu mata uang utama dalam bisnis forex. Maka dari itu, bank ECB turun tangan. Namun, tidak melakukan tindakan agresif seperti Fed. Hal ini membuat Euro tidak stabil.
Posisi Pasar Uang Pada Saat Ini
Beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan nilai Dolar telah dijelaskan sebelumnya. Maka dari itu, harus mengetahui pergerakan mata uang Dolar pada pasar uang kali ini, terutama untuk para trader.
Saat ini Dolar menjadi tolak ukur mata uang karena memiliki kekuatan sebagai the Greenback. Beberapa mata uang versus semakin lemah terhadap Dolar. Bahkan, saat ini Dolar terus naik hingga mencapai 2,3%.
Kenaikan tersebut jauh lebih cepat sejak Juli 2021. Maka dari itu, index Dollar semakin menguat sebesar 0,2%. Nilai tersebut diambil dari perdagangan semua sesi pada beberapa hari lalu.
Maka dari itu, presiden the Fed akan mengkonfirmasi nilai Dolar di pasar forex, pada pertemuan bulan depan. Rencananya FED akan mengeluarkan kebijakan baru pada pertemuan bulan depan.
sehingga banyak analis khawatir atas kebijakan yang diputuskan akan berimbas pada kenaikan suku bunga yang tidak terkontrol. Terlebih, kenaikan tersebut di tengah kondisi pasar tidak stabil.
Kondisi pasar uang tidak stabil membuat Euro menurun. Sejak beberapa minggu terakhir, Euro turun setelah berada pada level tertinggi. Penurunan tersebut terjadi karena peperangan Rusia dan Ukraina.
Selain itu, penurunan Euro juga disebabkan oleh pro dan kontra dari pihak internal ECB. Pejabat ECB mengungkapkan perbedaan pendapat mengenai hal ini. Dengan demikian Euro seperti jalan di tempat.
Presiden ECB mengungkapkan bahwa penurunan Euro adalah hal wajar karena pasar uang memerlukan adanya pemangkasan pertumbuhan suku bunga. Sementara pendapat pejabat lainnya mengharuskan Euro menaikan suku bunganya.
Kondisi global tidak kondusif membuat banyak pihak berjalan mundur karena khawatir
harga forex tidak stabil sehingga membuat beberapa mata uang mengalami penurunan. Namun, Dolar berhasil terangkat karena kinerja bagus FED.