Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan EURO Melemah dalam Dua Pekan Terakhir

EURO Melemah dalam Dua Pekan Terakhir

by Didimax Team

Kabar buruk bagi para investor pada mata uang EURO di dalam sepekan terakhir karena ia terus mengalami pelemahan. Hal itu didapatkan dari data-data ekonomi Zona Euro, seiring dengan penguatan dolar AS dan hangatnya Perang Dagang antara Amerika Serikat dan China. Berikut ulasannya lebih lengkap terkait dengan pelemahan EURO. 

 

 

Kontraksi Data PMI Jerman dan Prancis 

PMI Manufaktur Jerman dan PMI Jasa Prancis sama-sama menunjukkan kontraksi yang semakin parah. Sedangkan PMI Manufaktur Zona EURO juga masih mengalami penurunan meski masih berada di dalam area perluasan. Menjelang konferensi pers kebijakan moneter ECB, EUR/USD menurun hingga 0,39 persen mencapai angka 1.1334. kebijakan bank sentral Eropa memang tidak dirubah, namun diperkirakan akan menyampaikan pernyataan yang sentimen. 

Padahal di bulan sebelumnya, PMI Manufaktur Jerman masih berada di angka 51,5 di dalam area ekspansi. Tapi kemudian menurun terus hingga mencapai angka 49,9 pada januari 2019. Hal ini melesat jauh dari ekspektasi pasar yang memprediksikan hanya akan mencapai angka 51,3. Hal itu dipahami karena laju produksi output pabrk yang terus melemah dalam 69 bulan terakhir. selain juga pelemahan industri otomotif yang ikut berkontribusi. 

Sedangkan untuk PMI Jasa Prancis turun melebihi ekspektasi yang diperkirakan hanya mencapai angka 50,5. Sedangkan kenyataannya menurun hingga angka 47,5. Kontraksi ini sudah terjadi sejak bulan Desember 2018 yakni pada level 49,0. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya bisnis baru hingga ke titik terendah dalam waktu 67 bulan terakhir. 

Khawatir Resesi di Kawasan Euro

Pada rabu ini, Euro sudah mencatat penurunan beruntun hingga sebesar 0,15 persen terhadap dolar AS. Mata uang ini juga melemah nilai tukarnya terhadap Yen dan Pounds. Laporan PMI (Purchasing Managers Index) yang biasanya bisa mencegah justru sebaliknya memberikan rekor yang sangat mengejutkan banyak pihak. Selain juga menyebar isu mengkhawatirkan tentang potensi resesi di Kawasan Euro, meskipun masih belum bisa banyak dipastikan. 

PMI Komposit melaporkan bahwa iklim bisnis Zona Euro masih berada pada angka 51,0 di bulan Januari. Tapi kenyataannya angka itu merupakan rekor terburuk sejak Juli 2013. Meskipun penilaian ini memang sudah memburuk sejak 2018, namun tetap mengejutkan banyak pelaku pasar. Dari laporan tersebut menunjukkan adanya penurunan permintaan dari domestik maupun mancanegara yang akhirnya meluas dari faktor manufaktur hingga jasa. 

Laporan PMI tersebut mengindikasikan bahwa Euro memang telah merosot sejak beberapa waktu terakhir dan rebound yang diharapkan tidak terjadi. Hal ini dianalisa sebagai bagian dari tren yang telah berlangsung selama beberapa waktu dan memang cukup sulit diprediksikan untuk kedepannya. Apalagi dengan penurunan yang menjadi lebih buruk karena rekrutmen tenaga kerja yang juga melemah. 

Pemotongan Proyeksi Pertumbuhan 

Pada sesi perdagangan Kamis 7 Februari 2019, komisi Uni Eropa memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi Zona Euro. Hal itu dilakukan dalam angka yang cukup signifikan untuk tahun 2019 hingga tahun 2020. Pertumbuhan Zona Euro diperkirakan akan melambat hingga 1,3 persen pada tahun 2019 dari yang semula 1,9 persen pada tahun 2018. Sedangkan untuk tahun 2020 diperkirakan akan menguat pertumbuhannya hingga mencapai angka 1,6 persen. 

Hal ini dipahami karena perlambatan ekonomi China dan penurunan ekonomi Uni Eropa. Selain faktor eksternal tersebut juga dipahami bahwa hal ini dipengaruhi oleh aspek internal, yakni perlambatan yang dialami oleh negara maju di kawasan tersebut. Misalnya seperti perlambatan produksi otomotif Jerman yang cukup signifikan, konflik sosial yang terjadi di Prancis dan Anggaran Italia yang belum mendapatkan sinyal positif. 

Hal-hal tersebut penting untuk dipahami oleh para trader karena berpengaruh terhadap bagaimana mereka menginvestasikan dananya pada saham valuta asing. Sebagian mungkin merasa cukup sulit mengingat semua konteks tersebut terjadi di luar Indonesia. Tapi Anda bisa terus belajar dan mengikuti setiap perkembangan beritanya di situs Didimax ini. karena setiap harinya akan terus di update tentang perkembangan ekonomi dunia dan pengaruhnya terhadap pasar saham global. 

Karena mendapatkan keuntungan dari forex hanya bisa Anda dapatkan, jika bisa melakukan analisa terhadap grafik dari berbagai faktor-faktor yang berpengaruh. Sehingga, jangan ragu untuk mengikuti situs Didimax yang menjadi Broker Terbaik di Indonesia ini.